HUMAN INTEREST

KISAH Nurinis, 20 Tahun Jual Rujak di Batam, Jadi Kuliner Favorit Warga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KISAH Nurinis, 20 Tahun Jual Rujak di Batam, Jadi Kuliner Favorit Warga. Foto Nurinis di lapak jualannya, Jumat (29/1/2021).

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Bagi Nurinis, Kota Batam bukan hanya tempatnya mencari nafkah.

Di Kota Batam, perantau asal Padang, Sumatra Barat ini menemukan pasangan hidupnya, Hendri Tanjung hingga dikaruniai dua orang anak.

Meski kini berusia 50 tahun, namun Nurinis masih terlihat cekatan.

Tangannya masih cakap dalam mengulek bumbu rujak bahkan mengiris buah segar di dalam gerobaknya.

Ya, ia sehari-hari bekerja sebagai penjual rujak di Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Bengkong, Kota Batam, Provinsi Kepri.

Sejak 2001 ia berjualan rujak di Batam.

Satu tahun setelah ia merantau ke Batam pada 2000 silam.

Warga Batam menikmati rujak di kawasan Bengkong, Kota Batam, Provinsi Kepri, Jumat (29/1/2021). (TribunBatam.id/Muhammad Ilham)

Sedangkan suaminya belum bekerja dan hanya menemani dirinya di tempat jualannya.

"Di sini sudah 4 tahun, sebelumnya di Simpang Rujak dekat fly over Pelita itu.

Di sana saya jualan dari tahun 2001 sampai 2016, karena digusur jadi kami semua pindah ke sini," Kata Nurinis kepada TribunBatam.id, Jumat (29/1/2021).

Dengan pengalamannya itu, rujak yang disajikan Nurinis sangat enak dan memiliki ciri khas tersendiri dari segi rasanya.

Untuk menghasilkan rasa rujak yang enak itu, Nurinis pun tak sungkan berbagi resepnya.

"Bumbunya, dikasih petis, terasi, garam, cabai, gula merah, kacang, bawang.

Paling letak bedanya itu dari cara meracik bumbu itu dan buah-buahan yang segar," paparnya

Rujak yang ia jual dibanderol seharga Rp 12 ribu per porsinya.

Baca juga: Tips Racik Rujak Cingur Khas Batam, Rasa Gurih dan Renyah Buat Kamu Ketagihan

Baca juga: Kisah Ajo Sukses Kuliahkan Empat Anaknya dari Jualan Rujak di Batam, Ada yang Jadi TNI

Lapak penjual rujak di Kecamatan Bengkong, Kota Batam, Provinsi Kepri, Jumat (29/1/2021). (TribunBatam.id/Muhammad Ilham)

Harga yang sama dengan penjual rujak di kawasan itu.

Nurinis mengaku, bahwa saat penerapan PSBB di awal tahun 2020 lalu, omzetnya sempat turun sangat jauh.

Ketika itu, ia hanya bisa membawa pulang Rp 60 ribu per hari.

Perlahan namun pasti, usaha yang ditekuni Nurinis mulai bangkit dengan penghasilan yang cukup besar.

"Alhamdulillah kalau sekarang, penghasilan saya paling sedikit Rp 300 ribu.

Kadang tembus sampai Rp 500 ribu per hari," tuturnya.

Di tempat ia jualan saat ini, terdapat dua puluh penjual rujak termasuk dirinya.

Jika diperhatikan, Nurinis termasuk orang yang paling tua di antara penjual lainnya.

Terlihat dari raut wajahnya sudah tampak kerutan di kantong matanya.

Nurinis mengaku tidak takut jika rezekinya lari ke tetangga sebelah.

Ajo, seorang penjual rujak di Kompleks Nagoya Square, Sungai Jodoh, Kecamatan Batu Ampar, Batam, Jumat (18/12/2020) (Tribunbatam.id/Muhammad Ilham)

"Kalau masalah pelanggan lari ke tetangga itu bukan masalah.

Rezekinya sudah diatur sama Allah SWT. Kita cuma bagaimana menjadi penjual yang jujur.

Sama memaksimalkan bumbu yang kita buat supaya lebih enak," terangnya.

Diketahui anak pertamanya bernama Aldino, dan kini sudah menyelesaikan pendidikan tingkat SLTA yang ada di Batam.

Sedang anak keduanya kini duduk di bangku sekolah menengah pertama, di salah satu SMP yang ada di Batam.

"Rencananya anak yang pertama mau kuliah, cuma masih ngumpulin duit dan sekarang masih belum cukup.

Jadi dia bekerja dulu untuk sementara, jika sudah cukup uangnya baru dia lanjut kuliah," katanya

Ia juga berharap agar pandemi Covid-19 cepat berakhir agar ekonominya juga cepat membaik dan uang kuliah anaknya cepat terkumpul agar bisa melanjutkan kuliah.

rujak cingur khas Batam (TRIBUN BATAM / DOK)

Pantauan TribunBatam.id, Terlihat para penjual dan pembeli menerapkan protokol kesehatan, mengenakan masker dan tempat duduk mereka sudah diatur berjarak.

Kuliner Favorit Warga Batam

Rujak adalah salah satu makanan yang cocok untuk disantap saat cuaca terik atau panas, pasalnya rujak terdiri dari campuran buah-buahan segar yang diracik dengan kuah kacang yang manis dan juga sedikit asin, sehingga memiliki rasa nano, gurih dan enak tentunya.

Rujak merupakan salah satu kuliner khas Batam, bahkan tempat penjual rujak itu disebut Simpang Rujak, karena mayoritas penjual hanya menjual rujak, di sana terdapat puluhan penjual rujak yang berjejer di pinggir jalan.

Simpang Rujak itu berada di pinggir jalan utama yang menghubungkan Sei Panas dan Baloi, tepatnya di fly over Pelita.

Karena lokasi itu telah digusur pada tahun 2016 silam, kini para penjual rujak itu pindah di Jalan Yos Sudarso, Bengkong Laut, Kecamatan Bengkong, Kota Batam, Provinsi Kepri.

Rujak serut (sajian sedap.grid.id)

Nurinis salah satu penjual rujak mengatakan, bahwa dulunya para penjual rujak yang ada di pinggir Jalan Yos Sudarso ini adalah penjual rujak di Simpang Rujak dekat fly over Pelita.

Ia juga mengaku bahwa ia telah menjual rujak sudah belasan tahun.

"Kalau saya memang inilah kerjanya, jualan rujak saja, tahun 2001 saya sudah mulai jualan rujak di Simpang Rujak.

Karena lokasi jualan kita digusur pada tahun 2016, jadi kami pindah ke sini," kata Nurinis kepada TribunBatam.id, di lapak jualannya, BMC, Jalan Yos Sudarso, Bengkong Laut, Kecamatan Bengkong, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (29/01/2021)

Dila seorang pelanggan yang sedang makan rujak di salah satu tempat penjual rujak itu mengaku sering datang ke tempat ini.

Rasanya yang enak, menurutnya cocok dengan kondisi Batam yang sering panas.

"Rujak di sini enak-enak lo bang, aku sering ke sini apalagi pas panas seperti ini, hampir rujak yang dijual di sini itu sudah saya rasakan semua, dan rasanya enak dan segar," ujar Dila.

Ibu Mella, penjual rujak cingur seharga Rp 60.000 di Wiguna Timur, Kelurahan Gunung Anyar, Kecamatan Rungkut, Surabaya, melayani pembeli, Rabu (12/6/2019). (KOMPAS.com/GHINAN SALMAN)

Di lokasi sama, Irwan seorang juru parkir mengatakan, bahwa di sini akan ramai jika panas, namun jika hujan akan sepi.

"Di sini kalau cuaca panas pasti ramai bang, tapi kalau pas hujan pasti sepi juga, paling yang jualan hanya ada satu atau dua aja yang buka," ujarnya.

Pantauan TribunBatam.id, setidaknya ada 20 gerobak rujak yang berjejer berbentuk memanjang.

Di sana tersedia kursi dan meja sebagai tempat yang nyaman bagi pelanggan untuk menyantap rujak segar itu.

Hampir di setiap gerobak penjual rujak terlihat kesibukan pemiliknya untuk membuat rujak pesanan pelanggan.

Untuk harga rujak yang dijual di sini dibanderol seharga Rp 12 ribu per porsinya.

Selain rujak, mereka juga menjual minuman dan kerupuk-kerupuk yang di gantung dibawah tenda.

Terlihat juga para penjual dan pembeli menerapkan protokol kesehatan, mengenakan masker dan tempat duduk mereka sudah diatur berjarak.(TribunBatam.id/Muhammad Ilham)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Terkini