KEMATIAN PRADA LUCKY NAMO

Kepedihan Serma Christian saat Jenazah Anaknya Prada Lucky Tidak Bisa Diautopsi, Minta Pindah RS

Sakit hati semakin dirasakan Serma Christian karena jenazah Prada Lucky Namo tidak bisa diautopsi di Rumah Sakit Tentara Wira Sakti Kota Kupang, NTT.

Editor: Khistian Tauqid
KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE
KEMATIAN PRADA LUCKY - Sersan Mayor (Serma) Christian Namo, menengadahkan tangan kanannya sambil berteriak di belakang mobil ambulans yang memuat jenazah putra tercintanya Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril Saputra Namo (23). 

Kekecewaannya semakin memuncak, lantaran keinginan untuk mengotopsi jenazah anaknya di Rumah Sakit Wira Sakti Kupang dan Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, tak bisa terwujud. 

Di Rumah Sakit Wira Sakti, tidak ada tenaga dokter untuk mengotopsi jenazah.

Sedangkan di Rumah Sakit Bhayangkara, dokter meminta surat pengantar dari polisi. 

Christian hanya ingin membuktikan penyebab meninggal sang buah hati melalui otopsi. 

Sehingga, dia meminta negara harus hadir untuk membantunya. Termasuk juga mengungkap pelaku pembunuh anaknya. 

"Saya masih sah jadi tentara, jiwa saya merah putih. Saya sudah 31 tahun berdinas TNI, baru pertama terjadi di diri saya. Apa ini balasan buat saya. Saya hanya menuntut keadilan, negara tidak bisa bantu saya kah," tegasnya.

Beberapa rekan kerjanya, termasuk komandan dan keluarganya terus saja membujuknya. 

Tak la kemudian, Christian mulai melunak. Dia lalu meminta sopir ambulans, untuk membawa jenazah putranya ke rumah duka di Rumah Dinas TNI Angkatan Darat, Kodim 1617 Rote Ndao, yang berada di Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang. 

Tiba di rumah duka, ratusan pelayat dan keluarga ikut menangis menyambut kedatangan jenazah Lucky. 

Letnan Dua (Lettu) Made Juni, seorang perwira muda, saat diwawancarai sejumlah wartawan mengatakan, segala upaya telah dilakukan pada saat Lucky menjalani perawatan di rumah sakit Nagekeo. Namun, nyawa Lucky tak bisa diselamatkan. 

"Jadi, sampai sini kita bisa visum, karena atas dasar penyidikan. Tapi bapaknya menginginkan untuk visum yang katanya pribadi," ujarnya singkat.

Sebelumnya diberitakan, seorang prajurit TNI Angkatan Darat (AD), Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), yang bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT, meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025). 

Lucky tewas diduga akibat dianiaya seniornya.

Sebelum meninggal, Lucky telah menjalani perawatan intensif di Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. 

Komandan Brigade Infanteri (Brigif) 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto membenarkan bahwa salah satu prajurit di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 meninggal.

(TribunBatam.id)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Geramnya Serma Christian, Saat Jenazah Anaknya Prada Lucky Tak Bisa Diotopsi"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved