MSR: Sebenarnya ini pertanyaan yang apa ya, saya juga kadang-kadang kalau ditanyakan hal ini agak bukan bingung ya, tapi saya gak bisa, saya gak mengidolakan satu-satunya tokoh begitu.

Tapi kemudian banyak tokoh yang menginfluence saya.

Mulai dari orang tua, tokoh-tokoh nasional dan tokoh yang punya sejarah.

Baca juga: DPRD Kepri Bahas 16 Ranperda Tahun Ini

Itu kemudian yang menginfluence kita untuk kemudian punya pandangan bahwa, mohon maaf bang, kan anak-anak muda itu kayak apatis ya, atau bukan apatis, kalau saya nyebutnya itu, kalau bahas politik itu kayak 'aduh gak aku banget' apatis lah ya.

Cuma punya kesadaran bahwa politik itu bisa memberikan satu perubahan, kebermanfaatan.

Nah itu dari banyak tokoh tadi. Jadi gitu, saya tidak punya satu role model tokoh yang kemudian itu menginfluence saya begitu.

TB: Bang, waktu mulai mencalonkan diri 2019 itu saya yakin, apa sih yang membuat bang bisa lolos ke Dompak waktu itu?

MSR: Gini nih, jangan kan orang lain menilai, saya saya saat itu sebenarnya gak yakin kalau diri saya lolos.

Karena Bang Thom, saya realistis saja pada waktu itu. Tahun 2019 itu kita bukan siapa-siapa, anak muda yang masih minim pengalaman, minim jejaring, minim finansial yang kemudian punya bayang-bayang kita terpilih begitu.

Realistis saya adalah saya bisa mensupport partai saya untuk mendapatkan satu kursi.

Waktu itu sudah ada incumbent satu dapil.

Nah jadi realistis saya bagaimana juga bisa berkontribusi mempertahankan satu kursi. Kebetulan dapil kami kan 4 kecamatan, Sekupang, Belakang Padang, Batuaji dan Sagulung.

Nah saya pada waktu itu satu-satunya caleg yang mewakili Belakang Padang dari partai saya.

Jadi kalau istilahnya, karena dapilnya 4 kecamatan, adalah orang Sagulungnya, Batu Ajinya orangnya ada, orang Sekupang ada dan ini orang Belakang Padangnya gak ada, waktu itu cuma saya saja.

Baca juga: Pemprov Kepri Proses PAW Dua Anggota DPRD Kepri Sirajuddin Nur dan Ilyas Sabli

Supaya ada representasi orang Belakang Padang, dari partai kayaknya Rido coba kita dorong.