Banjir di Tembesi Tower

Nasib Warga Tembesi Tower Batam, Banjir Lebih 31 Kali, Kini Tim Terpadu Kirim SP1

Warga Tembesi Tower kembali dalam bayang-bayang ancaman penggusuran selain banjir yang puluhan kali sudah mereka rasakan. Ada apa sebenarnya?

TribunBatam.id/Istimewa
TEMBESI TOWER BATAM - Tangkap layar banjir di Batam yang merendam permukiman warga Tembesi Tower, Kecamatan Sagulung, Rabu (25/9/2024). Banjir dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter merendam tiga RT di lingkungan itu. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Warga RW 16 Tembesi Tower, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tak hanya hidup dalam bayang-bayang banjir.

Sedikitnya 270 KK di RW 16 Tembesi Tower Batam kini harus hidup dalam bayang-bayang penggusuran.

Surat peringatan pertama alias SP1 yang dikirimkan tim terpadu kepada mereka jadi penandanya.

Tim terpadu yang terdiri dari Pemko Batam, Polda Kepri, Satpol PP dan Ditpam BP Batam mengirimkan SP1 ke warga Tembesi Tower pada Senin (21/10).

Soal banjir, seorang warga Tembesi Tower, Joko kepada TribunBatam.id mengaku jika banjir merupakan ke-31 kalinya.

Pria yang sudah 15 tahun bermukim di Tembesi Tower itu bahkan terpaksa mengungsi di TPQ-Al Hidayah, Gang Kamboja, RT 01/RW 16 saat banjir terjadi pada Kamis (26/9/2024).

Menurutnya, banjir di Batam terparah muncul sejak adanya pembangunan kawasan industri tak jauh dari permukiman mereka.

Dampak banjir di Tembesi Tower Batam ini sejumlah alat produksi roti seperti oven miliknya tak bisa digunakan.

Ia menaksir kerugian mencapai Rp 70 juta. 

"Sampai sekarang rumah belum bisa ditempati," ucap warga Gang Melati RT 01/RW 16 ini.

Ketua RW 05 Tembesi Tower, Kecamatan Sagulung Dedi Cahyadi saat dihubungi mengatakan,  banjir yang merendam rumah warga tersebut merupakan banjir terparah selama 25 tahun tinggal di Tembesi Tower.

Dedi mengatakan, banjir di Batam ini terparah terjadi setelah adanya pembangunan kawasan industri tak jauh dari permukiman mereka selama setahun terakhir.

Baca juga: Mengapa Tembesi Tower Batam Bisa Banjir Parah? Drainase Atau Gegara Proyek?

"Ini lahan di Tembesi diberikan kepada investor untuk pengembangan kawasan. Hal tersebut membuat lokasi tempat kami tinggal banjir," keluh Dedi kepada TribunBatam.id.

Catatan TribunBatam.id mengungkap banjir di Tembesi Tower terjadi pada Senin (14/10/2024).

Ketika itu, ketinggian air mencapai dada orang dewasa.

Air bahkan masuk ke surau tempat warga biasa beribadah.

Untuk kesekian kalinya pula, banjir di Tembesi Tower Batam itu kembali viral di medsos.

Nama Tembesi Tower Sagulung Batam sebelumnya menyita perhatian setelah DPRD Batam mendatangi permukiman mereka, Selasa (14/5).

Baca juga: Cari Solusi untuk Banjir di Tembesi Tower, Kepala DBMSDA Batam 8 Kali Rapat

Kegiatan yang biasa disebut inspeksi mendadak (sidak) itu hendak meminta penjelasan terkait data ROW jalan Letjend Suprapto yang rencananya bakal mendapat pelebaran jalan.

Wacana penggusuran di Batam itu muncul setelah muncul surat peringatan kedua yang ditandatangani Kasatpol PP Batam, Imam Tohari.

Dalam surat peringatan kedua itu, warga diminta segera membongkar bangunan terhitung 23 April 2024 hingga 25 April 2024.

Surat peringatan kedua itu diterima warga Tembesi Tower pada 22 April 2024.

Tepatnya, bagi mereka yang tinggal lebih dari row 100.

Kasatpol PP Batam, Imam Tohari menyebutkan, tidak hanya permukiman RW 16 Tembesi Tower saja yang terkena dampak pelebaran jalan di Batam ini.

Baca juga: Berita Populer Batam Hari Ini, Banjir Tembesi Tower, Penemuan Mayat Wanita Hingga Pasir Laut

Namun Top 100 Tembesi menurutnya juga kena imbasnya.

Dua Opsi

Lahan tempat permukiman warga Tembesi Tower Batam diklaim pengelolaannya oleh PT Tanjung Piayu Makmur (PT TPM).

Perusahaan pengembang dan pengelola kawasan industri ini memiliki kuasa di atas lahan seluas kurang lebih 100 Hektare di Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). 

Direktur PT Tanjung Piayu Makmur (TPM), Anwar menyebut jika saat ini mereka terus menunjukkan progres dalam melaksanakan aktivitas pembangunan. 

Dari mereka pula, tim terpadu pada Senin (21/10) telah mengirimkan SP1 kepada warga Tembesi Tower

Khususnya kepada warga RW 16 yang mereka sebut menduduki lahan PT TPM.

Baca juga: Banjir di Tembesi Tower Batam Sedada Orang Dewasa: Ya Allah Surau Kami Masuk Air

Melalui Surat Peringatan Pertama ini, tim terpadu dengan tegas mengimbau warga Tembesi Tower RW 16 untuk secara sukarela segera membongkar bangunan sebelum dilakukan pembongkaran paksa.

Pembagian SP1 ini dilaksanakan setelah sebelumnya dilakukan sosialisasi oleh tim terpadu terhadap warga Tembesi Tower RW 16.

Penerbitan SP1 oleh tim terpadu merupakan bentuk tindakan pembinaan, penegakan hukum dan penertiban terhadap penguasaan fisik, penyerobotan, dan/atau pendudukan tanah tanpa izin oleh Warga Tembesi Tower RW 16.

Terlebih lagi menggarap, menanam, dan/atau mendirikan bangunan liar di atasnya.

“Penerbitan dan pendistribusian SP1 oleh Timdu juga merupakan bentuk dukungan seluruh unsur Pemerintah Kota Batam dalam memulihkan hak atas tanah dan hak pemanfaatan tanah yang dialokasikan kepada PT TPM untuk pengembangan industri di Kota Batam,” jelas Anwar, Direktur PT Tanjung Piayu Makmur dalam keterangan yang diterima TribunBatam.id, Selasa (29/10/2024).

Baca juga: Banjir di Kampung Tembesi Tower Batam Belum Surut hingga Banyak Perabotan Rusak

PT Tanjung Piayu Makmur senantiasa mendukung pelaksanaan pembebasan lahan melalui pemberian sagu hati.

Atau melalui alokasi Kaveling Siap Bangun (KSB) yang sudah siap digunakan untuk penyelesaian permasalahan permukiman ilegal warga Tembesi Tower RW 16 yang menduduki lahan PT TPM. 

Mereka memahami bahwa meninggalkan rumah tempat tumbuh besar adalah hal yang sulit.

Namun, manajemen PT TPM yakin bahwa dengan dukungan dari pemerintah dan perusahaan,  warga Tembesi Tower akan dapat membangun kehidupan baru yang lebih sejahtera di Sei Daun Piayu.

Relokasi ini menurut mereka bukan hanya sekadar perpindahan tempat tinggal.

Baca juga: PT Tanjung Piayu Makmur Jamin  Dokumen Legalitas Kepemilikan Lahan Relokasi Bagi Warga Tembesi Tower

Tetapi juga merupakan kesempatan bagi warga untuk memulai babak baru dalam hidup dengan kualitas hidup yang lebih baik.

Kawasan Sei Daun Piayu telah dirancang dengan matang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk fasilitas pendidikan, kesehatan dan pusat perbelanjaan.

Anak-anak akan memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas.

Sementara para orang tua dapat menemukan peluang usaha baru.

Surat Peringatan 1 yang telah dikirimkan beberapa waktu yang lalu sudah berjalan sesuai prosedur yang ada.

"Kami imbau untuk 270 KK yang masih tinggal di Tembesi Tower dapat segera sepakat untuk mengambil sagu hati serta kaveling siap bangun yang telah kami sediakan sebelum SP3 dikirimkan oleh Tim Terpadu Pemko Batam,” ucap Anwar. (TribunBatam.id/Aminuddin/Ucik Suwaibah/*)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved