BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pasien positif virus Corona berjumlah lima orang di Provinsi Kepri.
Dari lima pasien, satu orang pasien Covid-19 meninggal di Batam.
Sedangkan 4 pasien lainnya di Tanjungpinang, Karimun, dan 2 pasien di Batam.
Data dari Dinkes Provinsi Kepri Rabu (25/3/2020) menyatakan, tidak ada penambahan kasus positif Covid-19 di Provinsi Kepri.
Sebanyak 881 Orang Dalam Pemantauan (ODP) pada sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Kepri.
Dari jumlah tersebut, 453 ODP berada di Kota Batam, 73 ODP di Tanjungpinang, 30 orang di Kabupaten Bintan, 289 ODP di Kabupaten Karimun.
Kemudian 5 orang di Kabupaten Kepuluan Anambas, 31 ODP di Kabupaten Natuna, sementara di Kabupaten Lingga nihil.
Selain itu, terdapat 65 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Provinsi Kepri.
Mereka berada di Kota Batam sebanyak 35 orang, Tanjungpinang sebanyak 18 orang, dua orang di Kabupaten Bintan, 6 orang di Kabupaten Karimun, dan 2 PDP masing-masing di Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Natuna.
Secara nasional pada Rabu (25/3/2020) sore ini, pemerintah menyatakan bahwa ada penambahan tiga pasien Covid-19 yang meninggal dunia
Dengan demikian, total ada 58 kasus pasien meninggal dunia setelah dinyatakan positif virus corona.
Hal ini diungkapkan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BPNP pada Rabu sore.
"Ada 55 ( pasien Covid-19 meninggal) kemarin, hari ini ada penambahan tiga, sehingga jumlahnya menjadi 58," kata Yurianto.
Berdasarkan data pemerintah, saat ini tercatat ada 790 kasus Covid-19 di Tanah Air.
Dengan demikian, dalam 24 jam ada penambahan 105 pasien yang dinyatakan positif virus corona.
Selain itu, ada 31 pasien yang telah dinyatakan sembuh setelah mengidap Covid-19.
Data ini diperbarui sejak Selasa (24/3/2020) pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.
• Profil Kabupaten Lingga, Satu-satunya Wilayah Terbebas Covid-19 di Kepri hingga Rabu (25/3/2020)
• Sekolah Al Muhajirin Dotamana Batam Pangkas SPP Siswa, Dampak Ekonomi Lesu Karena Corona
Cara Mencegah Virus Corona
Kebutuhan akan masker kini meningkat semenjak ada virus Corona.
Harga masker melonjak seiring meningkatnya kebutuhan dari masyarakat.
Tidak jarang, dengan ketersediaan yang terbatas, stok masker menjadi langka.
Dokter Spesialis Paru RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Dr. dr. Harsini, Sp.P (K) menjawab keresahan masyarakat yang kini sedang berbondong-bondong membeli masker.
Menurut Harsini, penularan virus Corona bisa dicegah tanpa harus menggunakan masker, seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Masker Mahal? Berikut Cara Lain Cegah Penularan Virus Corona'.
Harsini menjelaskan ada alternatif selain penggunakan masker yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan penyakit akibat virus dan bakteri.
Dilansir Surya.co.id, berikut cara mencegah penularan penyakit akibat virus dan bakteri:
1. Perhatikan Etika Batuk dan Bersin
Dengan menerapkan etika batuk dan bersin yang benar, dia yakin, besar harapan bagi siapa saja dapat mencegah penyebaran virus dan bakteri yang bisa menyebabkan penyakit, seperti infeksi saluran napas, influenza, tuberculosis (TB), termasuk mungkin covid-19.
Berikut ini 5 langkah pelaksanaan etika batuk dan bersin yang perlu diketahui:
- Tutup dengan tisu atau sapu tangan apabila batuk atau bersin
- Buang tisu yang sudah digunakan ke tempat sampah medis
- Cuci tangan dengan air mengalir atau cairan pembersih
- Jika tidak ada tisu atau sapu tangan, gunakan punggung tangan untuk menutup mulut dan hidung
- Tutup hidung dan mulut dengan masker
2. Perhatikan Hand Hygine
Harsini mengungkapkan, cara lain untuk menghindari penyakit akibat infeksi virus atau bakteri adalah dengan mencuci tangan dengan benar.
Berikut beberapa langkah mencuci tangan yang direkomendasikan:
- Tuangkan 2-3 cc cairan antiseptic atau sabun ke telapak tangan, kemudian ratakan
- Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
- Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
- Punggung jari tangan kanan digosokkan pada telapak tangan iri dengan jari sisi dalam, kedua yangan saling mengunci
- Ibu jari tangan kiri digosok berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
- Gosok berputar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya
Seperti diketahui, harga masker di sejumlah daerah di Indonesia dikabarkan naik seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan alat pelindung diri tersebut.
Meski di Tanah Air hingga kini masih nol kasus atau negatif temuan kasus akibat sebaran virus corona Wuhan atau covid-19, masyarakat tetap saja berburu masker untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya seperti terjadi di Tulungagung.
Stok masker di kabupaten Tulungagung tiba-tiba menipis karena banyak dikirim ke Taiwan dan Hongkong.
Jika pun ada barang, harganya menjadi sangat mahal.
Situasi ini dimanfaatkan penipu untuk meraup keuntungan.
Seperti yang dialami oleh RD (32), warga Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol.
RD melihat unggahan iklan penjual masker murah di Facebook pada Selasa (29/1/2020).
“Karena harga yang dipasang cukup murah, pelapor ini memesan barang kepada pemasang iklan,” terang Kapolres Tulungagung, AKBP Eva Guna Pandia melalui Paur Humas, Ipda Anwari.
Setelah sepakat harga, RD mengirim uang Rp 14,4 juta untuk 45 karton masker merek Sensi.
Merek ini yang paling banyak diminati dan paling langka di Tulungagung.
Uang sebanyak itu ditransfer lewat rekening BRI pada Jumat (31/1/2020).
“Mereka juga berkomunikasi lewat Whatsapp. Penjual berjanji akan mengirim barang setelah uang ditransfer,” sambung Anwari.
Namun setelah uang ditransfer, penjual denga inisial MFD ini menghilang.
Masker yang sudah terlanjut dibayar tak kunjung dikirim sesuai janjinya.
Padahal seharusnya masker itu dikirim Sabtu (1/2/2020).
“Pelapor masih menunggu hingga Selasa (4/2/2020), sampai akhirnya dia melapor ke polisi,” tutur Anwari.
Lebih jauh Anwari mengingatkan, agar masyarakat waspada terhadap transaksi jual beli secara online.
• Sagulung Sub-district, Asks Residents to Stay at Home, Break the Chain of Coronavirus Spreading
• Dianggap Lebih Berbahaya, Ini Perbedaan Hantavirus dengan Virus Corona
Jangan pernah tergiur harga murah, dengan mengabaikan sisi keamanan transaksi.
Salah satu cara sederhana mengamankan transaksi adalah dengan rekening bersama.
“Kalau kita disuruh transfer dan barang dijanjikan akan dikirim, sangat berisiko menjadi korban penipuan. Kita sendiri yang bisa menghitung risiko transaksi yang akan kita lakukan,” pungkasnya.
Jenis Masker yang Direkomendasikan Dokter untuk Cegah Virus Corona
Penggunaan masker yang tepat diyakini dapat mencegah penularan virus corona baru atau 2019-nCoV.
Dokter Spesialis Paru RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dr. Jatu Aphridasari, Sp.P (K), menyebut penggunaan masker bedah sudah cukup efektif digunakan untuk menangkal penularan Wuhan corona virus.
Virus yang mulai mewabah dari Wuhan, China itu diketahui dapat menular lewat percikan cairan dari mulut dan hidung, atau kontak langsung dengan penderita.
“Masker bedah bisa 90 persen menangkal partikel,” jelas Jatu saat menjadi narasumber dalam Talkshow Kesiapan RSUD dr. Moewardi Menghadapi Corona Virus Jenis Baru yang ditayangkan secara live streaming melalui media sosial rumah sakit, Selasa (28/1/2020).
Jatu menerangkan masker bedah telah didesain khusus mampu menangkal masuknya partikel. M
Masker ini dibuat dari tiga lapisan dengan fungsi bebeda-beda.
“Bagian dalam itu moisturizer. Sedangkan lapisan tengah berfungsi sebagai filter dan lapisan luar untuk menangkal parkitel,” terang Jatu.
Jatu menegaskan, masker wajah tak boleh digunakan secara sembarangan jika ingin berfungsi baik mencegah penularan berbagai penyakit.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengenakan masker bedah:
- Jangan dibalik karena setiap bagian atau lapisan masker memiliki fungsi yang berbeda
- Pasang masker sampai menutup hidung dan dagu
- Dianjurkan rutin mengganti masker 2 sampai 4 jam sekali
- Buang masker di tempat sampah medis. Kalau tidak ada, masker yang telah dipakai bisa dibuang di dalam kantong plastik khusus
Jatu mengungkapkan masker bedah boleh digunakan oleh siapa saja dan kapan saja sebagai upaya pencegahan penularan penyakit.
Hanya, masker ini lebih direkomendasikan dipakai oleh mereka yang tengah berada di lingkungan yang berisiko terjadi penularan virus.
Masker juga bisa dipakai oleh seseorang yang menderita sakit.
Penggunaan masker tersebut ditujukan untuk dapat mencegah penyebaran virus saat penderita batuk, bersin, atau berteriak.(TribunBatam.id) (Surya.co.id/Putra Dewangga Candra Seta)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Cara Alternatif Cegah Virus Corona Tanpa Pakai Masker, Kini Sedang Langka dan Harganya Naik, https://surabaya.tribunnews.com/2020/02/24/cara-alternatif-cegah-virus-corona-tanpa-pakai-masker-kini-sedang-langka-dan-harganya-naik?page=all.