Pangdam Jaya Tak Ingin TNI Dicap Cari Muka, Bantah Berikan Tameng ke Mahasiswa Demo UU Cipta Kerja

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Personel TNI berpelukan dengan peserta demo tolak UU Cipta Kerja

TRIBUNBATAM.ID - TNI membantah memberikan tameng kepada pendemo, khususnya mahasiswa saat terjadi aksi unjuk rasa besar-besaran menolak UU Cipta Kerja.

Pihak militer sekalius menyatakan tak ingin ditunding mencari muka dalam menjalankan tugasnya.

Demo Tolak UU Cipta Kerja, Dosen Ini Janji Beri Nilai A kepada Mahasiswa Ikut Unjuk Rasa

Ketua DPRD jadi Sasaran Massa, Aksi Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja Berujung Ricuh

"Itu saya sampaikan kepada media, bahwa kami dari TNI mendukung penuh tugas-tugas kepolisian.

Tidak ada kita mencari popularitas dan lain sebagainya."

Massa demonstrasi tolak UU Cipta Kerja di Harmoni, Jakarta ramai-ramai menghampiri dan memeluk polisi yang sebelumnya menembaki mereka dengan gas air mata, Kamis (8/10/2020) sore. (Kompas TV)

Pernyataan di atas disampaikan Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman, menyikapi kabar yang beredar soal pemberian tameng kepada mahasiswa saat demo penolakan UU Cipta Kerja di Jakarta.

Telegram Kapolri Larang Aksi Buruh, YLBHI: Polri Tak Punya Hak Mencegah Unjuk Rasa

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Kantor Disnaker Bintan, Soroti Aktivitas PT BAI

Dudung menjelaskan, pemberian tameng kepada mahasiswa terjadi saat anggota TNI hendak memindahkan tameng-tameng dari truk satu ke kendaraan lain.

Pasalnya saat itu truk yang mengangkut tameng hendak digunakan untuk mengantar mahasiswa pulang ke daerah asalnya.

"Kebetulan di dalam truk ada tameng-tameng untuk mengatasi huru-hara.

Sehingga tameng-tameng diturunkan oleh anggota dan mahasiswa membantu menurunkan dan dipindahkan ke kendaraan lainnya."

Keranda bergambar Ketua DPR RI Puan Maharani diarak pengunjukrasa Tolak Omnibus Law di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (8/10/2020) sore. (istimewa)

"Bukan berarti kemudian memberikan tameng ke mahasiswa, tentu tidak.

Tameng itu dipindahkan secara gotong royong.

Karena truk itu akan digunakan membawa pulang mahasiswa ke Pamulang," urai Dudung dikutip dalam video yang diunggah akun Instagram @suhartono323, Jumat (9/10/2020).

Cerita Jenderal Andika Perkasa Mendadak Larang 2 Prajurit TNI ke Papua: Om Tidak Izinkan

Detik-detik Polisi Ringkus Pria Pakai Bendera Merah Putih di Kerumunan Buruh, Ngaku Anak Anggota TNI

Peristiwa itu terjadi saat malam hari atau mahasiswa usai menggelar aksi demo.

Dudung mengatakan TNI membantu memulangkan mahasiswa ke daerah asalnya karena mereka kesulitan untuk pulang.

"Jadi setelah diimbau oleh Bapak Gubernur, para mahasiswa kesulitan untuk pulang ke daerah Pamulang malam itu.

Dear DPR dan Pemerintah! 5 Gubernur, 6 Bupati dan 2 Wali Kota Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja

Najwa Shihab Minta Tolong, Terjadi setelah Wawancara Kursi Kosong Menkes Terawan dan Omnibus Law!

Kebetulan ada kendaraan marinir yang stand by di situ dan akhirnya diminta tolong mengangkut mahasiswa yang ingin kembali ke Pamulang."

Dudung menegaskan pihaknya mendukung penuh tugas kepolisian dalam menjaga aksi demo UU Cipta Kerja supaya berjalan damai.

Ia juga tidak ingin TNI ditunding mencari muka dalam menjalankan tugasnya.

Petugas kepolisian berpakaian preman mengamankan pengunjuk rasa saat aksi menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law di depan Gedung DPRD Sumut, Medan, Kamis (8/10/2020). Aksi demontrasi dari berbagai lembaga di Medan tersebut berujung bentrok dengan aparat kepolisian (Tribun Medan/Danil Siregar)

"Itu saya sampaikan kepada media, bahwa kami dari TNI mendukung penuh tugas-tugas kepolisian.

Tidak ada kita mencari popularitas dan lain sebagainya," imbuhnya.

TNI Adang Mahasiswa Menuju Monas

Dudung dalam kesempatan tersebut juga menceritakan momen saat jajarannya mengadang para mahasiswa yang ingin merapat ke kawasan Monas dan Istana Negara, untuk menggelar aksi menolak UU Cipta Kerja.

Ketika itu anggota TNI tidak membolehkan para mahasiswa yang terdiri dari sejumlah perguruan tinggi untuk menuju lokasi tersebut.

Videlya Esmerella Ditangkap Karena Tuduhan Menyebar HOAKS Omnibus Law UU Cipta Kerja, Aktif Menulis

"Namun ada permintaan yang tidak saya penuhi mereka untuk ke Istana.

Saya bilang kalau mau aksi damai silakan dan mereka mau orasi kita fasilitasi," ungkap Dudung.

Pria kelahiran 16 November 1965, meneruskan ceritanya.

Aksi damai mahasiswa tersebut berlanjut hingga Azan Magrib berkumandang.

"Mereka salat dan meminta saya sebagai imam yang kita laksanakan."

Baca Undang-undang! Legislator Batam Bantah Poin Tuntutan Omnibus Law Cipta Kerja Hoaks

"Saya yakin mahasiswa dan buruh betul-betul akan melakukan aksi damai tidak ada yang melakukan aksi anarkis dan berjalan dengan baik," kata Dudung.

Cerita kebersamaan TNI dengan peserta demo tolak UU Cipta Kerja tidak berhenti di sini.

Setelah puas menyampaikan aspirasinya para mahasiswa meminta anggota TNI untuk diamankan menuju ke titik kumpul semula.

Permintaan tersebut kemudian diiyakan oleh TNI.

"Setelah itu dari mahasiswa bilang, 'Pak saya kesulitan untuk kembali karena di sana ada pasukan, khawatir sudah gelap jangan sampai nanti ada persepsi berbeda."

Foto dan Namnya Dicatut Mahasiswa di Poster Tolak UU Omnibus Law, Anya Geraldine: I Love You All!

"Akhirnya kita antar para mahasiswa dengan kawalan kiri 15 dan kanan 15 orang.

Kita antara sampai titik kumpulnya mereka.

Sehingga mereka aman sampai tujuan," ujar Dudung.

.

.

.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bantah Berikan Tameng ke Mahasiswa untuk Demo Tolak UU Cipta Kerja, Ini Penjelasan Pangdam Jaya

Berita Terkini