BATAM TERKINI
Kepsek SMKN 2 Batam Tanggapi Kabar Siswa Dipaksa Habiskan Jualan Demi Nilai
Kepala SMKN 2 Batam Refio tanggapi kabar siswanya dipaksa habiskan jualan program kewirausahaan sekolah. Jika tak habis, nilai terancam
Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Beredar kabar, siswa di SMK Negeri 2 Batam diduga dipaksa untuk berjualan demi mendapatkan nilai.
Keluhan tersebut disampaikan oleh salah satu orang tua atau wali murid, anaknya dipaksa berjualan tanpa pendampingan dari guru. Jika dagangan tak habis, siswa tersebut takut hal itu akan mempengaruhi nilainya.
Dengan terpaksa siswa itu membeli barang yang dijualnya sendiri agar barang tersebut laris terjual.
"Jadi anak saya itu setiap seminggu sekali itu ada pelajaran Kewirausahaan, tapi kok ini tiap hari berjualan. Jualannya juga di luar sekolah, awal-awal masih dapat pendampingan. Semakin ke sini mereka jualan sendiri," ujar salah seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan, baru-baru ini.
Baca juga: Dewi Aulia Siswi SMKN 2 Batam Wakili Indonesia di Ajang Miss Tourism World 2023
Ia mengatakan, kegiatan kewirausahaan ini dilakukan per kelompok. Apabila barang yang dibawa siswa tak terjual habis, ada tekanan dari gurunya.
"Pernah balik ke sekolah dengan membawa barang jualan tersebut karena tak habis, dan mendapat hukuman, ada ancaman akan mendapat nilai jelek," tambahnya.
Ia mengatakan, saking ketakutan anaknya terpaksa menawarkan ke keluarga dan kerabatnya, bahkan membeli jualannya sendiri agar cepat habis.
"Sampai jualan ke kompleks perumahan dan posisi masih pakai seragam. Pernah juga dimarahi oleh warga dan dinasehati, anak sekolah itu belajar, bukan jualan di kompleks," kata orang tua murid.
Ia kecewa dengan sikap sekolah dan berencana ingin protes ke pihak sekolah.
Terkait keluhan dari orang tua siswa ini, Kepala Sekolah SMKN 2 Batam, Refio mengatakan, program berjualan itu merupakan bagian dari kewirausahaan dan program sekolah.
"Terkait program berjualan itu memang program sekolah bertujuan untuk pembelajaran. Kita kenalkan bisnis management, dasar-dasar bisnis. Kami juga sudah memanggil orang tua murid untuk merapatkan hal ini. Program ini kita kenalkan ke mereka, bahwa lulusan SMK 2 itu bukan dipersiapkan untuk menjadi pekerja saja, namun juga pebisnis atau wirausaha," ujar Refio, Rabu (22/5/2024).
Ia menuturkan sejauh ini belum pernah mendengar informasi anak berjualan di luar sekolah tanpa pendampingan.
"Belum dapat informasi anak berjualan tanpa dampingan, tanpa pengawasan. Kalau ada seperti itu bahaya buat anak-anak. Ada 13 guru kewirausahaan, kami belum dapat laporan tersebut. Semua masih dalam pendampingan kami, kalau untuk yang di luar sekolah itu tidak setiap hari, pasti ada koordinasi dan sudah terjadwal," ungkapnya.
Baca juga: Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad Resmikan Bertuah Edotel di SMKN 2 Batam
Refio menuturkan, ia membenarkan untuk laporan adanya anak sekolah berjualan di luar jam sekolah.
"Ada anak yang ketagihan jualan. Sudah kami tanya. Jadi anak itu kami ajarkan berjualan ternyata malah menjadi jiwa usaha, jualannya berkelanjutan. Jadi sering jualan kemana-mana seperti itu, bukan kami memaksa jualan mereka. Kalau untuk penugasan kelompok, itu lain lagi. Tidak ada di kami memaksa anak berjualan di luar jam sekolah," papar Refio.
Mahasiswi Ungkap Beratnya Jadi Guru di Pulau, Ini Respons Wali Kota Batam |
![]() |
---|
Amsakar Jawab Tuntutan Mahasiswa, Ajak Sosialisasi Kesadaran Warga soal Sampah dan Banjir |
![]() |
---|
BEM SI Kepri Nilai Kebijakan Investasi Batam Jauh dari Kepentingan Rakyat |
![]() |
---|
Batam Jadi Tempat Penyelundupan Manusia, Sepanjang Tahun Polda Kepri Tangkap 84 Mafia TKIĀ |
![]() |
---|
Bahas RKUHAP, DPR RI Kumpulkan Aparat Penegak Hukum di Kepri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.