Cerita Pengurus BP2KKAU Naik Pompong 18 Jam ke Natuna, Demi Dukung Provinsi Natuna Anambas
Pengurus BP2KKAU nekat membelah lautan dari Anambas ke Natuna selama 18 jam naik pompong demi dukung pembentukan Provinsi Natuna Anambas
Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Dewi Haryati
ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Perjuangan untuk mendukung pembentukan Provinsi Natuna Anambas dari sejumlah warga Anambas bukan isapan jempol belaka.
Niat dan kegigihan warga dari Badan Percepatan Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas Utara (BP2KKAU) ini nyata, menyita perhatian publik.
Dengan doa restu dari elemen masyarakat Pulau Palmatak, tanpa rasa takut dan keraguan, mereka mengarungi lautan lepas untuk menghadiri undangan diskusi publik percepatan pembentukan Provinsi Khusus Kepulauan Natuna Anambas di Kabupaten Natuna, Rabu (23/4/2025).
Para pengurus BP2KKAU yang nekat membelah lautan perbatasan negeri itu berjumlah lima orang. Mereka, M Alfart Arpandi, Rodi Hartona, Roni Ahmadi, Rasid dan Iwan.
Baca juga: Gubernur Kepri Bulatkan Dukungan Pembentukan Provinsi Khusus Natuna Anambas
Kelima warga Anambas ini berangkat menggunakan kapal pompong kayu nelayan dari Pelabuhan Ladan dengan waktu tempuh sekira 18 jam menuju Pelabuhan Selat Lampa Natuna.
Pilihan yang menggetarkan dan karena dipaksa keadaan transportasi yang terbatas ini, lantas tak membuat nyali mereka ciut.
Doa dan dukungan serta aspirasi masyarakat yang ingin memekarkan daerah lah yang membuat mereka yakin dan kuat selama perjalanan di tengah ĺaut.
Roni Ahmadi bercerita, perjalanan laut semalam suntuk di atas kapal menyisakan kesan mendalam baginya dan kawan-kawan.
Di tengah perjalanan tanpa sinyal telekomunikasi dan hanya bertemankan cahaya rembulan malam, membuat ingatan mereka tertuju pada keluarga.
Bagi Roni, perjalanan laut ke Natuna menaiki kapal pompong kayu belasan jam merupakan pengalaman pertama yang tak terlupakan.
"Kami sulit tidur, gak ada yang benar-benar nyenyak. Kami sadar keluarga dan warga pasti khawatir. Apa kami sudah sampai atau bagaimana keadaan di laut, tapi kami tak bisa berbuat apa-apa karena sinyal tidak ada," ucapnya kepada Tribunbatam.id, melalui sambungan telepon.
Di atas kapal dengan kemudi nakhoda dan satu ABK, alunan ombak di laut lepas cukup terasa menggoyangkan tubuh mereka.
Merasa waswas, mereka pun terjaga hingga sampai di Pelabuhan Selat Lampa, Kabupaten Natuna pada pukul 06.28 WIB.
"Alhamdulillah kami tiba dengan selamat, ini berkat doa dan dukungan dari keluarga dan masyarakat. Kami pun disambut hangat oleh kalangan pejuang Natuna dan tidak ditinggalkan," ujarnya.
Ia menilai, kesolidan warga Anambas, khususnya dari Pulau Palmatak begitu tinggi mengantarkan mereka untuk memperjuangkan nasib pemekaran Provinsi Khusus Kepulauan Natuna Anambas.
Tanpa permohonan proposal dana, warga justru berinisiatif memberikan bantuan dana yang dikumpulkan secara sukarela untuk mendukung operasional Roni dan kawan-kawan.
"Dukungan ini yang menyentuh hati kami. Jadi tidak ada alasan lagi buat kami untuk tidak mendukung percepatan pemekaran ini. Ini semua aspirasi yang diinginkan masyarakat," ungkapnya.
Baca juga: Ketua Komisi II DPR RI dan Gubernur Kepri Hadiri Diskusi Publik Pembentukan Provinsi Natuna Anambas
Di tengah diskusi publik dengan kehadiran Ketua Komisi II DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda dan Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad itu, menjadi momen bagi mereka untuk mengusulkan aspirasi warga Pulau besar Palmatak.
Prajurit dan Warga Natuna Kompak Gotong Royong Bersihkan Masjid Agung Sambut HUT ke-80 TNI |
![]() |
---|
Tangga dan Lantai Panggung Astaka di Sedanau Natuna Ambruk Parah, Camat: Bangunan Sudah Rapuh |
![]() |
---|
VIRAL di Medsos Tangga dan Lantai Panggung Astaka di Sedanau Natuna Ambruk, Camat: Sudah Rapuh |
![]() |
---|
Polres Anambas Selidiki Temuan Kerangka Manusia Meski Telah Dimakamkan di Desa Batu Ampar |
![]() |
---|
Kouta Jamkesda 2025 Turun, Pemkab Anambas Gelontorkan Rp700 Juta per Bulan untuk 18.431 Warga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.