Masyarakat Menjerit, Harga Minyak Goreng Melonjak Tinggi dan Stok Terbatas di Anambas

Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak
Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Stok minyak goreng kemasan yang tersisa di warung grosir milik Kia di Pasar Inpres Tarempa di Anambas

ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Kondisi minyak goreng yang kini mengikuti harga pasar, nyatanya menimbulkan keluhan bagi sejumlah masyarakat di tiap daerah, tak terkecuali di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Keluhan yang dialami pembeli serta pedagang ini muncul, setelah pemerintah mengambil langkah mencabut harga eceran tertinggi minyak goreng.

Akibatnya, mereka pun harus mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk mendapatkan minyak goreng dari harga subsidi sebelumnya.

Seorang pengunjung Pasar Inpres Tarempa, Nurbaya mengatakan, sejak naiknya harga minyak goreng, saat ini ia harus menghemat pemakaian di rumah.

"Kita sebagai ibu rumah tangga harus pandai-pandailah sekarang pakai minyak goreng. Karena lama-kelamaan gak sanggup juga kalau harganya tinggi begitu," ujarnya, Senin (11/4/2022) kepada Tribunbatam.id.

Tidak hanya itu, Nurbaya juga menyebutkan, untuk saat ini keberadaan minyak goreng di pasaran mulai terbatas dan minim stok.

"Sekarang ini sudah mulai agak susah lagi nyari minyak goreng, stoknya terbatas dan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat," terangnya.

Bahkan ia sempat tidak menggunakan minyak goreng saat menyiapkan menu masakan untuk keluarga di rumah.

Baca juga: UPDATE Daftar Harga Minyak Goreng Kemasan Alfamart dan Indomaret, Senin (11/4/2022)

Baca juga: Warga Tanjung Pinang Mulai Terima BLT Minyak Goreng, Rp 500 Ribu Buat 5 Bulan per KK

"Pernah kemarin gak pakai minyak goreng. Hanya masak rebus saja di rumah. Sekarang kalau dapat, pakai minyak goreng diusahakan tiga kali pemakaianlah saat menggoreng," jelasnya.

Ia berharap kepada pemerintah agar dapat mengambil kebijakan menurunkan harga minyak goreng serta memantau stok minyak goreng yang ada di pasar.

"Semoga ke depan harga dan stok minyak goreng bisa dipastikanlah oleh pemerintah sesuai kondisi ekonomi masyarakatnya," tuturnya.

Senada dengan Nurbaya, Kia seorang pedagang semi grosir di Pasar Tarempa membenarkan, selain harga minyak goreng yang tinggi, kini stoknya juga terbatas.

"Kalau harga eceran seliter saya jual Rp 24 ribu, kalau per dus saya gak sanggup jual lah ke warung-warung karena stoknya terbatas," ucapnya.

Ia melanjutkan, persoalan tersebut membuat daya beli masyarakat terhadap minyak goreng mulai menurun.

"Memang harga minyak goreng ini tinggi sekali, daya beli masyarakat pun mulai menurun. Kita yang biasanya pesan 100 sampai 200 karton ke agen sekarang cuma bisa 50 karton bang," ungkapnya.

Halaman
12

Berita Terkini