HUMAN INTEREST

Kisah Ojek Online di Batam Bertahan Hidup saat Pandemi Corona, 'Cicilan Motor dan Rumah Menunggak'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pengemudi ojek online di Kota Batam, Provinsi Kepri, Ronik. Wabah virus Corona benar-benar berdampak pada penghasilannya sehari-hari.

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Nasib pekerja yang menggantungkan penghasilan dari pendapatan harian begitu terasa sejak wabah virus Corona.

Ini belum lagi seruan dari pemerintah yang meminta untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, termasuk bekerja dari dalam rumah.

Dengan adanya kebijakan pemerintah terkait mengurangi aktivitas di luar rumah, tentu berimbas terhadap mobilitas masyarakat khususnya di Kota Batam, Provinsi Kepri.

Karena mayoritas masyarakat melakukan aktivitas di rumah berimbas terhadap pendapatan pengemudi ojek online.

Seorang pengemudi motor ojek online, Ronik, mengaku, sejak kebijakan bekerja dari rumah (Work from Home) dilakukan masyarakat pendapatannya menurun drastis.

Ronik merasakan dampak Covid-19 semenjak bulan Febuari 2020 lalu. Dampak penurunan pendapatan semakin ia rasakan sejak ada pemberlakuan social distancing.

Ronik yang mencari uang untuk makan di jalan dari pagi sampai malam hanya cukup untuk untuk makan sehari - hari, dan semingu sekali untuk membelikan susu anaknya.

"Saya sampai gak bisa menyisihkan uang untuk bayar cicilan motor. Motor sudah nunggak dua bulan sejak bulan Maret. Saya sudah mengajukan keringanan," kata Ronik pada TribunBatam.id, Selasa (14/4/2020).

Selain cicilan pembayaran kredit sepeda motor, Ronik juga kesulitan untuk membayar cicilan rumah. "Rumah sudah tiga bulan nunggak, itu juga saya mengajukan keringanan," ucapnya.

Dengan adanya pandemi Covid-19, keadaan yang semakin parah, Ronik hanya bisa pasrah, seberapa pendapatannya akan tetap bersyukur.

Sebelum menjadi pengemudi ojol, Ronik bekerja di satu perusahaan yang berlokasi di kawasan Muka Kuning.

"Dibanding dengan kerja PT dulu masih lebih tinggi jadi ojek online. Sekarang situasinya sudah berubah. Saat ini saya sedang cari - cari kerja lagi, ojek online sebagai sampingan saja," ujarnya.

Warga Dampak Corona Bakal Dapat Sembako dari Pemerintah

Kegelisahan warga Batam yang sudah menunggu bantuan sembako dari Pemerintah Kota (Pemko) Batam akhirnya terjawab.

Wali Kota Batam, HM Rudi menjawab kegelisahan warga Batam yang mempertanyakan kenapa bantuan sembako yang dijanjikan bagi warga terdampak Covid-19 tak terkunjung terealisasi.

2 Pasien Tidak Jujur Saat Berobat di Rumah Sakit, Seorang Tenaga Medis di Riau Positif Virus Corona

Terbiasa Menyentuh Wajah saat Corona, Berikut Tips Hentikan Kebiasaan Pegang Mata, Hidung dan Mulut

Tak kunjungnya dibagikannya bantuan sembako ke warga Batam karena belum tersedianya bahan pokok.

Ia mengaku, permasalahan bahwa sembako yang akan disalurkan untuk 415.000 kk (sebelumnya disebut 429.000) di Batam masih belum tersedia di Batam.

Ia mengatakan, untuk mendatangkan paket sembako untuk ratusan ribu paket itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

"Sebulan ke depan mungkin sudah datang. Saat ini kita punya stok hanya ada 192 ribu paket. Ini mungkin yang akan kita dulukan dan akan dibagikan dalam waktu dekat," katanya lagi.

Sebelumnya, Walikota Batam telah menunjuk Aryanto, Ketua Asosiasi distributor bahan pokok Batam untuk memastikan ketersediaan bahan pokok mengaku diberi waktu sebulan.

Saat dikonfirmasi TRIBUNBATAM.id, Aryanto mengakui butuh waktu untuk mendatangkan sembako tersebut dari luar daerah.

"Tadi arahan dari pak Walikota Batam dalam satu bulan sudah selesai, kami berusaha semoga bisa dalam satu bulan ini," kata Aryanto pada TRIBUNBATAM.id, Kamis (9/4/2020).

Sebelum Batam menerapkan PSBB, bahan - bahan pokok yang akan dijadikan paket bantuan sembako harus tersedia.

Dalam arahan Walikota Batam, dalam satu paket sembako tersebut antara lain berisi, beras 10 kg, minyak 3 liter, 1 box mie instant.

"Kami lagi berusaha, mudah-mudahan daerah lain tidak melakukan karantina wilayah, sebab kalau dilakukan karantina wilayah maka ekspedisi tidak jalan dan itu menghambat datangnya bahan-bahan pokok," kata Aryanto.

Sementara itu, Walikota Batam mengatakan, sambil menunggu kedatangan sembako yang akan dibagikan tersebut, Pemko Batam akan mendistribusikan sembako tahap awal kepada masyarakat yang terkena dampak Covid-19.

Rencananya, pendistribusian itu akan dilakukan minggu depan.

Pemerintah Kota (Pemko) Batam sedang menyusun teknis pembagiannya kepada warga, sehingga tidak terjadi kerumunan pada satu titik tempat.

"Tunggu saja tanggal waktunya. Mungkin minggu depan," ujar Walikota Batam, Muhammad Rudi saat berada di Panggung Utama Dataran Engku Puteri, Senin (13/4/2020).

Teknis distribusinya, pihaknya akan menentukan beberapa titik lokasi.

Kemudian masyarakat akan dihubungi ke nomor handphone yang sudah diberikan saat pendataan berlangsung.

"Kita butuh teknis sehingga warga tidak berdesak-desakkan dalam mengambil sembako. Kita butuh nomor handphone, misalnya ada sampai 100 titik lokasi. Jadi warganya tinggal kita telepon datang dan ambil," jelasnya.

Dalam pendistribusian sembako ini, Pemko sangat membutuhkan bantuan TNI dan Polri.

Hal ini untuk menghindari terjadinya keributan dikalangan masyarakat.

"Karena pembagiannnya tak semudah seperti yang kita bayangkan kita sangat butuh bantuan TNI Polri," katanya.

Sementara itu, pembagian sembako tahap awal ini adalah sembako yang memang sudah disiapkan rutin oleh Pemko Batam setiap tahun menggunakan APBD Kota Batam.

Selama ini disebut dengan sembako murah.

Terdiri dari 5 kilogram beras, 1 kilogram gula dan minyak 2 liter.

"Karena darurat maka dibagikan saja," katanya.

Ia menambahkan, paket sembako tahap kedua, itulah yang berasal dari Anggaran Provinsi Kepulauan, Anggaran Pemko dan BP Batam.

Terdiri dari 10 kilogram beras, 3 liter minyak goreng, dan indomie 1 kotak.

"Pak Gubernur, kita (Pemko), dan BP sudah siapkan anggarannya," tuturnya.(Tribunbatam.id/Himi Heptana/Roma Uly Sianturi)

Berita Terkini