NARKOBA DI KEPRI

Terungkap Gembong Sabu 2 Ton yang Ditangkap di Perairan Kepri, Tim Selidiki Keterlibatan WNI

Komjen Martinus menyebutkan, hasil join investigasi polisi Thailand, Chancai merupakan seorang buron dan juga adalah pengendali dari penindakan ini. 

Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Eko Setiawan
TribunBatam.id/Bereslumbantobing
NARKOBA DI BATAM - Tampang enam tersangka pembawa 2 ton sabu-sabu menggunakan KM Sea Dragon Tarawa saat dihadirkan dalam ungkap kasus narkoba di Dermaga Bea Cukai Tanjunguncang, Kota Batam, Kepri, Senin (26/5/2025). 

TribunBatam.id, Batam - Dari penyelidikan yang dilakukan tim gabungan, Diduga ada keterlibatan WNI dibaliknya.

Kini Polisi dan tim gabungan sedang menyelidiki sejauh mana keterlibatan dugaan WNI tersebut.

Penangkapan sabu 2 ton di perairan Kepri menjadi sejarah keberhasilan pemberantasan narkoba di tanah air, apalagi dengan jumlah fantastis. 

Namun dibalik pengungkapan, tugas besar masih menanti. Pengendali, bandar hingga jaringan peredaran ini telah menjadi target operasi gabungan. 

Kepala BNN RI, Komjen Pol Martinus Hukom menegaskan perburuan terhadap pengendali hasil pemberantasan 2 ton sabu terus berlanjut. 

Dengan menggandeng PPATK, interpol dan operasi inteligen sedang berlangsung. Tim gabungan telah mendeteksi satu nama bandar besar bernama Chancai menjadi otak pengendali. 

"Seorang WN Thailand, Chancai menjadi pengendali dibalik barang bukti ini. Kita masih mendalami jaringannya WNI nya. Makanya pada kesempatan ini kita libatkan ahli PPATK," ungkap Komjen Martinus saat ungkap kasus narkoba 2 ton di dermaga Bea Cukai Tanjung Uncang Batam, Senin (26/5). 

Sabu dua ton, sore itu dijejerkan diatas meja. Sejumlah petinggi penegak hukum turun dari Jakarta. Para tersangka juga didudukkan disamping barang bukti. 

Komjen Martinus menyebutkan, hasil join investigasi polisi Thailan, Chancai merupakan seorang buron dan juga adalah pengendali dari penindakan ini. 

"Dia yang mengendalikan, karena pergerakan kapal pertama mereka dibawa ke laut dan komunikasi hanya ke dia. Barang ini diambil dari laut andaman," ungkap Kepala BNN RI. 

Cancai ini, lanjut dia berada di Myanmar dan saat ini sudah buronan di negara asalnya. Disamping melibatkan interpol, kita juga sudah join PPATK dalam negeri. 

"Dalam ungkap kasus ini, kita juga mengajak ahli crypto untuk mengusut kasus ini. Siapa keterlibatan WNI dibalik ini," katanya. 

Apakah peredaran ini masuk dalam jaringan gembong narkoba Fredy Pratama, Martinus mengatakan masih dalam pendalaman tim gabungan. 

"Apakah ini jaringan gembong Fredy Pratama dan Dwi Astuti, ini masih dalam penyelidikan. Sebab, para buronan ini masih berada di sala satu wilayah di Thailand," sebutnya. (TribunBatam.id/bereslumbantobing)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved