TRIBUN.BATAM.ID, BATAM — Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-Perjuangan Soerya Respationo (60), Jumat (1/11/2019), mengumumkan resmi Isdinato (58), menjadi pasangannya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Deklarasi pasangan Soerya-Isdianto ini, hanya sekitar 4 bulan, menjelang masa pendaftaran resmi pasangan Gubernur - Wakil Gubernur di Pilkada di KPU Kepri, awal Februari 2020 mendatang.
Mantan Wakil Gubernur Kepri (2010-2015) ini menggandeng Isdianto, Wakil Gubernur yang kini menjabat Plt Gubernur Kepri, pasca-ditahannya Nurdin Basirun oleh KPK, 12 Juli 2019 lalu.
Isdianto adalah adik kandung mendiang Muhammad Sani (1942-2016), Gubernur Kepri saat Soeryo menjabat wagub.
Sani juga pernah jadi Wakil Gubernur Kepri Ismeth Abdullah (2005-2010) dan Bupati Kabupaten Karimun (1999-2005).
• Rudi Merapat ke 3 Partai, Soerya Gandeng Isdianto Saat Pilgub Kepri 2020
“Insyallah saya sama Pak Isdianto. Mohon doa restunya,” kata Romo, sapaan akrab Soerya di hadapan wartawan di Batam, usai diskusi dengan pengusaha Kepri di Kantor Kadin Batam, Jumat (1/11/2019) siang.
Pasangan Soeryo-Isdianto adalah pasangan pertama yang deklarasi di Pilgub Kepri.
Soeryo mengklaim didukung PDIP (8 kursi) dan PKB (3 kursi).
Syarat untuk mendaftar sebagai kontestan pilkada gubernur minimal raih dukung 20% atau 9 kursi dari anggota parlemen.
Koalisi PDI-P dan PKB di DPRD Kepri mengontrol 11 kursi (22%) dari 45 total kursi di parlemen provinsi ini.
Artinya, masih ada peluang 3 kontestan tersisa yang bisa membangun koalisi di Pilgub Kepri. Ini di luar calon non-partisan, atau independen.
Dengan melihat peta koalisi dan pasangan calon, 5 tahun lalu, dengan sekarang, tak menutup kemungkinan, pertarungan head to head pasangan calon juga akan terulang.
Sejauh ini, kandidat lawan Soeryo-Isdianto adalah usungan Nasdem, Gerindra dan koalisi antara partai nasionalis lain (Demokrat-Hanura) dengan parpol berbasis religius-nasionalis seperti PAN, PKS, dan PPP.
1. Kalah Oleh Alharhum Kakak Kandung dan Oknum TNI, Soeryo Gandeng Adik HM Sani
Bagi Soeryo Respatiyono, ini adalah kali ketiga dia jadi kontestan Pilgub di Kepri.
Sekali menang sekali kalah. “Insyallah, kali ini kita jadi pemenang,” ujar Soeryo optimistis.
Di pertarungan pertama 2010, dia berpasangan dengan kakak kandung Isdianto; almarhum Muhammad Sani.
Di Pilkada kedua, sarjana hukum asal UGM Yogyakarta dan doktor hukum dari Unhas Makassar ini menggandeng Ketua DPD Golkar Kepri sekaligus Bupati Bintan, Ansar Ahmad.
Kini Ansar menjabat anggota DPR-RI dari Fraksi Golkar, hasil pemilu 2019 lalu.
Kala itu, pasangan Soeryo-Ansar didukung koalisi PDIP-Golkar.
Duet politisi-birokrat ini hanya meraih 305 ribu suara. Mereka kalah dengan selisih sekitar 47 ribu (6,4%) suara dari pasangan Muhammad Sani dan Nurdin Basirun, yang meraih 347 ribu suara.
Kala itu, Muhammad Sani menjadi petahana dan didukung dua parpol besar, Partai Demokrat dan Gerakan Indonesia Raya.
Pengacara pasangan Soeryo Respatiyono dan Ansar Ahmad, kala mengajukan gugatan perselisihan hasil penghitungan suara di MK, Soeryo Respatiyono menuding kekalahan mereka kala itu, karena TNI dianggap partisan.
• VIDEO-PILGUB KEPRI - Soerya Berpasangan dengan Isdianto, Rudi Gandeng Syahrul?
"TNI terlibat secara masif, terstruktur, dan sistematis," ujar Sirra Prayuna, sebelum mengajugan gugatan, Selasa, 22 Desember 2015 lalu.
Menurut Sirra, dugaan keterlibatan TNI terlihat dari pengerahan kekuatan TNI di basis suara Golkar serta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Prajurit TNI yang bertugas melapis tugas kepolisian nyatanya berperan seperti penyelenggara pemilu. "Mereka membagikan Form C6, surat undangan bagi pemilih di basis suara Golkar dan PDIP," katanya.
2. Ini Tahapan Pilkada Serentak di Kepri dan 270 Daerah di Indonesia
Deklarasi Soeryo-Isdianto bersamaan dengan dimulainya tahapan ketiga Pilkada serentak, di 270 derah di Indonesia, Rabu 23 September 2020, 10 bulan mendatang.
Akhir Oktober lalu, KPU Kepri KPU teken NPHD (Naskah Perjanjian Hibah Daerah) untuk biaya pilkada serentak.
Kepri adalah satu dari 9 provinsi di Indonesia yang menggelar pilkada serentak, Rabu (23/9/2020) mendatang.
• KPU Buka Pendaftaran Sekretaris KPU di Beberapa Provinsi, Ini Syaratnya
• KPU Batam Terima Anggaran Hibah dari Pemko Sebesar Rp 21,9 Miliar, Proses Pencairannya Seperti Ini
Delapan provinsi lain adalah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah.
Selain Pilkada Kepri, ada 6 kabupaten/kota yang juga menggelar pilkada serentak. Kota Batam, dan 5 kabupaten lain; Anambas, Karimun, Natuna, Bintan dan Lingga.
Hanya Kota Tanjung Pinang yang tak ikut pilkada serentak tahun depan.
Untuk pendafaran
Awal Maret 2020 - Pendaftaran calon bupati-wakil bupati (224 KPU Kabupaten) serta walikota dan wakil walikota (37 KPU Kota)
Tahapan Pilkada Serentak 23 September 2020
- Mei - September 2019: KPU mulai Rencanaan program dan anggaran
- Oktober 2019: KPU teken NPHD (Naskah Perjanjian Hibah Daerah)
- 1 November 2019 - 22 September 2020: KPU Sosialisasi ke Pemilih tentang pemanfaatan hak pilih
- 31 Desember 2019 - 21 Agustus 2020: KPU membentuk PPK (kecamatan), PPS (Kelurahan), PPDP (Desa), dan KPPS (RT-RW)
- Medio Februari 2020 - Pendaftaran Pasangan calon gubernur-wakil gubernur di 9 KPU Provinsi
- Awal Maret 2020 - Pendaftaran calon bupati-wakil bupati (224 KPU Kabupaten) serta walikota dan wakil walikota (37 KPU Kota)
- 27 Maret-22 September 2020 update data pemilih.
- 1 Juli - 19 September 2020: Masa Kampanye serentak (81 hari) di 270 daerah se-Indonesia
- 20 - 22 September 2020: Masa Tenang Kampanye
- 23 September 2020: Pencoblosan di TPS
- 29 September - 1 Oktober 2020: Rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota
- 3-5 Oktober 2020: Rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat provinsi