Bus Bimbar Tewaskan Calon Pengantin, Kecelakaan Maut di Bukit Daeng, Seruduk 4 Motor dari Belakang
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Tubuh Arief Widjanarko limbung. Air matanya deras mengalir dan terus dihapus dengan sebelah tangannya. Sementara, beberapa kawannya memegang tubuh pria tersebut agar tidak jatuh.
Itulah suasana di depan kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah (RSUD EF) Batuaji Batam, Senin (17/2).
Arief tak kuasa menahan tangis ketika mendapati Sri Wahyuni yang akan dinikahinya enam hari lagi, tewas kecelakaan.
Sepeda motor yang ditumpanginya diseruduk bus kota yang sering disebut Bimbar BP 7601 DU di Jl R Suprapto, tepatnya di kawasan Bukit Daeng, Tembesi, Senin pagi, sekitar pukul 06.00 WIB.
Pagi itu, Sri Wahyuni berangkat kerja di PT Epson, Batamindo Mukakuning dan berboncengan dengan Erisza Audriana Yuliana yang mengendarai Honda Beat BP 3384 QO.
Tiba- tiba, tanpa sepengetahuan mereka, bus Bimbar warna biru yang dikemudikan Rahmat (30), menabrak mereka dari belakang, tepat di perununan Bukit Daeng menuju daerah Dam Mukakuning. Keduanya terpelanting dari motor.
Sri tewas di tempat, sementara Erisza yang kabarnya bekerja di Surya Technologi, juga di Batamindo, dalam kondisi kritis. Selain motor mereka, ada tiga motor lain yang jadi korban, yakni Yamaha Vixion putih BP 5336 JG, Honda Beat biru putih BP 3832 QQ, dan sepeda motor lain berwarna hitam-merah BP 3568 JA.
Pengamatan Tribun, Bimbar tersebut terlihat dalam kondisi terbalik di turunan Buikit Daeng tersebut, sementara pengendara lain langsung berhenti dan menimbulkan kemacetan panjang di dua jalur jalan tersebut.
Arief sempat dibawa ke kamar jenazah untuk melihat kekasih hatinya yang sudah terbujur kaku.
Lelaki ini langsung goyah dan hampir terjatuh. Sejumlah sahabatnya langsung memapahnya keluar ruangan dan terus menenangkan pria itu.
Tinggal hitungan hari, Arief akan menikahi Sri Wahyuni sebagai istrinya di Desa Selorejo, Kawedanan, Magetan, Jawa Timur, Sabtu (22/2) depan.
Undangan resepsi, Minggu (23/2) sudah disebar.
Bahkan mereka juga menyampaikan undangan lewat media sosial Facebook karena keterbatasan jarak dan waktu.
Postingan undangan Arief di Facebook itu langsung banjir ungkapan duka dan belasungkawa.
Puluhan rekan kerja Sri Wahyuni juga berdatangan ke kamar jenazah RSUD dan mereka bertangisan. Semuanya larut dalam duka.
Dari data pihak kepolisian, Sri Wahyuni diketahui mendapat beberapa cedera parah di bagian kepala akibat benturan keras.
Sri juga mendapat cedera robek di tangan kanan dan cedera cukup fatal di bagian tubuh bagian belakang.
"Akibatnya, korban meninggal dunia," kata seorang penyidik dari Satuan Lalulintas Polresta Barelang.
Sementara itu, Erisza juga mengalami cedera parah di sekitar pinggang kanan dan kiri serta tulang tangan kanan.
Hingga berita ditulis, Erisza masih kritis dan mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Erisza sempat dirawat di RS Casa Medika Mukakuning, namun kemudian dirujuk ke RS Awal Bros.
Humas Rumah Sakit RS Awal Bros, Cintya mengatakan pasien tersebut dalam penanganan darurat. "Masih upaya penanganan pasien. Karena ini kan emergency ya. Jadi penanganan emergencylah," katanya.
Cintya tidak bisa menjelaskan kondisi pasien dan menyerahkan ke pihak Kepolisian Resor Kota Barelang untuk menjelaskan.
"Nanti boleh tanya ke Polres untuk kondisi pasiennya bagaimana. Kita tidak bisa beri tahu kondisi pasien," sambungnya lagi.
Rem blong
Rahmat dan Bimbar yang dikemudikannya langsung diamankan polisi dan dibawa ke Poilresta Barelang untuk proses penyidikan.
Diperiksa di Unit III Kantor Pelayanan Kecelakaan Lalulintas Terpadu Polresta Barelang, Rahmat beberapa kali terdengar membela diri.
"Penumpang selamat semua kok, Pak. Mobil terbalik itu akibat amukan massa. Sengaja dibalikkan mobil itu," kata pria berambut ikal ini kepada penyidik.
Dalam pemeriksaan itu Rahmat mengaku jika dirinya bukanlah seorang “sopir tembak”, istilah untuk sopir pengganti atau sopir serep.
Seorang penyidik mengatakan bahwa Rahmat memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) dan setelah diperiksa, ia juga tidak dalam pengaruh narkoba atau minuman keras.
Menurut penyidik tersebut, Rahmat mengaku rem mobilnya blong.
“Tapi masih kita dalami,” kata seorang polisi. (dna/ian/bob/kdk/leo/rus)