ANAMBAS TERKINI

Komunitas Pecinta Alam Anambas Buat Aksi Bersih Pantai, 'Stop Buang Sampah ke Laut'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komunitas Pecinta Alam Anambas (Kompas) bersama anak-anak Pondok Pesantren Modern Khaira Ummah membersihkan Pantai Pasir Manang, Kecamatan Siantan, Anambas dari sampah, Minggu (8/3/2020).

Setelah mengabadikan bunga raflesia tersebut, kita lanjutkan perjalanan mencari mata air. Akhirnya sumber mata air pun didapatkan Mukhtar dan rombongan.

"Saat itu kita berangkat pagi sampai dzuhur, kalau tidak salah itu tanggal 11 Oktober 2014," terang Mukhtar.

Lalu tahun depannya, 2015, tim Kompas melakukan ekspedisi keduanya, untuk memastikan apakah bunga raflesia ini masih hidup di Gunung Samak tersebut.

Mukhtar bersama rombongan kembali mencari bunga raflesia di tempat yang sama.

"Waktu itu kami memang temukan lagi bungan langka ini, cuman kami terlambat, bunganya sudah mati, kadang kalau kita beruntung kita bisa jumpa bunga ini, kadang kalau kita cari bunganya tak muncul, untung-untungan sebenarnya," ujar Mukhtar.

Selain tim Kompas, Polisi Hutan (Polhut) pada 2019 melakukan pencarian bunga raflesia ini. Kemudian disusul oleh anak pramukan di bulan berikutnya.

Mereka juga mencari di kawasan yang pernah Mukhtar datangi. "Sepertinya mereka juga menemukan bunga itu kalau tidak salah di tempat yang sama," ucap Mukhtar.

Setelah beberapa tahun kemudian, Mukhtar mendapatkan kesempatan untuk tes Beasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Setelah mengikuti tes, Mukhtar mengunjungi LIPI, di sanalah ia bertemu peneliti bunga raflesia yang bernama Sofi.

Kemudian Mukhtar menceritakan bahwa di Anambas telah hidup bunga raflesia. Sontak hal ini membuat Sofi kaget.

Bagaiman mungkin sebuah Kepulauan bunga raflesia bisa hidup. Ternyata sofi baru pertama kali mendengar nama Kepulauan Anambas.

Sofi pun berniat untuk mengunjungi Anambas dilain waktu, ingin melihat langsung bunga raflesia yang tumbuh di Gunung Samak tersebut.

Sebenarnya beberapa warga mungkin pernah melihat bunga ini, namun mereka tidak tahu kalau bungan yang sering mereka lihat merupakan bunga langka.

Sebab karena itu masih ada kebun warga, tentuny beberapa warga ada yang pernah melihat bunga tersebut.

"Walaupun bunganya sudah mati, nanti dia akan nyebar lagi di tempat yang sama, tumbuhnya tidak jauh dari bunga yang sebelumnya, diameternya cukup besar (sambil memperlihatkan foto)," ungkap Mukhtar.

Mukhtar berharap agar lokasi ini bisa menjadi tempat berkembangnya bunga raflesia, dan juga nantinya kawasan ini bisa dipagari, sehingga bunga raflesia bisa dilestarikan dan bisa menjadi icon wisata.(TribunBatam.id/Rahma Tika)

Berita Terkini