Mengulik Cerita Kampung Tua Tanjung Banon di Batam, Namanya Berawal Dari Sekelompok Perompak

Kisah Tanjung Banon di Batam, nama wilayah relokasi Rempang Eco City ini rupanya mengandung kisah yang panjang.

TRIBUNBATAM/BERES
Leman Naser dan istri menunjukkan sala satu barang bukti mangkok kecil tembaga bertuliskan aksara peninggalan sejarah yang didapat dari dapur arang di Tanjung Banon 

“Karena di kuala bulu itu dulu ramai orang Cina tinggal disana. Jadi sering menjadi saaaran para perompak untuk mengambil, candu, ganja dan rempah-rempah dan lainnya,” kata pak Itam.

Sebelum para lanon ini beraksi, akan singgah lewat Tanjung Banon, mereka siangnya berhenti, beristirahat di Tanjung Banon sembari menunggu malam hari.

Namun pas saat tidur, ketua perompak ini tertimpa pohon bakau hingga akhirnya komplotan lanon atau rompak ini pun gagal merompak

“Jadi begitu ceritanya, awalnya dari sekumpulan Lanon (Perompak) yang mau merampok candu (Ganja) dari orang Tionghoa yang ada di selat, sebelum ke tempat tujuan Lanon tersebut singgah dulu di tempat ini, saat Lanon ketiduran ketimpa pohon bakau berserta buahnya akhirnya Lanon tersebut meninggal dunia,” terangnya.

Tak heran nama tempat ini pun dinamai Tanjung Banon, berasal dari Lanon.

Pak Itam menuturkan cerita Tanjung Banon sama dengan kampung lainnya punya sejarah dan pemakaman tua. Bahkan, puluhan tahun lalu ia bersama warga kampung masih merasakan sisah peninggalan sejarah.

Sebab, di Tanjung Banon terdapat satu dapur tua yang menyimpan tumpukan barang-barang antik seperti Guci, mangkok dan alat-alat sejenis benda tajam. Namun barang tersebut sudah mereka jual ke Singapura dan Malaysia kala itu.

“Itu sudah sangat lama, waktu saya dan beberapa warga kampung lainnya masih zaman bujang. Barang-barang itu kita bawak langsung pakai sampan lalu jual ke Singapura. Kalau sekarang sudah tak ada lagi,” beber Itam.

Tinggal di Tanjung Banon, Leman Naser sapaan akrab pak Itam bukan lah orang baru. Ia tau betul sejarah perjalanan kampung tua Tanjung Banun. Sebab, Ia lahir dan dibesarkan di Tanjung Banon.

Kini, pak Itam telah menginjak usia 58 tahun. Ia merupakan anak kelima dari delapan bersaudara. Delapan saudaranya semua tinggal di Tanjung Banun. Blt

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved