Komunikasi dengan pihak perusahaan pun mulai terputus.
"Kita terus tanya di grup WhatsApp, tapi mereka lama-lama tidak jawab. Tak bisa dihubungi sama sekali," ungkapnya.
Sewati mengaku uang yang ia bayarkan adalah hasil dari tabungan bertahun-tahun saat masih bekerja di perusahaan.
"Sekarang saya sudah nggak kerja lagi. Itu uang tabungan saya. Semua sudah saya serahkan, tapi malah dibawa orang tak bertanggung jawab," ucapnya kecewa.
Sewati tidak sendiri. Ia termasuk dari ratusan warga Sagulung yang merasa ditipu lewat skema penjualan kavaling bodong ini.
Bersama warga lain, ia kini bersiap menempuh jalur hukum.
Baca juga: Ratusan Warga Sagulung Batam Jadi Korban Kaveling Bodong, Uang Ratusan Juta Raib
" Selasa kami sepakat untuk buat laporan ke Polresta Barelang. Semoga ada titik terang, uang kami kembali, dan pelakunya diproses," tegasnya.
Kini harapannya hanya satu, kejelasan akan kaveling tersebut atau uang yang telah dibayarkannya kemabli.
Mengingat dari hasil pertemuan dengan perangkat kelurahan, lahan yang dialokasikan untuk kaveling tersebut ternyata tidak ada di data BP Batam. (Tribunbatam.id/Ucik Suwaibah)