LONGSOR GUNUNG KUDA

Awal Mula Insiden Longsor Gunung Kuda, Mulai Abaikan Dinas ESDM hingga 19 Nyawa Melayang

Awal mula insiden longsor tambang galian C di kawasan Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, pada Jumat (30/5/2025).

Editor: Khistian Tauqid
Tribuncirebon.com / Eki Yulianto
EVAKUASI KORBAN - Tim gabungan mengecakuasi korban dalam bencana longsor di kawasan Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jumat (30/5/2025). Sebanyak 10 orang dipastikan meninggal dunia. 

Bahkan Inspektur Tambang dari Kementerian ESDM juga diminta untuk siaga 24 jam di lokasi guna memastikan proses evakuasi berjalan sesuai standar keselamatan.

"Saya sudah minta kepada Kementerian ESDM agar Inspektur Tambang standby 24 jam di lokasi,” katanya. 

PEMILIK DAN PENGAWAS TERSANGKA - AK dan AR ditetapkan menjadi tersangka dalam longsor yang terjadi di tambang galian C di kawasan Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukunpuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang terjadi pada Jumat (30/5/2025) lalu. AK merupakan pemilik dari tambang dan Ketua Koperasi Al-Ajariyah. Sementara AR merupakan pengawas atau tangan kanan dari AK.
PEMILIK DAN PENGAWAS TERSANGKA - AK dan AR ditetapkan menjadi tersangka dalam longsor yang terjadi di tambang galian C di kawasan Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukunpuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang terjadi pada Jumat (30/5/2025) lalu. AK merupakan pemilik dari tambang dan Ketua Koperasi Al-Ajariyah. Sementara AR merupakan pengawas atau tangan kanan dari AK. (Tangkapan layar dari YouTube Kompas TV)

Baca juga: Cerita Kusnadi Bantu Evakuasi Sepupu Tertimpa Longsor di Gunung Kuda, Sempat Dengar Rintihan Korban

Evakuasi Dihentikan Sementara

Sementara itu, proses evakuasi korban pada hari ketiga dihentikan sementara pada Minggu (1/6/2025) siang akibat longsor susulan.

Komandan Korem 063/SGJ Cirebon, Kolonel Inf Hista Soleh Harahap mengatakan, penghentian dilakukan demi keselamatan seluruh personel.

“Pekerjaan ini kita hentikan pada pukul 13.00 WIB karena tebing di sebelah kanan masih mengalami beberapa kali longsor susulan,” ujar Harahap. 

Meski demikian, dua jenazah berhasil ditemukan sebelumnya, yaitu Nalo Sanjaya (53), warga Desa Kedondong Kidul dan Wahyu Galih D (26), warga Desa Cipanas.

Kepala Kantor SAR Bandung, Ade Dian Permana mengatakan, pencarian difokuskan di dua titik utama berdasarkan informasi saksi bahwa korban berlindung di balik bongkahan batu besar saat longsor terjadi.

"Dari keterangan saksi, para pekerja tambang diduga berlindung di balik batu besar. Maka pencarian kami fokuskan di titik tersebut,” ucap Ade.

Upaya pencarian juga melibatkan tiga ekor anjing pelacak K-9 dari Polda Jabar.

Ipda Dindin dari Direktorat Samapta menyebut, anjing pelacak mendeteksi 3 hingga 6 titik yang diduga sebagai lokasi korban.

“Ditemukan tiga hingga enam titik, yang lokasinya berdekatan dan tak jauh dari lokasi ditemukannya tiga jasad kemarin sore,” jelas Dindin.

Dandim 0620/Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M Yusron menambahkan, pola penemuan jenazah menunjukkan kemungkinan korban lainnya berada di titik yang sama.

"Kalau kita lihat polanya, kemungkinan besar rekan-rekannya juga ada di situ. Karena pekerja ini saling berkelompok,” kata Yusron.

Pencarian selanjutnya kemungkinan tetap akan menggunakan alat berat breaker untuk memecah batu besar jika kondisi memungkinkan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved