Klarifikasi KPU Medan Soal Beredar Video Dugaan Pencurian Form C1, Begini Kejadiannya
TRIBUNBATAM.id - Beredar video dugaan pencurian formulir C1 saat direkapitulasi di Yayasan Pendidikan Kebangsaan Sumatera Utara di Jalan Mentengraya, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medandenai, Kota Medan pada Senin (22/4/2019) malam.
Rekaman tersebut langsung memancing reaksi masyarakat.
Tak sedikit yang menuding penyelenggara Pemilu 2019 berbuat curang.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan pun mengklarifikasi bahwa peristiwa itu adalah kesalahpahaman.
Oknum yang dituduh mencuri C1 adalah Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) yang sedang membawa salinan C1 untuk didistribusikan ke kelurahan supaya diumumkan ke publik.
Tekanan dan takut diamuk massa membuat mereka tersudut.
• Syukuran Kemenangan Prabowo-Sandi di TMII, Djoko Santoso: Kalo Tidak Curang Prabowo Bisa Menang 80 %
• PSI Disindir Hanum Rais Sebagai Partai Nasib Satu Koma, Tsamara Amany Ungkap Fakta Ini
• Sejumlah Petinggi Parpol mengeluh ke Jokowi. Durasi Pemilu Terlalu Panjang dan Melelahkan
• Wawancara Eksklusif Mata Najwa, Tanggapan Jokowi Soal Klaim Kemenangan Prabowo jadi Presiden
"Ada kesalahpahaman dan ketidaktahuan masyarakat yang membuat ricuh suasana. Petugas PPK dan PPS malah dituding mencuri salinan C1. Itu bukan pencurian, mereka petugas kami yang malam itu sedang bertugas melaksanakan proses rekapitulasi di tingkat kecamatan," kata Ketua KPU Kota Medan Agussyah Ramadani, Rabu (24/4/2019).
Dijelaskannya, C1 ada dua jenis, yaitu C1 hologram yang berada di dalam kotak bersegel, dan C1 plano (catatan hasil penghitungan suara) yang bisa dimiliki siapa saja.
Formulir C1 plano inilah yang dibawa petugas untuk difotokopi dan diserahkan kepada saksi, panitia pengawas pemilu (Panwaslu), dan PPS untuk nantinya diumumkan di tingkat kelurahan.
Salinan ini digunakan untuk proses Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) agar masyarakat bisa mengetahui hasil penghitungan di tempat pemungutan suara (TPS).
"Nah, waktu kejadian kemarin, petugas PPK dan PPS tidak berkoordinasi dengan kepolisian. Juga lupa berkoordinasi dengan Panwascam, di sinilah timbul kecurigaan mereka yang berada di lokasi rekapitulasi," sebut Agussyah.
Massa menuding salinan C1 sudah dipegang banyak pihak.
Akibatnya, satu anggota PPS bernama Haskhairul jadi bulan-bulanan.
Massa yang curiga buta mulai rusuh.