TPPO

Menteri Karding Soroti Pentingnya Kemampuan Petugas Deteksi Dini PMI Ilegal di Batam

Jumlah calon pekerja migran ilegal yang gagal berangkat dari Pelabuhan Internasional Batam Center meningkat.

Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Dewi Haryati
Ucik Suwaibah/Tribun Batam
DATANG KE BATAM - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia sekaligus Kepala BP2MI, Abdul Kadir Karding (tengah), Kepala Imigrasi Batam, Hajar Aswad (batik), dan Kepala BP3MI Kepri, Kombes Pol Imam Riyadi (kemeja putih) saat ditemui di Pelabuhan Internasional Ferry Batam Center, Kamis(24/4/2025) 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Jumlah calon Pekerja Migran Ilegal (PMI) yang gagal berangkat dari Pelabuhan Internasional Batam Center meningkat.

Baru berjalan empat bulan, sepanjang 2025 sudah 2.040 orang dicegah oleh Imigrasi dan tim BP3MI Kepri.

Padahal, sepanjang 2024 lalu, jumlahnya sekitar 1.014 kasus.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia sekaligus Kepala BP2MI, Abdul Kadir Karding.

Baca juga: Menteri P2MI Tinjau Help Desk BP3MI dan Area Imigrasi di Pelabuhan Batam Center

Ia meninjau langsung pelayanan help desk BP3MI di Pelabuhan Batam Center.

"Saya sengaja datang ke sini melakukan pengecekan terhadap proses lewatnya seseorang ke luar negeri," ujar Karding pada Kamis (24/4/2025).

Pria kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah itu melanjutkan, sistem di pelabuhan sebenarnya sudah berjalan dengan baik. 

Namun fakta di lapangan menunjukkan, Pelabuhan Batam Center telah menjadi jalur transit favorit bagi para calo pekerja migran ilegal dari berbagai daerah. 

"Ada dari Aceh, Sumatera, Jawa, NTT. Jadi kita menduga kuat ini salah satu tujuan tepat transit paling diminati pemain-pemain atau calo-calo pekerja migran ilegal," lanjutnya.

Dari temuan lapangan, mayoritas yang hendak berangkat ini membawa paspor resmi dan mengaku bepergian dengan alasan wisata atau mengunjungi keluarga. 

"Berangkatnya lewat pelabuhan sini dan itu semua modusnya pakai paspor wisata. Sampai di sana bekerja, apakah di Singapura Malaysia misalnya," paparnya.

Politisi PKB ini pun menyoroti pentingnya kemampuan petugas dalam membaca pola pergerakan seperti ini. 

"Karena orang-orang ini punya paspor, bisa saja alasannya wisata. Tapi kita harus punya pengetahuan untuk mendeteksi, melakukan profiling sebelum meloloskan mereka," tegasnya. 

Tak hanya itu, pria 51 tahun ini menduga jumlah sebenarnya bisa jauh lebih besar dari yang tercatat. 

Baca juga: Terjadi Lonjakan Penumpang di Pelabuhan Batam Center Saat Libur Paskah, Naik 54 Persen

"Kita menduga bisa lebih banyak berlipat-lipat dari jumlah yang berangkat ini. Kedua syaratnya, petugas-petugas yang ada mulai dari tukang parkir, penjual tiket, sampe pada petugas-petugasnya itu harus kita pastikan memiliki integritas yg bagus," katanya.

Koordinasi dengan instansi lain juga terus dilakukan. 

"Saya sudah ketemu dengan Menteri Imigrasi, dan sering berkomunikasi juga dengan pihak kepolisian," tambah Karding.

Menurutnya, perbaikan sistem memang penting. Namun lebih penting lagi adalah mengidentifikasi dan merapikan elemen-elemen di lapangan.

"Semua (petugas) kita pastikan memiliki integritas yang bagus, tidak mudah untuk bermain dengan pihak lain. Itu yang harus kita pastikan ke depan," tutupnya. (Tribunbatam.id/Ucik Suwaibah)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved