Editor: Thomm Limahekin
TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), H. Isdianto memuji umat Kristiani. Sebab, mereka telah melaksanakan perayaan ibadah Natal dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
"Pada perayaan Natal tahun ini, kita mengetahui kondisinya sangat berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun ini, ibadah Natal saudara kita dibarengi dengan wabah Covid-19. Namun, kita sangat bersyukur perayaan Natal ini dapat berjalan lancar dan kondusif dengan menerapkan protokol kesehatan," kata Isdianto pada Jumat, (25/12/2020) lalu.
Isdianto mengaku sudah memantau seluruh rangkaian perayaan Natal dari beberapa gereja dari kediamannya. Dia memastikan seluruh perayaan berjalan aman dan nyaman tanpa gangguan apa pun.
"Kita ingin memastikan perayaan Natal kali ini berjalan lancar tanpa gangguan ancaman dan penerapan prokes agar tidak menimbulkan klaster baru. Artinya saudara saya yang Kristen dapat menjalani ibadah dengan sehat," tegas Isdianto.
Baca juga: JAGA Protokol Kesehatan di Gereja Katolik Santo Petrus Batam, Petugas Terus Ingatkan Umat Jaga Jarak
Di samping itu, Isdianto juga mengapresiasi kinerja aparat keamanan yang telah melaksanakan pengamanan sehingga seluruh rangkaian perayaan dapat berjalan dengan lancar.
"Saya ucapkan terima kasih kepada 1.565 personel gabungan TNI-POLRI yang telah bersama-sama menjaga situasi keamanan dengan baik. Begitulah juga dengan Ormas dan LSM lainnya yang telah bersedia membantu," tambah Isdianto.
Adik almarhum HM. Sani ini mengaku bangga terhadap masyarakat karena semuanya telah ikut menerapkan budaya toleransi keberagaman dengan baik. "Kita tahu Kepri ini merupakan provinsi yang menerima semua orang tanpa memandang apapun," tegas Gubernur Kepri ini.
Rayakan Natal Sederhana di Rumah
NATAL selalu menyisakan cerita sendiri bagi setiap orang yang merayakannya. Cerita itu beragam, entah kisah sedih, bahagia atau bahkan haru. Yunita, ibu muda dari dua anak di Kota Tanjungpinang misalnya memiliki pengalaman tersendiri saat merayakan Natal tahun ini bersama keluarga kecilnya.
Natal kali ini dirayakan ketika sang suami, Safetius tidak lagi bekerja sebagai pengurus sapi di kandang Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kota Tanjungpinang. Selain itu pandemi Covid-19 menambah beban hidup yang mesti dijalaninya bersama keluarga. Kondisi itu memaksa Yunita dan suami berpikir keras mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama dua anak laki-laki mereka yang masih kecil.
"Sekarang cari uang susah. Suami pun sudah tidak lagi bekerja seperti dulu. Biasa tiap bulan ada yang diterima walaupun sedikit. Sekarang kami coba beralih jual tanaman hias dan pupuk kompos kotoran sapi yang diolah sendiri," ungkap Yunita.
Baca juga: NATAL Sederhana Yunita Saat Pandemi, Suami Di-PHK Terpaksa Ikut Cari Nafkah Olah Kotoran Sapi
Wanita yang pernah bekerja sebagai pramugari kapal di Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang ini mengutarakan selain menjual tanaman hias dan pupuk kompos kotoran sapi, suaminya juga bekerja secara serabutan mulai dari membersihkan lahan kebun orang sampai menjadi tukang bangunan.
"Penghasilan tak menentu. Kalau hanya itu yang diandalkan tentu tidak cukup. Jadi suami mencari kerja tambahan, pernah juga baru-baru ini bersihkan lahan kebun orang di daerah sini dan cat rumah seorang jemaat gereja yang mau natal dan tahun baruan. Lumayanlah nambah-nambah beli daging buat natal dan tahun baruan di rumah," ucap Yunita.
Yunita beserta keluarga kecilnya belum memiliki tempat tinggal permanen. Kini mereka tinggal di lahan kosong garapan. Akibatnya sewaktu-waktu mereka dapat digusur oleh si pemilik lahan.
"Ini tanah garapan, bulan Januari tahun depan kita masuk 2 tahun. Di sinilah kami bermukim dulu entah sampai kapan. Mungkin sampai pemilik lahan datang. Beli tanah mahal apalagi ambil rumah KPR kita belum mampu," terang Yunita.
Meskipun demikian, Yunita tidak menyesalkan kondisi perayaan Natal yang dialaminya bersama keluarga tahun ini. Dia justru mengaku bersyukur dapat merayakan natal tahun ini dengan sederhana bersama keluarga kecilnya.
"Konsep perayaan natal kita sederhana. Yang paling terpenting adalah pesan dan makna natal, di mana Sang Juruslamat lahir ke dunia membawa keselamatan. Bagi kita orang Kristen pohon natal adalah simbol kehidupan rohani agar terus bertumbuh," jelas Yunita.
Di kediamannya, daerah sekitar Senggarang, Gang Nusantara 3 pada Jumat (25/12) sore, dua anaknya sedang bermain di halaman rumah petak yang ditutupi dinding fiber. Pada bagian depan rumah sebelah kiri, tertata tanaman hias yang sedang dibibitkan beserta karung pupuk kompos kotoran sapi yang siap untuk dijual.
Tidak tampak kesan natal yang berlebihan, hanya ada lampu hias kelap-kelip di tiang atap teras rumah. Di dalam rumah hanya ada ornamen pohon natal dinding kecil dengan pernak-pernik seadanya.
Baca juga: NATAL Sederhana Yunita Saat Pandemi, Suami Di-PHK Terpaksa Ikut Cari Nafkah Olah Kotoran Sapi
"Beginilah kondisi kita, untuk natal tahun ini kita hanya dapat upayakan kado natal sederhana dengan membeli pakaian anak-anak saja. Kalau kita orang tua tahan dulu lah (sambil tertunduk lesu-red). Sampai saat ini juga kita belum buat kue tahun baru, apa-apa juga belum ada, belum tahulah nanti dari mana," ucap Yunita.
Wanita ini hanya berharap dapat melewati perayaan natal tahun 2020 ini dengan penuh khidmat dan sukacita walau hanya sederhana. Dia mengaku kesehatan dan umur panjang menjadi hal utama baginya untuk melewati akhir tahun.
"Damai sukacita Natal semoga menumbuhkan iman akan harapan yang lebih baik yang kita dapatkan di tahun yang akan dating. Selamat Natal dan selamat menyambut Tahun Baru 2021 bagi yang merayakan," ujar Yunita. (TRIBUNBATAM.id/Thomm Limahekin)