Kendati demikian, pak Win bersama satu orang rekannya langsung menghidupkan mesin kapal pancung berukuran 50 PK.
Mereka langsung menyebrangi selat demi selat yang gelombangnya tenang untuk mencari setiap kelong yang terlihat.
Tak lama pengepul pak Win menghampiri kelong milik pak Haji Slamet yang berada di Pulau Kasu tepatnya di Selat Lumba, Rabu (10/2/2021) siang.
"Assalamualaikum Pak Haji. Apa kabar,, eh ada pak Camat, apa kabar pak camat," ucap akrab pak Win menyapa pemilik kelong bersama 2 rekan pak haji.
Di waktu yang bersamaan, Camat Belakang Padang, Yudi juga terlebih dahulu menghampiri kelong pak haji Slamet.
Pengepul pak Win dengan akrabnya langsung menawarkan sejumlah minuman botol dingin yang ia bawa.
Ia juga melemparkan pertanyaan yang sama 'ada ikannya'.
Lalu pemilik Kelong, Pak Haji Slamet bersama 2 rekannya akan mengumpulkan ikan dari dalam kelong.
Nampaknya tak mudah, rekan haji Slamet mengeluarkan ikan dingkis dari dalam kelong harus melakukan penyelaman ke jaring yang sudah tersedia di bawah kelong.
Setelah ikan Dingkis terkumpul maka pengepul akan langsung menimbangnya.
Transaksi jual beli berlangsung di kelong, kapal pengepul akan bertambat untuk menghitung berat dan harga ikan.
"Lihat Pak Haji, 3,5 kg ya," ujar pengepul pak Win menunjuk kilo yang diangkat.
Tak lama pak Win langsung mengeluarkan uang pecahan 100 ribu dan 50 ribu untuk membayar ikan Dingkis.
Ia langsung menyodorkan uang senilai Rp 1,8 juta sebagai imbalan dari ikan yang dia beli.
"Alhamdullillah, lumayan dapat sedikit rezeki," ucap Haji Slamet pemilik kelong mengucap rasa syukur.