BATAM TERKINI
Cerita Pekerja di PT ITS, Pengabdiannya Selama 33 Tahun Tak Dihargai, Kini Banyak yang Jadi Kuli
Namanya Sahir, pria (53) tahun yang telah mengabdikan tenaganya dengan bekerja di PT Indo Tirta Suaka selama puluhan tahun.
Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pemutusan hubungan kerja menjadi momok menakutkan bagi pekerja yang telah mengabdikan diri di sebuah perusahan.
Apa lagi perusahaan tersebut telah menjadi periuk penghasilannya selama puluhan tahun menghidupi keluarga.
Hal tersebut kini dirasakan oleh para buruh yang terdampak PHK yang bekerja di Perusahaan ekspor babi di Pulau Bulan.
Namanya Sahir, pria (53) tahun yang telah mengabdikan tenaganya dengan bekerja di PT Indo Tirta Suaka selama puluhan tahun.
"Sudah setengah hidup saya mengabdi disitu. Sejak tahun 1991, kalau dihitung sudah 33 tahun saya bekerja" ujar Sahir saat ditemui pada Senin, (10/6/2024).
Dia menceritakan selama ia bekerja, ia sudah mengalami turun naik perusahaan, namun pada tahun ini yang terparah.
Ia menjelaskan bahwa PT dibawah naungan Salim Group itu menjadi salah satu Perusahaan ekspor babi terbesar se Asia.
Baca juga: Para Karyawan Unjuk Rasa, Tolak Pesangon 0,5 Persen dari PT Indo Tirta Suaka
"Saya masuk tahun 1991 itu sudah resmi jadi karyawan, basic masih Rp 75 ribu perbulan, saya kan ngga punya pendidikan tinggi, jadi saya bertahan disitu sampai permasalahan ini. Tempat kami jaya jayanya itu tahun 2000an, waktu itu juga dijuluki Perusahaan besar se Asia," katanya
Meski sudah lama bekerja sebagai buruh di PT ITS Pulau Bulan itu, nyatanya tak menutup kemungkinan bahwa dirinya juga menjadi salah satu yang terdepak dari perusahaan.
"Memang sebelumnya untuk kesejahteraan karyawan terjamin, kami pernah dapat bonus, gaji tak ada kendala. Namun semenjak adanya permasalahan pada tahun 2022 itu mulai PT mulai berbeda, dan saya juga terkejut malah kena PHK ini, kemudian dengan pesangon yang pengaliannya 0,5 persen itu menurut saya, kami merasa tidak dihargai," katanya.
Masih di lokasi yang sama, Yoseph yang telah bekerja dari tahun 1996 juga mengungkapkan kekecewaannya kepada pihak perusahaan.
Baca juga: Serikat Pekerja Batam Bakal Demo Tolak Tapera Program Pemerintah
"Yang kami harapkan sebenarnya kenapa perusahaan tidak terbuka dengan kami. Kami mendedikasikan kerja kami selama itu di PT Indo Tirta Suaka, namun dari pihak managemen tak ada yang mau memberikan penjelasan dan titik terang kepada kami agar kami bisa mengutarakan kegundahan kami," kata Yoseph.
Selama 28 tahun itu, Yoseph juga menceritakan bagaimana perusahaan tersebut jatuh bangun pada masanya.
"Pernah ada permasalahan sebelumnya, namun kami masih mendukung perusahaan ini, ini yang kali ketiga. Dan menurut saya ini yang paling berat bagi kami," tutur Yoseph.
Yoseph melanjutkan, pada saat dirinya mulai bekerja keberadaan karyawan sangat banyak, bahkan sampai 1000 lebih karyawan.
Pasutri di Batam Ditemukan Tewas di Rumah Kontrakan, Ternyata Baru Pindah Dari Jawa |
![]() |
---|
Kondisi Pasutri yang Tewas di Batam, Mulut Istri Berlumuran Darah, Suami Terikat Tali di Leher |
![]() |
---|
Dua Jenazah yang Ditemukan di Rumah Kontrakan di Batam Ternyata Suami Istri |
![]() |
---|
BREAKINGNEWS, Pria dan Wanita di Batam Ditemukan Tewas Dalam Kondisi Tragis di Rumahnya |
![]() |
---|
Mahasiswi Ungkap Beratnya Jadi Guru di Pulau, Ini Respons Wali Kota Batam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.