Festival Lampu Colok Karimun, Ubah Ribuan Kaleng Bekas Minuman Jadi Karya Seni

Ia menceritakan proses pembuatan bangunan menyerupai masjid itu dilakukan selama satu bulan secara gotong royong.

"Kami dari IPRALIS kompak pemuda gabungan dari dua RT dan satu RW, ikut menyemarakan lampu colok tahun ini menggunakan 2.900 kaleng bekas minuman," ujarnya kepada TribunBatam.id, Senin malam (17/4/2023).

Di tempat terpisah, pemuda Desa Pangke Kecamatan Meral Barat juga menceritakan masing-masing sibuk berkerja namun tetap berpartisipasi dalam festival lampu colok Karimun.

"Tak sangka meskipun dari kami memiliki kesibukan kerja dan mempunyai kegiatan masing-masing, Alhamdulillah atas kebersamaan kami dapat membuat kerangka lampu colok yang sangat kokoh," timpanya.

Selain itu, proses pembangunan menara menyerupai Masjid hingga konsep islami lainnya itu secara swadaya antara pemuda dan masyarakat setempat.

"Biaya pembangunan merupakan sumbangsih dari Desa dan masyarakat, hingga di malam ini lampu colok menggunakan 4.500 kaleng yang kami gunakan," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karimun, Muhammad Yunus mengatakan antusias masyarakat dalam menyemarakan lampu colok juga tinggi.

"Dapat kita lihat bersama, di tahun ini ada 94 titik lampu colok dan elektrik. Hal ini menandakan bahwa masyarakat telah rindu akan tradisi yang sempat vakum akibat pandemi Covid-19," ujar Muhammad Yunus. (TRIBUNBATAM.id/Yeni Hartati)