Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Usaha jual ikan bilis cukup menggiurkan bagi masyarakat daerah kepulauan. Saat musim bilis, biasanya harga bilis akan jatuh alias murah meriah.
Seorang penjual ikan bilis mengaku dalam sehari bisa memperoleh untung Rp 500 hingga Rp 1 juta, bahkan lebih apabila banyak yang memborong untuk dijual kembali.
"Biasanya pedagang warung dari luar pulau banyak yang pesan, dan sudah jadi langganan juga, tapi kalau tidak musim bilis bisa mahal harganya," ucap Astri, penjual bilis di Desa Piabung, Anambas, Selasa (18/8/2020).
Ikan bilis yang sudah jadi, diambil Astri dari toke bilis kemudian dijual kembali.
Dalam sehari ia bisa menjual 20-30 kilogram bilis. Ikan bilis yang dijual ada dua macam, ikan bilis hijau dan ikan bilis putih.
• Hasil Open Bidding Pemprov Kepri segera Diumumkan, Isdianto: Pelantikan sudah Dapat Izin Mendagri
• Kembali Remake Lagu Uje, Syakir Daulay dan Adiba Khanza Bawakan Lagu Shalawat Cinta
Ikan bilis hijau berbentuk agak besar dan berisi, sedangkan ikan bilis putih warnanya bersih dan bentuknya agak pipih dan sedikit kecil.
"Ikan bilis ini dua macam, cuma yang paling banyak itu ikan bilis hijau. Sekarang bilis putih sudah jarang," sebutnya.
Kebanyakan ikan bilis yang ia jual dibeli oleh orang luar yang akan berangkat untuk dijadikan oleh-oleh. Saat musim mudik dan libur biasanya ia banjir pesanan dari pembeli.
Satu kilogram ikan bilis dijual seharga Rp 60 ribu untuk jenis bilis hijau, sedangkan bilis putih dijual Rp 50 ribu. Namun saat musim bilis susah, pedagang bisa menjual bilis mencapai Rp 100 ribu per kilogram.
Kisah Tarmizi
Terik matahari tak membuat semangat para penjemur ikan bilis di Desa Piabung, Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri putus semangat.
Satu di antaranya Tarmizi (60). Sambil memisahkan ikan bilis yang terlihat menumpuk di wadah berbentuk jaring tempat pengeringan ikan bilis, Tarmizi bercerita tentang pekerjaannya.
Menjadi penjemur ikan bilis sudah dilakoni Tarmizi selama tiga tahun belakangan ini. Bukan hanya ia seorang, tetapi juga keluarganya, termasuk anak, istri, dan menantunya.
Mereka bekerja sebagai penjemur ikan bilis.
Ikan bilis yang ia jemur ini bukan berasal dari hasil tangkapannya. Ada toke atau pemilik bagan yang menyuplai kepada penjemur ikan bilis Desa Piabung untuk mengeringkan ikan bilis tersebut.
• Siswa di Bintan Akan Kembali Belajar Tatap Muka di Sekolah, Ini SOP-nya di Masa Covid-19
• Ganti Pesta Rakyat dengan Perbaiki Jalan, Ini Keseruan Warga Tanjungpinang Peringati HUT RI
Saking banyaknya penjemur dan pengelola ikan bilis, Desa Piabung ini dikenal dengan nama Desa Bilis.
Sepanjang jalan saat kita memasuki Desa Piabung, akan terlihat di depan rumah warga tepatnya di bibir jalan, jejeran ikan bilis yang sedang dikeringkan warga.
“Sudah sejak lama Desa Piabung ini dikenal dengan Desa Bilis, karena setiap musim bilis kita selalu menjemur ikan bilis di depan rumah. Apalagi kalau musimnya, bisa dilihat setiap rumah banyak yang jemur ikan bilis,” ucap Tarmizi, Selasa (18/8/2020).
Proses penjemuran ikan bilis sebenarnya tidak terlalu sulit, jika didukung dengan cuaca panas dan terik matahari yang baik. Pengeringan ikan bilis akan cepat kering.
“Nah ikan ini kita ambil dari bagan kan, terus kita rebus dulu. Jangan terlalu lama takut lembek nanti. Kemudian setelah direbus kita tiriskan, dan langsung dijemur.
Kalau cuaca panas, satu hari itu bisa langsung kering hari itu juga, tapi kalau tidak ya kita jemur besoknya lagi,” jelas Tarmizi.
Ia mengaku upah sebagai pengering ikan bilis ini tidak banyak. Satu keranjang yang berisikan 5-6 kilogram ikan bilis dihargai Rp 10 ribu oleh pemilik bilis.
“Cuma Rp 10 ribu satu keranjang ini, ya tidak nentu sih sehari bisa dapat bilis kering berapa kilo, cuma alhamdulillah sejauh ini cukup untuk menghidupi keluarga sehari-hari,” ungkapnya.
Kendala selama menjadi penjemur ikan bilis pastinya ada. Terlebih lokasi penjemuran tepat di depan jalan yang sering dilalui oleh pengendara roda dua.
Tentu banyak polusi dari asap kendaraan. Kemudian kendala kedua, kadang ada kucing yang berkeliaran dan memakan ikan bilis yang sedang dijemur.
“Selain itu kadang hujan tiba-tiba, kita harus cepat-cepat masukkan ke dalam rumah. Kalau kena air takutnya lemah atau lembab nanti keringnya tidak bagus, takutnya itu bau pas dijual. Jadi harus hati-hati sekali kalau mau menjemur ikan bilis ini,” ujarnya.
(Tribunbatam.id/Rahma Tika)