KISRUH REMPANG
Warga Rempang Gelar Aksi Solidaritas Tolak Relokasi dan Bantah Pernyataan Bahlil
Warga Rempang gelar aksi solidaritas di Lapangan Sepakbola Kampung Sembulang, Rabu (11/10). Dalam aksi ini, warga kukuh tolak relokasi
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sekitar 1.500 warga dari 16 Kampung Tua Melayu Pulau Rempang menggelar aksi solidaritas di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Rabu (11/10/2023).
Rangkaian kegiatan sholawatan dan penolakan untuk direlokasi menjadi poin utama dalam kegiatan halal bihalal itu.
Selain itu, warga juga menyebutkan aksi kali ini untuk membantah pernyataan maupun keterangan yang disampaikan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang menyebutkan 70 persen warga Rempang telah bersedia direlokasi.
Aksi ini juga sebagai bentuk tolak kekerasan yang terjadi di Kalimatan Barat.
"Kita satu bangsa Melayu jika dicubit badan, kita akan merasa sakit semua," ucap Maswardi, warga Sembulang yang mengikuti aksi.
Di samping itu, Maswardi menyebutkan berkumpulnya warga untuk memperingati perjuangan masyarakat Melayu untuk mendukung perjuangan warga Pulau Rempang pada 11 September 2023 lalu. Tepat sebulan kejadian itu berlalu. Saat itu, aksi berujung ricuh hingga puluhan warga Rempang ditahan polisi.
Baca juga: Relokasi Warga Rempang Masih Berpolemik, Perwakilan 16 Kampung Tua Bersikap
Dalam kegiatan ini, warga menggelar solidaritas sosial dengan mengumpulkan donasi untuk membantu keluarga korban yang ditahan di kantor polisi.
Dari pengumpulan donasi, terkumpul uang pecahan sebesar Rp 7 juta. Uang tersebut nantinya akan disalurkan kepada keluarga mereka yang ditahan polisi.
“Alhamdulillah, di samping kegiatan utama ini kita berhasil mengumpulkan sedikit rezeki dari kawan-kawan yang hadir untuk membantu memberikan sedikit rezeki,” ujarnya.
Uang donasi yang terkumpul itu selanjutnya akan diserahkan kepada keluarga mereka yang ditahan. Harapannya, donasi ini dapat meringankan beban keluarga.
Sementra itu Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur, hadir di tengah-tengah masyarakat Pulau Rempang. Hadir juga tim dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nasional.
Baca juga: Kisah Warga Rempang Pindah di Hunian Sambau, Alat Pancing Ikut Dibawa
Berikut beberapa bait pantun yang disampaikan warga mengisyaratkan penolakan mereka terhadap rencana pemerintah melakukan penggusuran. Disampaikan dengan lantang sebagai sikap warga Rempang. Berikut beberapa pantun yang dibacakan:
Hang Tuah Laksamana berani
Hidup pula di zaman Melaka
Kami takkan lepas tanah ini
Karena tanah ini tanah pusaka
Berkebun Jeruk di tanah hutan ini
Banyak pulak pokok Kueni
Tempat tertanam temuni kami
Hidup dan mati kami di sini
Hendak bane pegi perigi
Nampak terbang si Burung Elang
Untuk apa gedung yang tinggi
Tapi kenangan menjadi hilang
Isnur membuka sambutannya dengan berpantun. Ia menyapa warga Pulau Rempang dan menyatakan YLBHI akan terus mendukung perjuangan warga Pulau Rempang dan Galang.
Perjuangan warga Pulau Rempang dan Galang dalam mempertahankan tanah adalah perjuangan konstitusi.
Ia meminta warga untuk tetap solid. Karena dalam perjuangan ini akan ada ruang yang dimanfaatkan untuk memecah belah perjuangan masyarakat Rempang ini.
“Kami dari YLBHI akan mendukung perjuangan masyarakat Pulau Rempang. Dari Aceh Kalimantan, Makassar sampai Papua, mendukung perjuangan warga Rempang,” kata Isnur.
Dalam kesempatan ini, Isnur juga memastikan kalau aksi solidaritas warga ini secara langsung membantah klaim Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia yang menyatakan bahwa ada 70 persen warga yang setuju untuk direlokasi.
Dalam pertemuan ini, warga justru menolak dan menyatakan sikap untuk tetap mempertahankan kampung-kampung mereka.
Menyusul Isnur yang berbicara di hadapan warga, perwakilan warga dari kampung-kampung yang hadir melakukan orasi singkat.
Mereka mengajak untuk terus berjuang mempertahankan tanah yang diwariskan leluhur mereka.
Mereka juga saling mengingatkan untuk tetap menjaga kebersamaan dan solidaritas. Berjuang bersama mempertahankan ruang hidup mereka.
“Kita di sini punya tanah, bukan mencuri hak orang lain. Tapi itu tanah yang diperjuangkan orang tua kita dulu. Kita pertahankan,” kata salah satu warga.
Kepala Divisi Kampanye Walhi Nasional, Puspa Dewi, mengatakan semangat perjuangan menolak rencana penggusuran ditunjukkan masyarakat Pulau Rempang masih sangat besar dan terus menyala. Keinginan mulia tersebut akan disambut Walhi dengan ikut serta bersama masyarakat Melayu di Pulau Rempang.
Selain itu Tim Solidaritas Nasional yang terdiri dari YLBH, LBH dan Walhi bersama warga menepis bahwa penolakan relokasi warga Rempang ditunggangi pihak asing.
"Itu bohong, dan ini murni kehendak warga 16 titik kampung tua, tidak ada donatur," ucapnya.
Di akhir kegiatan, warga membentangkan spanduk dan karton berisi pesan penolakan terhadap rencana relokasi akibat pembangunan kawasan Rempang Eco City. Aksi warga diakhiri dengan lantunan sholawat.
(TRIBUNNATAM.ID/bereslumbantobing)
Warga Rempang Ziarahi Makam Leluhur, Peringati Setahun Lalu Bentrok dengan Aparat |
![]() |
---|
Terdakwa Aksi Bela Rempang Ini Dijerat UU ITE, Sidang Masih Bergulir di PN Batam |
![]() |
---|
Momen Mengharukan Keluar Dari Rutan, Supiandra Sebut Banyak Sekali Hal yang Dirindukan |
![]() |
---|
21 Orang Aksi Bela Rempang Bebas Hari Ini, Keluarga Menjemput di Rutan Batam |
![]() |
---|
Delapan Terdakwa Kasus Sidang Rempang Divonis Berbeda, Berikut Rinciannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.