PERSPEKTIF

Belum Lima Detik, Antara Mitos dan Fakta Kesehatan

Menguak 'belum 5 detik', antara mitos dan fakta kesehatan terkait itu oleh Cindy Claudia, mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB)

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
Istimewa untuk Tribun Batam
Cindy Claudia, Mahasiswi Jurusan Mikrobiologi, Institut Teknologi Bandung. 

Belum Lima Detik?

oleh: Cindy Claudia

Mahasiswi Jurusan Mikrobiologi, Institut Teknologi Bandung

Pernakah Anda menjatuhkan makanan ke lantai, lalu buru-buru mengambilnya sambil berkata, “Belum lima detik”? 

Cetusan ini seringkali dijadikan sebagai sebuah alasan untuk meyakini bahwa makanan yang telah jatuh menyentuh lantai masih tetap layak dikonsumsi. 

Lantas, benarkah aturan “lima detik” ini merupakan fakta atau justru sekedar mitos yang terus dipercaya?

Nyatanya, aturan “lima detik” tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat, melainkan tumbuh dari kebiasaan popular yang menyebar luas di kalangan masyarakat. 

Bahkan, seorang legendaris dan pembawa acara masak terkenal asal Amerika Serikat, Julia Child, tanpa sengaja menjatuhkan pancake ke atas kompor dalam salah satu episode acara memasaknya pada tahun 1960-an. 

Baca juga: Tips Mencuci Baju Olahraga dengan Cuka, Bebas Bakteri dan Bau Keringat

Alih-alih panik, Julia dengan tenang mengambil dan mengembalikannya ke dalam wajan sambil berkata, “Ingat, kamu sendirian di dapur dan tidak ada yang melihat”.

Kalimat santai yang dilontarkan seolah memberi pembenaran bahwa mengambil kembali makanan yang jatuh tidak menjadi suatu hal yang harus dipermasalahkan.

Menariknya, hingga kini tidak ada yang benar-benar bisa menjelaskan darimana angka “lima detik” ini berasal, walaupun kebiasaan ini tetap hidup dan dipercaya oleh banyak orang di berbagai belahan dunia. 

Namun demikian, meskipun terdengar sepele, aturan “lima detik” ternyata cukup menarik perhatian dunia sains. 

Para peneliti dari berbagai universitas telah mencoba membuktikan apakah waktu benar-benar menjadi penentu aman tidaknya makanan yang telah terjatuh untuk dikonsumsi kembali. 

Baca juga: Mengenal Nasi Dagang, Makanan Khas Melayu di Natuna Kepri yang Laris hingga Kini

Paul Dawson, seorang ilmuwan pangan dan profesor di Clemson University, bersama rekan-rekannya melakukan sebuah esperimen dengan cara mencemari permukaan lantai yang terbuat dari bahan keramik, kayu dan karpet dengan bakteri. 

Para peneliti kemudian menjatuhkan dua jenis makanan, yaitu makanan basah serta makanan kering ke atas permukaan yang telah disiapkan dan membiarkan makanan tersebut selama 5 detik, 30 detik dan 60 detik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved