Pelaku Pembunuhan Sadis Ditangkap di Perkebunan Sawit Kalimantan, Ada yang Tewas Minum Racun

TRIBUNBATAM.id, GRESIK - Buronan kasus pembunuhan sadis sekaligus perampokan keji akhirnya tumbang.

Ahmad Midhol (39), otak pelaku pembunuhan tragis terhadap seorang ibu muda di Gresik, harus menyerah usai ditembak di kedua kakinya oleh Tim Macan Giri Satreskrim Polres Gresik.

Midhol yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak Maret 2024, berhasil dilumpuhkan di sebuah gubuk terpencil di tengah hutan sawit Desa Tumbang Kalang, Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Minggu (29/6/2025).

Saat ditangkap, pria ini mencoba melawan dan melarikan diri. Namun upayanya kandas setelah petugas menembak kedua kakinya dengan tindakan tegas dan terukur.

Ia digiring dengan kursi roda, dengan perban membalut luka tembaknya lesu dan tak berkata banyak.

"Saat akan diamankan, pelaku melawan dan berusaha kabur. Kami ambil langkah tegas sesuai prosedur," ujar Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Abid Uais Al-Qarni Aziz.

Pelarian 1 Tahun, Diburu hingga ke Hutan Sawit

Tim Satreskrim menempuh perjalanan panjang dan melelahkan untuk menemukan jejak Midhol.

Berangkat dari Juanda ke Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, mereka menempuh lebih dari tujuh jam perjalanan darat, lalu menyusuri hutan sawit selama satu jam, sebelum akhirnya menemukan sang buronan di sebuah gubuk reyot yang hanya berdinding kayu.

Midhol diketahui hidup menyendiri selama dalam pelarian. Namun upayanya menyamar dan bersembunyi akhirnya terendus tim intelijen kepolisian yang menyamar sebagai warga sekitar.

Pembunuhan Keji Tetangga Sendiri

Midhol adalah pelaku utama dalam pembunuhan Wardatun Toyyibah (28) ibu muda dan agen bank BUMN yang nyawanya dihabisi dini hari, 16 Maret 2024. Tragisnya, malam itu adalah malam terakhir korban memeluk anak balitanya.

Korban memergoki Midhol dan komplotannya yang menggasak uang simpanan sebesar Rp150 juta.

Ia berusaha melawan, namun tak berdaya. Midhol menusuk leher dan dada korban hingga tewas.

Hasil rampokan digunakan Midhol untuk membeli narkoba jenis sabu, sementara dua rekannya hanya diberi Rp8 juta. Ironisnya, korban dan pelaku adalah tetangga dekat yang saling mengenal.