Malaysia Tangkap Nelayan Natuna

Malaysia Tangkap Nelayan Natuna Kepri, Seniwati Menangis Ingat Pesan Suami via Telepon

Istri nelayan Natuna Provinsi Kepri yang ditahan otoritas Malaysia tak kuasa menahan tangis berharap kepala keluarga mereka pulang dengan selamat.

TribunBatam.id/Birri Fikrudin
NELAYAN NATUNA - Istri nelayan Natuna, Provinsi Kepri saat ditemui di kediamannya, Selasa (12/11/2024). Otoritas keamanan Malaysia menangkap sejumlah nelayan Natuna saat melaut, Sabtu (9/11) dini hari. Satu di antara yang menanti suaminya pulang dengan selamat ialah Seniwati (31 tahun, paling kiri). 

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Seniwati, istri Adiyurdani, nelayan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang ditahan otoritas keamanan Malaysia saat melaut tak kuasa menahan bulir air matanya.

Wanita 31 tahun itu bingung setelah sang suami mengabarkan kondisinya lewat telepon pada Minggu (10/11) atau satu hari setelah Malaysia menangkap nelayan Natuna, Provinsi Kepri saat melaut.

Pesan suami melalui telepon itu kembali membuat tangis Seniwati pecah. 

"Waktu itu saya ditelepon suami. Dia bilang kalau mereka ditangkap di Malaysia. Dia juga pesan untuk banyak-banyak berdo'a, jaga anak-anak ya," ujar Seniwati sambil menahan air mata, Selasa (12/11/2024).

Selain sang suami, terdapat dua anggota kapal lainnya, Dedi Antoni dan Zulkifli.

Baca juga: Kejadian Lagi, 3 Nelayan Natuna Ditangkap APMM Malaysia, Ini yang Dilakukan Pemkab Natuna

Keduanya masih ada hubungan keluarga, yakni adik ipar dan keponakan.

Otoritas laut Malaysia menangkap nelayan Natuna itu pada Sabtu (9/11) dini hari.

Mereka diduga melanggar batas perairan Malaysia.

Bagi Seniwati, Adiyurdani bukan hanya sekadar suami, tapi juga tulang punggung keluarga yang menjadi satu-satunya tumpuan hidup. 

Mereka telah bersama selama hampir 20 tahun, menjalani hidup dalam kesederhanaan namun penuh kebahagiaan, membesarkan empat anak dengan penuh perjuangan. 

Baca juga: Nasib 3 Nelayan Bintan Kepri yang Ditangkap Malaysia, KJRI Johor Baru Dalami Kasusnya

Namun, sejak suaminya pergi melaut 12 hari yang lalu, Seniwati harus menjalani hari-harinya dalam ketidakpastian, dihantui kekhawatiran dan doa yang tak pernah putus.

“Semenjak ditinggal suami melaut dan dikabarkan ditangkap, perasaan saya bercampur dan tidak bisa berkata-kata,” ujarnya, yang semakin larut dalam kesedihan. 

Terutama si bungsu yang masih berusia tiga tahun, yang sering menangis karena rindu ayahnya.

"Dia itu nggak bisa jauh dari ayahnya, dan sekarang setiap malam menangis cari ayahnya, rasanya sangat sedih," tambahnya.

Setiap hari, Seniwati berusaha menahan kesedihannya di depan anak-anaknya, mencoba tetap tegar meski air matanya tak mampu lagi terbendung.

"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan, suami saya satu-satunya yang mencari nafkah, untuk saat ini, saya belum punya pekerjaan dan hanya bisa mengandalkan bantuan dari keluarga dekat," katanya dengan tatapan kosong.

Baca juga: Asmawi Nelayan Natuna yang Dilaporkan Hilang Ditemukan Selamat, Kondisinya Lemah

Cemas makin terasa karena kapal yang digunakan suaminya, KM Serba Biru masih dalam proses menyicil.

Dari hasil tangkapan ikan, biasanya sebagian uang digunakan untuk mencicil kapal, sebagian lagi mereka gunakan untuk kebutuhan hidup.

"Per bulan biasanya suami saya bawa pulang uang sekitar Rp 1,5 hingga 2 juta, cukuplah untuk kebutuhan kami," ungkapnya.

Di tengah kecemasan, Seniwati berharap pemerintah bisa memberikan bantuan hukum untuk membebaskan suami dan dua nelayan lainnya.

"Saya berharap pemerintah bisa membantu, memberikan bantuan hukum untuk suami saya, dan mereka bisa segera pulang, semoga suami saya di sana baik-baik saja, dan bisa segera kembali berkumpul bersama kami," harapnya.

Baca juga: Izin Pergi ke Laut Cari Gurita, Nelayan Sedanau Natuna Belum Pulang Hingga Hari Ini

Tak hanya Seniwati yang merasa terpukul, Zunarti (29), adik kandung Adiyurdani dan istri Dedi Antoni juga tak mampu menyembunyikan kecemasannya.

"Kami sangat syok dan sedih, biasanya mereka sepuluh hari melaut, lalu pulang," tuturnya. 

Mengingat suaminya yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar, Zunarti dilanda kecemasan yang mendalam. 

"Kami tak tahu kalau mereka melaut hingga perbatasan, yang kami tahu mereka pergi cari ikan, kami hanya ingin suami kami pulang, anak-anak kasihan merindukan mereka," ungkapnya penuh harap.

Saat ini, bantuan dari Pemkab Natuna berupa sembako, seperti beras, minyak, dan telur, telah diberikan untuk membantu kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Usai Dilimpahkan, Polisi Akan Selidiki Kasus Sabu yang Ditemukan Nelayan di Karimun

"Alhamdulillah, bantuan itu sangat membantu kami, terima kasih sekali," ujar Zunarti. 

Namun, di balik bantuan tersebut, harapan terbesar mereka adalah kabar baik tentang kebebasan suami mereka.

Di rumah mereka yang sederhana, Seniwati dan Zunarti hanya bisa menunggu dalam doa.

Berharap agar pemerintah, baik daerah maupun pusat dapat segera membantu membebaskan suami-suami mereka yang tengah menghadapi cobaan berat di negeri seberang. (TribunBatam.id/Birri Fikrudin)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved