BATAM TERKINI

Kepsek SMKN 2 Batam Tanggapi Kabar Siswa Dipaksa Habiskan Jualan Demi Nilai

Kepala SMKN 2 Batam Refio tanggapi kabar siswanya dipaksa habiskan jualan program kewirausahaan sekolah. Jika tak habis, nilai terancam

Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Dewi Haryati
Tribunbatam.id/Ucik Suwaibah
BERI TANGGAPAN - Kepala SMKN 2 Batam Refio didampingi sejumlah guru saat beri tanggapan ke wartawan soal kabar siswa diduga dipaksa habiskan jualan demi nilai, Rabu (22/5/2024) 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Beredar kabar, siswa di SMK Negeri 2 Batam diduga dipaksa untuk berjualan demi mendapatkan nilai.

Keluhan tersebut disampaikan oleh salah satu orang tua atau wali murid, anaknya dipaksa berjualan tanpa pendampingan dari guru. Jika dagangan tak habis, siswa tersebut takut hal itu akan mempengaruhi nilainya.

Dengan terpaksa siswa itu membeli barang yang dijualnya sendiri agar barang tersebut laris terjual.

"Jadi anak saya itu setiap seminggu sekali itu ada pelajaran Kewirausahaan, tapi kok ini tiap hari berjualan. Jualannya juga di luar sekolah, awal-awal masih dapat pendampingan. Semakin ke sini mereka jualan sendiri," ujar salah seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan, baru-baru ini.

Baca juga: Dewi Aulia Siswi SMKN 2 Batam Wakili Indonesia di Ajang Miss Tourism World 2023

Ia mengatakan, kegiatan kewirausahaan ini dilakukan per kelompok. Apabila barang yang dibawa siswa tak terjual habis, ada tekanan dari gurunya.

"Pernah balik ke sekolah dengan membawa barang jualan tersebut karena tak habis, dan mendapat hukuman, ada ancaman akan mendapat nilai jelek," tambahnya.

Ia mengatakan, saking ketakutan anaknya terpaksa menawarkan ke keluarga dan kerabatnya, bahkan membeli jualannya sendiri agar cepat habis.

"Sampai jualan ke kompleks perumahan dan posisi masih pakai seragam. Pernah juga dimarahi oleh warga dan dinasehati, anak sekolah itu belajar, bukan jualan di kompleks," kata orang tua murid.

Ia kecewa dengan sikap sekolah dan berencana ingin protes ke pihak sekolah.

Terkait keluhan dari orang tua siswa ini, Kepala Sekolah SMKN 2 Batam, Refio mengatakan, program berjualan itu merupakan bagian dari kewirausahaan dan program sekolah.

"Terkait program berjualan itu memang program sekolah bertujuan untuk pembelajaran. Kita kenalkan bisnis management, dasar-dasar bisnis. Kami juga sudah memanggil orang tua murid untuk merapatkan hal ini. Program ini kita kenalkan ke mereka, bahwa lulusan SMK 2 itu bukan dipersiapkan untuk menjadi pekerja saja, namun juga pebisnis atau wirausaha," ujar Refio, Rabu (22/5/2024).

Ia menuturkan sejauh ini belum pernah mendengar informasi anak berjualan di luar sekolah tanpa pendampingan.

"Belum dapat informasi anak berjualan tanpa dampingan, tanpa pengawasan. Kalau ada seperti itu bahaya buat anak-anak. Ada 13 guru kewirausahaan, kami belum dapat laporan tersebut. Semua masih dalam pendampingan kami, kalau untuk yang di luar sekolah itu tidak setiap hari, pasti ada koordinasi dan sudah terjadwal," ungkapnya.

Baca juga: Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad Resmikan Bertuah Edotel di SMKN 2 Batam

Refio menuturkan, ia membenarkan untuk laporan adanya anak sekolah berjualan di luar jam sekolah.

"Ada anak yang ketagihan jualan. Sudah kami tanya. Jadi anak itu kami ajarkan berjualan ternyata malah menjadi jiwa usaha, jualannya berkelanjutan. Jadi sering jualan kemana-mana seperti itu, bukan kami memaksa jualan mereka. Kalau untuk penugasan kelompok, itu lain lagi. Tidak ada di kami memaksa anak berjualan di luar jam sekolah," papar Refio.

Disinggung apakah jualan ini juga diharuskan untuk habis dan nantinya akan mempengaruhi nilai siswa, ia mengatakan itu sebagai bentuk motivasi.

"Jadi gini, kita memberikan target untuk yang dapat menjual seluruhnya itu biar mereka ada motivasi. Mulai dari berpikir perencanaan bisnis hingga problem apa yang membuat barang itu tidak terjual habis," katanya.

Sebab dengan memberikan target tersebut, dirasa akan menumbuhkan jiwa anak untuk bergerak dan berpikir guna mengevaluasi apa kekurangannya.

"Tidak harus habis, tidak ada hukuman. Kami evaluasi dan beri pembinaan apa yang harus dievaluasi dari penjualan hari ini yang tidak habis. Dari rasa kah, packaging-nya kah, atau strategi marketingnya," imbuhnya.

Sejauh ini pihaknya belum menerima laporan kritikan dari wali murid yang protes dengan program sekolah. Kebanyakan orang tua mengaku bersyukur, sebab anaknya bisa memiliki jiwa bisnis dan mengerti bagaimana sulitnya mencari uang.

"Orang tuanya ini malah banyak yang senang anaknya bisa berjualan. Nambah uang jajannya sendiri meskipun keuntungannya tidak terlalu besar," tutur Refio.

Mengenai oknum guru yang bertindak mengancam para siswa dan terkesan melepaskan anak berjualan tanpa pendampingan, ia akan menindak tegas.

"Kalau ada yang seperti itu, langsung kami panggil, kami ganti. Guru berkewajiban untuk mendampingi dan membimbing, jadi kalau ditemukan seperti itu kami tindak tegas," jelasnya.

Terakhir, ia menegaskan bahwa program berjualan yang dilakukan sekolah merupakan program yang dicanangkan untuk membentuk kebiasaan para siswa untuk berbisnis dan menghadapi dunia kerja setelah lulus sekolah dan diperuntukan untuk semua jurusan.
(Tribunbatam.id/Ucik Suwaibah)

Baca berita lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved