POLEMIK TEMBESI TOWER BATAM

Warga Tembesi Tower Batam Tak Berdaya Rumahnya Dibongkar, Kini Bingung Tinggal Dimana

Warga Tembesi Tower Batam tak berdaya rumah mereka dibongkar petugas Tim Terpadu, Rabu (8/1). Kini mereka bingung mau tinggal dimana

Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
Beres
Alat berat dikerahkan untuk merobohkan bangunan rumah warga Tembesi Tower Batam, Rabu (8/1/2025). Kini warga yang masih bertahan di lokasi sebelum penertiban bangunan, bingung mau tinggal dimana 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Proses penertiban bangunan di Kampung Tembesi Tower Batam, Rabu (8/1/2025), sempat menyita perhatian.

Itu karena ada upaya warga yang bertahan di Tembesi Tower Batam untuk mempertahankan rumah mereka supaya tak dibongkar paksa. Namun warga pun tak berdaya melawan kekuatan aparat.

Sejumlah warga Tembesi Tower Batam yang mencoba bertahan di dalam rumah mereka, akhirnya digotong paksa keluar oleh petugas tim terpadu. Tim ini gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP, dan Ditpam BP Batam.

Bahkan, permintaan warga agar diberikan waktu tambahan satu hari untuk mengosongkan rumah dan mencari kontrakan sementara, tidak dihiraukan.

Baca juga: Cerita Rahmat 17 Tahun Tinggal di Tembesi Tower Batam, Bertahan Karena Kenangan

Seorang tokoh masyarakat Tembesi Tower, Erik memohon kepada Kapolresta Barelang Kombes Pol Heribertus Ompusunggu untuk memberikan dispensasi kepada warga.

“Kami mohon, Pak Kapolres, berikan kami waktu satu hari saja. Kami akan kosongkan rumah dan angkut barang-barang kami,” ujar Erik dengan nada penuh harap.

Namun, Kapolres menegaskan bahwa pembongkaran bangunan telah sesuai prosedur dan aturan.

"Ini sudah berdasarkan SOP, surat peringatan (SP) 1, 2, dan 3 telah dikeluarkan. Kami tidak bisa menunda lagi, hari ini tetap harus dilakukan pembongkaran,” tegas Kapolres sebelum meninggalkan lokasi.

Ketua RW 16, Fachrudin, mengungkapkan masih ada sekitar 300 warga yang menolak rumahnya digusur, karena merasa belum mendapatkan ganti rugi atau relokasi yang layak.

Ia juga menyebut, banyak warga yang belum memiliki tempat tinggal alternatif, sehingga merasa bingung setelah rumah mereka dirobohkan.

“Proses ini memang berat bagi warga. Banyak yang belum tahu akan tinggal di mana setelah ini,” ujar Fachrudin.

Tim terpadu keluarkan barang perabotan rumah tangga warga dari dalam rumah
Tim terpadu keluarkan barang perabotan rumah tangga warga dari dalam rumah (Beres)

Di tengah pembongkaran, beberapa warga hanya bisa menyaksikan rumah mereka diratakan dengan tanah, sambil meratapi barang-barang yang berhasil diselamatkan. Situasi ini menambah keprihatinan di lokasi.

Hingga siang hari, alat berat terus bekerja merobohkan bangunan, sementara warga yang terdampak hanya bisa berharap ada solusi yang lebih manusiawi di masa mendatang.

Warga Tembesi Tower, Nanang Hartanto mengutarakan kekecewaannya dengan adanya penggusuran itu.

"Peringatan memang ada, tapi sebenarnya kami memiliki kuasa hukum dan surat-surat yang boleh dikatakan sangat lengkap," kata pria yang telah tinggal selama 25 tahun di Tembesi Tower ini.

Baca juga: Potret Warga Tembesi Tower Batam Evakuasi Barang dan Ternak saat Penertiban Bangunan

Menurutnya, pemukiman di Tembesi Tower bukanlah rumah liar (ruli). Sebab rumah di lokasi itu telah dimasuki listrik, air dan pengaspalan jalan oleh Pemerintah Kota Batam. Ditambah lagi warga telah membayar pajak tiap tahunnya.

Menurutnya, sebagian warga bahkan belum menyetujui dan mengambil ganti rugi dari perusahaan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved