Perpustakaan TBM Anak Bangsa Pukau Wisman Sail Indonesia Raily Yacht di Anambas

Perpustakaan TBM Anak Bangsa di Anambas kerap dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara untuk melihat beragam koleksi buku bacaan di sana

TRIBUNBATAM.id/Istimewa
KUNJUNGI PERPUSTAKAAN - Perpustakaan TBM Anak Bangsa Arung Hijau, Kabupaten Anambas dikunjungi rombongan wisatawan mancanegara peserta Sail Indonesia Yacht Raily 2025, Senin (9/6/2025). 

ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tak hanya dikenal dengan keindahan wisata baharinya.

Kunjungan liburan bagi para wisatawan, baik domestik maupun internasional di wilayah terdepan Indonesia itu nyatanya juga menilik tempat perpustakaan informal.

Ya, Desa Tiangau, kawasan Arung Hijau, menjadi satu-satunya lokasi perpustakaan yayasan swasta yang diberi nama Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Anak Bangsa.

Perpustakaan TBM Anak Bangsa kerap dikunjungi para wisatawan domestik dan mancanegara untuk melihat beragam koleksi buku bacaan di sana.

Tak hanya mereka, para guru, anak sekolah maupun kalangan mahasiswa baik di Kampus STAI Paduka Anambas, mahasiswa luar juga mencari rujukan buku untuk tugas penelitiannya di sini.

Kali ini, Perpustakaan TBM Anak Bangsa dikunjungi rombongan turis asing peserta Sail Indonesia Yacht Raily 2025.

Berjumlah sedikitnya 28 orang, para turis dari berbagai negara ini takjub dengan beragam koleksi buku di perpustakaan Yayasan Peduli Desa Tiangau yang sederhana itu.

Dipandu tour guide, dan pengelola perpustakaan Hedtiandri, puluhan wisman peserta Sail Indonesia Yacht Raily 2025 itu begitu antusias melihat dan membaca koleksi buku yang salah satunya bermuatan sejarah dan budaya Melayu Anambas.

Dari keterangan yang diterima Tribun Batam, seorang wisman mengaku kagum mengunjungi Perpustakaan TBM Anak Bangsa Arung Hijau.

Dirinya mengaku menyaksikan, banyak buku dan anak-anak yang belajar bahasa inggris dua kali seminggu bersama pihak yayasan.

"Ini hal luar biasa dan semoga terus didukung. Saya lihat banyak potensi di sini dan koleksi bukunya lengkap," ucapnya dalam keterangan.

Tak hanya melihat perpustakaan, pria bule itu juga turut mengunjungi Museum Perbatasan Arung Hijau.

Menurutnya, museum tersebut perlu mendapat penyempurnaan dengan penambahan terjemahan bahasa inggris disetiap keterangan dokumen barang-barang museum.

"Ini hal sederhana yang bisa dilakukan. Menurut saya, tempat ini punya potensi besar. Jika nanti sudah selesai dan kami kembali lagi, pasti akan jadi tempat wisata yang sangat layak dikunjungi," tambahnya.

Perpustakaan TBM Anak Bangsa Arung Hijau kini baru berusia 7 tahun. Dibangun tahun 2018 lalu.

Untuk saat ini, koleksi bukunya ada berjumlah sebanyak 5.200 dengan beragam jenis muatan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved