Gubernur Kepri Respons Lonjakan Minat Siswa ke SMK: Beberapa SMA Kita Konversi ke SMK

Para lulusan yng belum bekerja akan diinventarisasi dan disalurkan melalui mekanisme rekrutmen di pemerintah daerah.

"Kita akan jadikan itu bursa tenaga kerja kita. Nanti dari perusahaan kalau mau menerima pekerja, datang dulu ke pemda. Silahkan dites, diseleksi. Kita fasilitasi supaya sebanyak-banyaknya anak daerah," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Andi Agung, mengungkapkan secara kuantitas, jumlah SMK negeri di Batam masih tertinggal dibanding SMA negeri. 

Sementara minat siswa terhadap pendidikan kejuruan justru semakin tinggi.

"Beberapa SMK seperti SMK 1, SMK 4, SMK 5, SMK 6, dan SMK 7 sudah penuh, bahkan sebagian sudah melebihi kuota. Ini menunjukkan tingginya animo masyarakat terhadap SMK," kata Andi.

Namun kondisi di lapangan belum merata. Masih ada sejumlah SMK seperti SMK 2, SMK 3, SMK 8, SMK 9, SMK 10, dan SMK 11 yang belum mampu menarik jumlah siswa yang sama.

Sebab, baik siswa maupun orang tua dan wali murid cenderung memilih sekolah-sekolah yang dianggap favorit.

"Jadi salah satu solusi yang realistis adalah mengonversi satu SMA menjadi SMK. Ini lebih cepat dibanding harus membangun SMK baru dari awal," tambahnya.

Menurut Andi, konversi akan mulai diterapkan pada tahun ajaran 2025/2026. 

Saat ini pihaknya telah melakukan sejumlah langkah persiapan, mulai dari pendataan siswa, penyesuaian kurikulum, hingga penempatan guru dan kebutuhan sarana.

"Untuk fasilitas workshop sementara, kita akan menumpang dulu di SMK 1 atau SMK 5. Secara bertahap, fasilitas di sekolah yang dikonversi akan dilengkapi," kata Andi.

Ia berharap langkah ini menjadi solusi ini berjalan efektif, sambil menunggu rencana pembangunan SMK baru di Batam dalam beberapa tahun ke depan. (Tribunbatam.id/Ucik Suwaibah)