ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Hati Tomi Andri langsung tergerak ketika melihat langsung masih ada warga Anambas yang buta huruf.
Fakta mencengangkan ini diketahui pra 27 tahun itu ketika melihat sendiri warga yang kesulitan bahkan untuk tanda tangan.
Dari situ diketahui, jika warga yang belum bisa membaca menjadi salah satu penyebabnya.
Kondisi ini terbilang miris dengan daerah yang digadang-gadangkan sebagai salah satu daerah penghasil migas di Indonesia.
Dana Bagi Hasil (DBH) Migas seharusnya bisa menuntaskan persoalan klasik itu.
Selain masalah klasik lain yang dikeluhkan hampir puluhan ribu warga hampir setiap harinya.
Berdasarkan hasil survei sensus penduduk tahun 2020. Total penduduk di Anambas saat ini berjumlah 32.415 jiwa.
Sensus penduduk menyebutkan bahwa persentase penduduk belum pernah sekolah untuk laki-laki 1,83 persen dan perempuan 0,78 persen.
Sekolah Dasar (SD) laki-laki 39,62 persen dan perempuan 45,58 persen, Sekolah Menengah Pertama (SMP) laki-laki 24,74 persen dan perempuan 19,93 persen.
Sekolah Menengah Utama (SMU) laki-laki 14,35 persen dan perempuan 18,08 persen, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) laki-laki 2,93 persen dan perempuan 2,39 persen.
Diploma I/II/III/IV/S/3 untuk laki-laki 0,21 persen dan perempuan 0,33 persen.
Sementara itu yang tidak sekolah lagi untuk laki-laki 16,32 persen dan perempuan 12,91 persen.
Tomi Andri mengabdikan dirinya untuk membantu warga Anambas bisa belajar baca tulis di Desa Liuk, Kecamatan Siantan Tengah.
Selama mengajar, ia tak meminta bayaran.
Baca juga: Sejarah Hari Aksara Internasional, Diperingati Setiap 8 September
Baca juga: Fakta Unik Bahasa Jawa, Punya Aksara Terindah di Dunia dan Diucapkan di 5 Negara
Semua ia kerjakan secara sukarela dan ikhlas.