Air Warga di Anambas Macet Karena Belum Pastinya Status Petugas SPAM, Kini Diusulkan Kumpul Iuran

Layanan air bersih warga Anambas kembali terkendala karena belum pastinya status pegawai SPAM. Muncul usulan kumpul iuran.

TribunBatam.id/Istimewa
AIR BERSIH DI ANAMBAS - Potret warga Desa Tarempa Selatan, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menampung air PAM, Minggu (16/3/2025). Sudah sepekan ini air macet mengalir karena tidak adanya petugas. 

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Baru selesai dengan persoalan sampah, kini warga Anambas harus kembali menghadapi persoalan air bersih.

Sejumlah desa/kelurahan di Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri sudah merasakan mati air cukup lama dari jadwal biasanya.

Salah satunya di Desa Tarempa Selatan.

Dalam sepekan ini, air yang mengalir hingga ke kamar mandi warga terhitung baru 2 kali.

Padahal biasanya, air menyala 3 kali seminggu, alias 2 hari sekali masuk ke kamar mandi warga.

Baca juga: Warga Anambas Siap-Siap, Pemkab Bakal Gelar Pasar Murah saat Ramadan, Catat Tanggalnya

Seorang warga, Ikhsan mengaku air PAM yang mengalir di rumahnya baru dua kali dalam sepekan ini.

"Biasanya 3 kali seminggu. Ini baru dua kali, itu pun airnya ngalir kecil dan cepat matinya," katanya, Minggu (16/3/2025).

Saking kesulitan air, untuk mandi saja, ia terpaksa menumpang di salah satu warung kopi di Tarempa.

"Ada sekali saya mandi di warung kopi. Buat kebutuhan air nyuci dan masak minta sedikit sama tetangga," terangnya.

Dari informasi yang diterima, macetnya aliran air bersih ke rumah warga di Desa Tarempa Selatan karena tidak adanya petugas UPTD SPAM bekerja.

"Infonya begitu, petugasnya kan PTT yang ikut PPPK, tapi statusnya belum jelas karena ada info penundaan pengangkatan. Jadi karena belum ada kepastian penerimaan gaji itu juga buat mereka gak masuk," tuturnya.

Baca juga: Polres Anambas dan Media Berbagi Takjil Gratis, Warga Sempat Kira Razia

Sementara itu, Kepala UPTD SPAM Anambas, Effendi membenarkan, jika macetnya air mengalir ke rumah-rumah warga karena tidak adanya petugas.

Ia menjelaskan, untuk mengatasi hal itu pihaknya telah menggelar rapat bersama sejumlah kepala desa dan lurah baru-baru ini.

"Waktu itu solusi perundingannya ada dua. Pertama warga di setiap desa bisa membuka dan menutup sendiri kran pipanya di hulu lalu buat penjadwalan agar semua kedapatan tanpa pakai petugas kami. Lalu kedua membuat sumbangan per warga untuk nantinya diberikan ke petugas agar tetap bekerja," ungkapnya.

Rata-rata tiap desa/kelurahan, kata Effendi, sepakat untuk memberikan sumbangan ke petugas SPAM agar tetap bekerja seperti biasanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved