HUMAN INTEREST

Setahun Jadi Perawat, Datsir Ungkap Hal Menakutkan dan Menegangkan Selama di RSKI Galang Batam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ns. Almuddatsir (32), pria asal Tapaktuan Kota Aceh Selatan telah selesai masa tugas sebagai perawat RSKI Galang Batam dan akan segera kembali pulang ke kampung halaman untuk bertemu keluarga.

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Selama satu tahun wabah Covid-19 melanda Indonesia, selama itu pula lah tenaga kesehatan (nakes) 'berjibaku' merawat pasien covid-19 ditanah air.

Tak sedikit yang gugur, tak sedikit pula yang terpapar, kerja berat ini dihadapkan kepada mereka, terkhusus yang bertugas di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang, Batam, Kepri itu.

Rumah Sakit ini hanya dijadikan satu-satunya RS yang menangani pasien terinfeksi virus.

Sedikitnya sudah ribuan pasien yang terpapar covid-19 yang pernah ia rawat di RSKI. Kini masa penugasannya oleh Kementerian Kesehatan melalui program Nusantara Sehat telah berakhir.

Dia Ns. Almuddatsir (32), pria asal Tapaktuan Kota Aceh Selatan ini akan segera kembali pulang ke kampung halaman untuk bertemu keluarga.

"Alhamdullillah masa penugas telah selesai, saya dan bersama beberapa teman lainnya," ujar Datsir saat menjalani masa karantina di gedung Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Batam, Rabu (31/03/2021) sore.

Datsir mengaku penugasannya di RSKI Galang oleh Kemenkes RI melalui program Nusantara Sehat telah berakhir ibarat purna tugas.

Sore itu Datsir tampak penuh semangat, ia mengaku misinya sebagai perawat di RSKI Galang telah berakhir.

Satu tahun lamanya bertugas menjadi tenaga medis di RSKI bukan lah waktu yang singkat bagi seorang Datsir.

Banyak kisah maupun cerita pengalaman yang telah ia lalui, mulai dari rasa takut, tinggal dalam ruang lingkup terbatas dalam dalam sebuah pulau terluar.

Baca juga: Siapa Rima Melati Adams? Sosok di Balik Marcell Siahaan Mualaf, 2 Kali Pindah Agama

"Cerita pengalaman? wah,, tentu sudah sangat banyak lah bang. Mulai dari awal covid-19 masuk hingga usianya sudah setahun saya berkecimpung dengan mereka pasien covid-19," ucap Datsir.

Pria lulusan Sarjana Keperawatan Universitas Sumatera Utara ini mengaku banyak hasrat dan keinginannya yang terlewatkan begitu saja.

Bukan tanpa alasan, sebagai pria yang masih lajang Datsir lama tak bertemu keramaian, apalagi keluarga.

Keseharian aktivitas hanya dilalui dalam sebuah kawasan khusus yang terbatas dan penuh peraturan. 

"Iya, Alhamdullillah misi penugasan saya sudah selesai. Rencana pertama pulang kampung dulu bang bertemu keluarga," ujar Datsir.

Menurut Datsir misi penugasan Nusantara Sehat berbeda dari biasanya.

"Program Nusantara Sehat Covid 19 ini biasanya penugasan di Puskesmas, tapi kali ini saya ditugasi di Rumah Sakit, RS nya khusus penyakit infeksi lagi. Awalnya saya kaget sih, katanya.

Datsir menceritakan singkat pengalamanmya selama berugas di RSKI.

Ada hal menarik dari Pasiennya RSKI yang menjalani perawatan.

 "Selama saya di sini, pasiennya aman aman saja walau mereka terinfeksi tapi tak nampak bahwa mereka lagi terinfeksi. Di sini saya merasakan sekali energi melawan musuh yang tidak tampak (virus) itu bang, ketika pasien pertama kami datang, kami semua Nakes yang ditugaskan di sini berkumpul melihat pasien datang, waktu itu ada 2 bus besar. Semangat untuk memberikan pelayanan kesehatan itu pun besar sekali dalam diri, sampai-sampai ada yang meluapkan emosinya dengan menangis juga itu bukan karena takut," kata Datsir bercerita.

Tidak hanya itu, hal menarik juga termasuk pakaian dinasnya yaitu Hazmat.

Dia mengatakan, tidak sembarang orang bisa memakai pakaian hazmat saat awal kemunculan virus Covid 19 ini.

"Waktu itu saya bangga saya bisa memakai Hazmat lengkap dengan APD saat memberikan pelayanan keperawatan ke pasien dan itu sangat beda dari tugas saya sebelum sebelumnya yang hanya memakai seragam Nusantara Sehat," katanya.

Kami Nakes di RSKI terdiri dari berbagai latar belakang, ada dari Nakes (tenaga kesehatan) TNI AD, AU, AL, Polri, Nusantara Sehat dan Relawan Daerah.

Tak hanya pengalaman menarik, Datsir juga mengakui ada beberapa pengalaman buruk yang ia alamai.
 
"Kalau saya lebih kepada penyesuaian diri terhadap lingkungan Rumah Sakit sih bang. Abang tau kan lingkungan RSKI Covid di Pulau Galang ini bekas ex camp Vietnam, horor bang. Ada gangguan gangguan aneh," ucapnya.

Tidak hanya itu, di lingkungan RSKI sepi hanya pohon pohon banyak monyet.

Datsri bertugas di RSKI Galamg mulai 1 April 2020 s/d 31 Maret 2021.

Pesan dan harapan saya buat masyarakat Indonesia khususnya masyarakat kepri selalu konfirmasi ulang tiap mendengar berita yg bikin resah terkait Virus Covid 19, jangan sampai kita termakan info hoax yg cuma didapat dari grup wa/fb lalu jadi khawatir sendiri. 

Masyarakat harus mampu mengubah mindset (pola pikir) yang beranggapan terkena Covid 19 ini adalah suatu aib dan tidak mau terbuka dengan gejala yang dirasakan.

Itu merupakan mindset yang sangat salah.

Semakin ditutupi semakin besar peluang penyebaran virus Covid 19, harapannya warga bisa menggunakan pelayanan kesehatan terdekat Puskesmas untuk melakukan pengecekan status kesehatan agar semua aman, diri sendiri aman keluarga juga aman.

Setelah selesai penugasan NSI Covid 19 Datsir pun berencana akan tetap memilih bekerja dalam almamater Nusantara Sehat.

"Saya akan mengikuti pemilihan lokasi khusus (lokus) penugasan di bulan April mendatang. Doakan yaa bang semoga saya kembali berjodoh untuk ditugaskan di Indonesia Timur  lagi dan planning selanjutnya menikah," tutupnya. (TRIBUNBATAM.id/Beres Lumbantobing)

*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Batam 

Berita Terkini