POLEMIK TEMBESI TOWER BATAM

Cerita Rahmat 17 Tahun Tinggal di Tembesi Tower Batam, Bertahan Karena Kenangan

Rahmat, warga Tembesi Tower Batam cerita, ia sudah 17 tahun lamanya tinggal di kawasan itu. banyak kenangan di sana dari dia lajang hingga berkeluarga

Penulis: Pertanian Sitanggang | Editor: Dewi Haryati
Ian Sitanggang
RUMAH DI TEMBESI TOWER - Rumah mewah di Tembesi Tower Batam sebelum dirobohkan oleh Tim Terpadu Kota Batam, Rabu (8/1/2025). 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Tim Terpadu Batam melakukan penertiban bangunan di Tembesi Tower, Kecamatan Sagulung, Rabu (8/1/2025).

Penertiban ini menyusul permintaan dari PT Tanjung Piayu Makmur (TPM) sebagai penerima alokasi lahan dari BP Batam, yang akan segera mengembangkan kawasan tersebut.

Sejumlah warga Tembesi Tower Batam yang masih bertahan di lokasi, dibuat pasrah melihat banyaknya personel gabungan yang dikerahkan.

Di antara warga Tembesi Tower Batam yang bertahan itu ada Rahmat. Ia bercerita, sudah 17 tahun lamanya tinggal di kawasan tersebut, sejak masih lanjang hingga kini punya tiga orang anak.

Baca juga: Potret Warga Tembesi Tower Batam Evakuasi Barang dan Ternak saat Penertiban Bangunan

Banyak kenangan tak terlupakan di sana. Itu pula yang menjadi salah satu alasan Rahmat tetap bertahan di Tembesi Tower, hingga akhirnya tim terpadu datang meratakan rumahnya hari ini.

Rahmat mengatakan, dirinya sudah tinggal di Tembesi Tower sejak 2007 lalu.

"Sejak saya masih lajang dan punya istri serta tiga orang anak, tetap tinggal di Tembesi Tower. Jadi karena masih ada warga bertahan, saya juga tetap bertahan," kata Rahmat.

Sebelum penertiban hari ini, Rahmat mengakui dia sering didatangi oleh pihak perusahaan dan perangkat RT/RW. Bahkan Rahmat pun sering ikut rapat-rapat mengenai rencana penggusuran di Tembesi Tower.

Namun karena rumah yang ditinggalinya di Tembesi Tower itu banyak kenangan, dan masih ada warga yang bertahan, Rahmat menolak seluruh tawaran yang diberikan perusahaan.

"Kami sudah ditawarkan ganti rugi sesuai dengan nilai bangunan. Tapi sejak awal memang kami menolak," kata Rahmat.

Rahmat mengaku sedih melihat rumahnya dirobohkan. Tetapi dirinya juga tidak bisa berbuat apa-apa.

''Jumlah kami yang bertahan tidak sebanding dengan petugas yang datang. Jadi kita mau bilang apa lagi, kita pasrahlah rumah kita dirobohkan," kata Rahmat.

Laki-laki itu mengaku, untuk sementara dia dan keluarganya akan tinggal di rumah saudaranya sambil mencari kontrakan.

"Mau tinggal dimana lagi, rumah saya memang hanya ada di sini," kata Rahmat.

Alat berat merobohkan bangunan rumah warga Tembesi Tower Batam
Alat berat merobohkan bangunan rumah warga Tembesi Tower Batam (Beres)


Sebelum rumahnya dirobohkan, mereka masih diberikan kesempatan untuk datang ke kantor TPM.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved