Karimun Terkini

Peringatan Untuk Warga Kariumun, Delapan Kawasan ini Disebut Rawan DBD 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun dalam kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pertengahan 2025.

Penulis: Yeni Hartati | Editor: Eko Setiawan
tribunbatam.id
Dinas Kesehatan saat melakukan fooging di kawasan terdampak DBD 

TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun dalam kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pertengahan 2025.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Rachmadi mengatakan ada delapan titik kawasan penyebaran kasus DBD.

"Dari Januari hingga pertengahan April menunjukan kasus DBD kian menurun, tetapi ada satu orang anak-anak yang meninggal akibat DBD setelah dua tahun nihil," ujar Rachmadi, Senin (21/4/2025).

Selama periode tersebut angka terindikasi DBD pada Januari terdapat 55 kasus, Februari menurun menjadi 24 kasus, Maret 21 kasus, dan pertengahan April ada 15 kasus.

"Totalnya 115 kasus dan 1 orang meninggal. Dengan tingkat penyebaran per Kecamatan Karimun 30 kasus, Meral 25 kasus, Meral Barat 4 kasus, Tebing 29 kasus, Kundur 15 kasus, Moro 4 kasus, Sugie Besar 1 kasus, dan Kundur Barat 7 kasus," jelasnya.

Jika di bandingkan dengan enam tahun terakhir, penyebaran kasus DBD tahun 2019 sebanyak 232 kasus dengan angka kematian 4 orang.

Tahun 2020 sebanyak 445 kasus dengan angka kematian 1 orang, tahun 2021 sebanyak 536 kasus dengan angka kematian 7 orang.

Kemudian tahun 2022 sebanyak 760 kasus dengan angka kematian 4 orang, tahun 2023 sebanyak 86 kasus dan tahun 2024 sebanyak 248 kasus.

"Angkanya fluktuatif, tetapi dua tahun terakhir kita berhasil menekan angka kematian akibat DBD," terangnya. 

Menurutnya, meningkatnya kasus DBD saat ini mengingat kondisi wilayah Karimun yang memasuki musim penghujan.

Selain itu, penderita DBD umumnya mendominasi pasien anak-anak yang ditandai dengan demam tinggi dan muncul bintik-bintik merah pada kulit.

Dari jumlah total DBD, 29 persen menyerang anak perempuan usia 5 sampai 14 tahun. Kemudian, 24 persen menyerang anak laki-laki usia 5-14 tahun. 

Dengan begitu, Rachmadi menegaskan kepada masyarakat untuk mengantisipasi tidak terjadinya peningkatan jumlah kasus DBD.

Rachmadi mengimbau kepada masyarakat agar  menerapkan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan Abatisasi. 

Selain itu melakukan gerakan 3M Plus, yakni menguras, menutup, mendaur ulang, mencegah perkembangbiakan dan gigitan nyamuk aedes aegypti.

"Tetap waspda, laksanakan PSN - 3M Plus di tempat tinggal masing-masing minimal seminggu sekali. Kami berharap peran masyarakat juga bisa sama-sama mencegah ini," tutupnya. (TRIBUNBATAM.id / Yeni Hartati)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved