IBU ANIAYA ANAK DI BATAM
Nasib Balita di Batam yang Diduga Dianiaya Ibunya, Kini Diasuh Kakak, PPA Dampingi Korban
Kasus balita di Batam dengan mulut terluka yang diduga dianiaya oleh ibunya di Sagulung kini mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk UPTD PPA
Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kasus balita di Batam dengan mulut terluka yang diduga dianiaya oleh ibunya, RH di Sagulung, kini mendapat perhatian dari berbagai pihak.
Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Batam, Dedy Suryadi, mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penjangkauan ke lapangan untuk memberikan pendampingan terhadap korban dan traking riwayat ibu tersebut.
"Kami melakukan pendekatan kepada ibu korban dan memantau kondisi anak. Anak ini masih tampak ketakutan, sehingga kami memastikan ia berada dalam lingkungan yang nyaman. Dan saat ini, anak lebih nyaman bersama kakaknya yang melaporkan kejadian ini," ujar Dedy, Rabu (22/1/2025).
Menurutnya, ibu korban saat ini berada di Polsek Sagulung untuk menjalani pemeriksaan.
Baca juga: Kasus Ibu Aniaya Anak di Batam, Pemerhati Anak Minta Polisi Pastikan Kejiwaan si Ibu
Ia menyebut dari informasi awal, menunjukkan ibu korban tidak memiliki gangguan jiwa, namun memiliki tingkat intelektual rendah.
"Kita ingin memastikan kondisi kejiwaannya dengan melibatkan tim medis dan ahli ya. Nah, ternyata tidak ada indikasi gangguan jiwa. Untuk membuktikan itu tentu ada kerja sama dengan tim kejiwaan di RSUD. Bu Bidan dari Sagulung hingga siang ini masih mendampingi pelaku itu. Tapi ini kita traking lagi bagaimana hasilnya," sambungnya.
Dedy menambahkan, pihaknya juga memberikan penguatan kepada kakak korban, JE (18) untuk menjaga adiknya sementara waktu.
"Karena anak ini paling nyaman dengan kakaknya, jadi kami berikan arahan dan pendampingan agar kakaknya mampu mengasuh adiknya dengan baik," tambah Dedy.
Dalam penjelasannya dari hasil penelusuran, keluarga ini juga memiliki dinamika kekeluargaan.
Dedy mengungkapkan, ibu korban adalah anak angkat dalam keluarga tersebut dan memiliki riwayat pendidikan di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB).
"Kondisi keluarga ini terbilang disfungsional. Mereka tidak memiliki identitas yang jelas seperti BPJS, sehingga sulit terdata dalam layanan sosial," tambahnya.
Untuk langkah berikutnya, UPTD PPA akan terus memantau perkembangan korban dan mengevaluasi kemampuan ibu dalam mengasuh anak.
"Kalau nanti kita traking jika ibu tidak mampu mengasuh, maka anak ini kemungkinan akan tetap diasuh oleh kakaknya. Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan puskesmas untuk koordinasi dan memberikan perhatian kepada korban dan keluarga ini," paparnya.
Baca juga: Ibu di Batam Aniaya Balita, Suami Tak Percaya Istri Pukul Anak Semata Wayangnya
Kasus ini mencuat setelah sebuah video berdurasi 39 detik viral di media sosial, memperlihatkan seorang balita berusia 2 tahun menangis dengan mulut berdarah.
"Ibu korban yang awalnya membantah melakukan kekerasan, setelah ditanya agak lama akhirnya mengaku mendorong dan menyeret anaknya," ungkap Dedy.
Pihak Polsek Sagulung saat ini masih mendalami kasus ini dan memintai keterangan dari kedua orang tua korban.
Sementara itu, kondisi kesehatan korban terus dipantau oleh pihak puskesmas setempat. (Tribunbatam.id/Ucik Suwaibah)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Kasus Ibu Aniaya Anak di Batam, Polisi Buka Peluang Restorative Justice untuk RH |
![]() |
---|
Cerita di Balik Penetapan RH Ibu yang Aniaya Anak Balita di Batam Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Hasil Pemeriksaan Dokter Pisikiater pada Ibu Aniaya Anak di Batam, RH Tidak Alami Gangguan Jiwa |
![]() |
---|
Sidang Ibu Rantai Anak Kandung di Batam, Af Sempat Ngomong Tak Mau Ibunya Masuk Penjara |
![]() |
---|
Kasus Ibu Aniaya Anak di Batam, Pemerhati Anak Minta Polisi Pastikan Kejiwaan si Ibu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.