Waspada DBD di Batam, Batu Ampar Rawan, Batam Kota dan Bengkong Catat Kasus Tertinggi

Data Dinkes Batam, Batam Kota dan Bengkong catat kasus DBD tertinggi di Batam. Meski begitu, Batu Ampar termasuk daerah rawan

Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Ucik Suwaibah
DEMAM BERDARAH DENGUE - Foto jentik-jentik nyamuk di bak yang terisi air, Minggu (13/10/2024). Pemko Batam terbitkan Surat Edaran Wali Kota Batam No.1 Tahun 2024 tentang Kewaspadaan Dini Peningkatan Kasus DBD. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Memasuki musim penghujan, Kota Batam menghadapi ancaman serius penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di berbagai wilayah. 

Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam yang diterima Tribun Batam, hingga saat ini Kecamatan Batam Kota mencatat jumlah kasus tertinggi dengan 87 kasus. 

Namun, dari segi risiko penyebaran, Kecamatan Batu Ampar justru menjadi wilayah paling rawan dengan Incidence Rate (IR) tertinggi, yaitu 78 kasus per 100.000 penduduk.

Kepala Dinas Kesehatan Batam, Didi Kusmarjadi, mengatakan, meskipun jumlah kasus di Batu Ampar lebih rendah dibandingkan Batam Kota, dengan 49 kasus, tingkat infeksi di Batu Ampar sangat tinggi jika dilihat dari proporsi penduduknya. 

Baca juga: Satu Pasien Demam Berdarah di Batam Meninggal, Simak Data DBD Hingga Oktober 2024

"Batu Ampar mencatat IR sebesar 78 per 100.000 penduduk. Ini adalah yang tertinggi di Batam, menandakan risiko penularan DBD di sana lebih besar dibanding kecamatan lainnya," ujar Didi saat dikonfimasi, Minggu (13/10/2024)

Selain Batu Ampar, Kecamatan Batam Kota dan Bengkong juga menjadi sorotan. 

Batam Kota mencatat 87 kasus DBD dengan IR sebesar 43 per 100.000 penduduk, menjadikannya sebagai kecamatan dengan jumlah kasus tertinggi. 

Namun, Bengkong juga menunjukkan angka yang signifikan dengan 86 kasus dan IR 66 per 100.000 penduduk.

"Di Bengkong, kita melihat IR yang cukup tinggi, meskipun jumlah kasusnya mendekati Batam Kota, tingkat infeksi per jumlah penduduk menunjukkan risiko yang tidak bisa diabaikan," jelas Didi Kusmarjadi.

Lalu, Kecamatan Sagulung mencatat 76 kasus dengan IR 34 per 100.000 penduduk, disusul oleh Sekupang dengan 75 kasus dan IR 42 per 100.000 penduduk. 

Sementara itu, Batu Aji mencatat 51 kasus dengan IR 35 per 100.000 penduduk.

Baca juga: Demam Berdarah di Lingga Kepri Naik, Dinkes Temukan 2 Kasus Baru DBD

"Kasus DBD tersebar di berbagai kecamatan, dan masing-masing wilayah memiliki tingkat risiko berbeda," lanjutnya.

Untuk menekan angka kasus DBD, Pemerintah Kota Batam Batam telah mengambil beberapa langkah strategis. 

Salah satunya menerbitkan dan menyosialisasikan Surat Edaran Wali Kota Batam No.1 Tahun 2024 tentang Kewaspadaan Dini Peningkatan Kasus DBD. 

Melalui surat edaran ini, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan lonjakan kasus DBD, terutama di musim penghujan.

“Kami juga telah membentuk Jumantik Rumah, Jumantik Perkantoran, dan mengintensifkan pengawasan di tempat-tempat umum melalui Surat Edaran Walikota Batam No.23 Tahun 2024. Ini adalah langkah preventif yang penting untuk memantau penyebaran jentik nyamuk di lingkungan sekitar," ungkap Didi.

Tak hanya itu, Pemko Batam juga menggalakkan Gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, serta tambahan tindakan pencegahan lainnya), dan menggerakkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J). 

Baca juga: Dua Warga Singkep Lingga Terjangkit DBD, Dinkes Minta Warga Lakukan PSN Dibanding Fogging

"Melalui G1R1J, setiap rumah tangga wajib memiliki satu juru pemantau jentik untuk memastikan tidak ada tempat berkembang biaknya nyamuk penyebab DBD," kata Didi.

Dengan langkah-langkah antisipatif ini, diharapkan angka kasus DBD di Batam dapat ditekan dan risiko penyebaran virus dapat diminimalisir.

Berikut ini data yang Tribun Batam terima per 12 Oktober 2024.

Distribusi kasus DBD per kecamatan yg tertinggi yaitu:
 
1. Kecamatan Bengkong 86 kasus (IR 66/ 100.000 Penduduk)
2. Kecamatan Batam Kota 87 kasus (IR 43/100.000 Penduduk)
3. Kecamatan Sagulung 76 kasus (IR 34/100.000 Penduduk)
4. Kecamatan Sekupang 75 kasus (IR 42/100.000 Penduduk)
5. Kecamatan Batu Aji 51 kasus (IR 35/100 000 Penduduk)
6. Kecamatan Batu Ampar 49 kasus (IR 78 /100.000 Penduduk). (Tribunbatam.id/Ucik Suwaibah)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved