Menurutnya, insiden itu terjadi akibat dipicu beban jumlah orang dalam ruangan tepatnya yang mendekati titik pusat keretakan.
Baca juga: Proyek Penanganan Banjir di Anambas Terancam Tidak Tepat Waktu, Ini Sikap Dinas PUPR
"Beban orangnya yang banyak mungkin jadi penyebab juga. Saat lagi belajar tiba-tiba ada suara keretakan, kami pun lansung mengamankan siswa," sebutnya.
Insiden saat peristiwa itu cukup mengejutkan dan membuat takut para siswa hingga para guru.
"Anak-anak langsung lari keluar ruangan karena takut kalau tiba-tiba ada susulan ambruk atau roboh. Kami pun juga langsung berhamburan ke luar," tuturnya.
Diah mengungkapkan, sebenarnya kondisi lantai ruang majelis guru ini sudah menghawatirkan karena cukup lama mengalami keretakan.
Keretakan itu, awalnya terjadi saat banjir besar tahun 2016 silam.
"Sejak dari situ langsung retak lantainya. Retaknya itu ada sejumlah titik dan selalu mengeluarkan air. Mungkin tanah di dalam lantai ini sudah amblas atau ada aliran air di dalamnya," beber Diah.
Akibat dari insiden itu, pihaknya lantas mengalihkan ruang majelis guru sementara ke ruang tata usaha.
"Ini kami kosongkan dulu ruangannya, takut kalau difungsikan malah jadi lebih bahaya," tukasnya.
Dalam insiden itu, sebutnya tak ada korban jiwa atau korban luka. (TRIBUNBATAM.id/Novenri Simanjuntak)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News