Bank Indonesia Kepri
Para Mahasiswa Belajar Pemberdayaan Usaha Syariah Lewat Seminar FESyar Sumatera 2024
Rangkaian event Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatera 2024, yang diselenggarakan Bank Indonesia di Batam, Kepulauan Riau,
Penulis: Renhard Patrecia Sibagariang | Editor: Agus Tri Harsanto
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Rangkaian event Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatera 2024, yang diselenggarakan Bank Indonesia di Batam, Kepulauan Riau, diisi dengan berbagai seminar dengan tema-tema yang menarik.
Kali ini, Sharia Forum FESyar Regional Sumatera 2024 menyajikan tajuk Pemberdayaan Usaha Syariah, yang diisi empat narasumber, yaitu Ketua MES Batam, Dr Yulfiswandi SE, MM; Wakil Ketua Umum MUI Provinsi Kepulauan Riau, Prof Dr Ir H Chablullah Wibisono, MM; Fashion Entrepreneur, Lina Sukijo, beserta Pimpinan Pondok Pesantren.
Pada kesempatan itu, Yulfiswandi memaparkan tentang prinsip-prinsip kegiatan muamalah yang sejalan dengan syariat Islam. Ia menjelaskan, pada dasarnya kegiatan muamalah diperbolehkan, tetapi dengan menghindari transaksi yang dilarang, contohnya seperti riba, maysir, dan gharar.
"Kegiatan ekonomi itu dalam Islam sejatinya adalah kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan, bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat," ujar Yulfiswandi.
Maka dari itu, dalam bermuamalah, para pengusaha muslim harus senantiasa memperhatikan lima prinsip, yaitu ukhuwah, keadilan, kemaslahatan, keseimbangan, dan universalisme. Artinya, kebermanfaatan ekonomi tidak hanya ditujukan untuk agama atau kelompok tertentu, melainkan seluruh masyarakat.
Ia juga menjelaskan, ekosistem dan keuangan syariah di Indonesia ditopang korporasi di posisi tertinggi, usaha menengah, usaha kecil, usaha mikro, usaha ultra mikro, dan mustahik. Sementara, posisi Indonesia dalam ekonomi syariah global menurut GIEI, berada di urutan keempat, setelah Malaysia, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab.
Baca juga: Bank Indonesia Kepulauan Riau Menggelar Seminar Sertifikasi Halal Produk UMKM
Chablullah Wibisono, menilai, pondok pesantren juga memiliki andil dalam pemberdayaan ekonomi. Kemandirian yang diajarkan kepada para santri menjadi modal penting untuk membangun ekonomi melalui kegiatan kewirausahaan.
Beberapa bentuk kegiatan pemberdayaan ekonomi pesantren, di antaranya, Industri Keuangan Syariah (BPRS, BMT, Koperasi Syariah), Agro Bisnis, Industri Kelautan, Industri Farmasi Herbal, Industri Pakaian Muslim, Percetakan Buku, Industri Makanan, Industri Kesenian/Buah Tangan, hingga menjadi Konten Kreator.
"Di dalam industri keuangan syariah, ada beberapa skema yang bisa dijalankan, yakni skema murabahah, skema salam, skema istisna, skema ijarah, skema mudharabah, dan skema musyarakah," tambah Chablullah.
Seminar ini diikuti oleh ratusan peserta dari umum hingga para mahasiswa. Melalui seminar dan event FESyar Sumatera 2024 ini, Bank Indonesia bertujuan menggeliatkan ekonomi dan keuangan syariah di daerah hingga mendunia. (hsu)
(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)
| Bank Indonesia Kepri Raih Dua Penghargaan saat Hari Jadi ke-23 Provinsi, Bukti Nyata Sinergitas |
|
|---|
| Bank Indonesia Perkuat UMKM Kepri dan Angkat Wastra Melayu |
|
|---|
| Kapolresta Barelang: QRIS Mudahkan Deteksi Tindak Pidana Keuangan |
|
|---|
| BI Kepri Permudah Sedekah Umat Islam dengan Gencarkan QRIS Infak 1000 Masjid |
|
|---|
| BI Kepri Sukses Gelar Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.