Kepri VS Babel Rebutan Pulau Tujuh

Pantas Babel Ngotot Klaim Pulau Tujuh Kepri, Ternyata Kandungan Di Dalamnya Bisa Bikin Kaya Raya

Wilayah ini diyakini memiliki deposit timah laut, pasir kuarsa, batu granit, serta potensi perikanan dan wisata bahari yang sangat menjanjikan.

Editor: Eko Setiawan
Tribunbatam.id/istimewa - warga
Potret Desa Pekajang, Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, dari dermaga. Sebutan Pulau Tujuh bagi Pemprov Babel, yang diklaim menjadi wilayahnya. 

TRIBUNBATAM.id, KEPRI - sebuah gugusan pulau kecil di perairan antara Kepulauan Riau dan Bangka Belitung kembali menjadi sorotan. 

Bukan hanya karena keindahan lautnya, tetapi juga karena konflik sengketa wilayah yang kini dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Sejak abad ke-16, Pulau Tujuh dikenal sebagai jalur pelayaran strategis Nusantara, dilalui oleh kapal-kapal dari Kerajaan Sunda, Kesultanan Banten, hingga Palembang. Letaknya yang strategis menjadikan wilayah ini sebagai simpul penting dalam perdagangan maritim masa lalu.

Kini, nilai Pulau Tujuh tak hanya terletak pada sejarahnya, tetapi juga pada kekayaan alam yang dikandungnya.

Wilayah ini diyakini memiliki deposit timah laut, pasir kuarsa, batu granit, serta potensi perikanan dan wisata bahari yang sangat menjanjikan.

Tak heran jika dua provinsi, Kepulauan Riau (Kepri) dan Bangka Belitung (Babel), saling mengklaim kepemilikan atas wilayah ini.

Sengketa ini memuncak hingga masuk ke ranah hukum tertinggi negara. Gugatan batas wilayah kini sedang bergulir di Mahkamah Konstitusi, menunggu putusan inkrah yang akan menentukan secara hukum, siapa pemilik sah Pulau Tujuh.

Namun hingga kini, belum ada keputusan tetap dari MK, dan status Pulau Tujuh masih menggantung menjadi wilayah abu-abu yang rentan konflik, sekaligus menyimpan potensi kekayaan yang belum tergarap.

Lebih Dekat Dengan Babel tapi Masuk Kepri

Secara geografis, Pulau Tujuh memang lebih dekat ke Bangka Barat dengan jarak tempuh sekitar 3 jam perjalanan laut, dibandingkan menuju Pulau Lingga yang memakan waktu sekitar 8 jam. 

Hal ini membuat masyarakat di kawasan tersebut lebih sering berinteraksi secara ekonomi dan sosial dengan Bangka.

Bahkan, tak sedikit warga Pulau Tujuh yang menggunakan kendaraan berpelat Babel, serta melakukan aktivitas pasar dan distribusi logistik lewat wilayah Bangka.

Namun dari sisi administratif dan historis, Pulau Tujuh sejak lama masuk dalam wilayah pengelolaan Pemerintah Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Pemerintah setempat telah membangun berbagai infrastruktur penting di kawasan ini, terutama di Pulau Cebia.

Di sana telah berdiri SD, SMP, SMA, puskesmas pembantu, hingga kantor pemerintahan, semua dibangun oleh Pemkab Lingga. Ini menjadi bukti nyata keterlibatan aktif Kepri dalam pengelolaan wilayah tersebut.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved