CUACA EKSTREM DI ANAMBAS

Nelayan Anambas Mulai Jarang Melaut Imbas Cuaca Buruk, Hasil Tangkapan Turun

Nelayan di Anambas mulai jarang melaut imbas cuaca buruk. Hasil tangkapan pun menurun.

TribunBatam.id/Noven Simanjuntak
NELAYAN DI ANAMBAS - Zaidan, nelayan Anambas, warga Desa Piasan, mengaku cuaca buruk mulai melanda Anambas, Selasa (9/9/2025). Hal ini membuat para nelayan jarang melaut. 

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Cuaca di Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mulai dilanda hujan dan angin kencang.

Laporan terkini BMKG, cuaca di Anambas dominan diguyur hujan dengan intensitas ringan-sedang disertai  angin kencang.

Meski belum masuk musim utara, kondisi cuaca ini terbilang cukup buruk untuk sejumlah aktivitas warga.

Musim utara biasa disebut warga lokal di sana saat kondisi cuaca tidak kondusif untuk melaut.

Biasanya, kondisi cuaca ini terjadi menjelang akhir tahun.

Dampak lainnya, sejumlah moda transportasi terganggu karena cuaca buruk ini. 

Nelayan di Anambas juga terkena dampak dari cuaca buruk ini.

Sebab cuaca buruk di Anambas ini membuat aktivitas menangkap ikan mereka terganggu.

Bila hujan deras disertai angin kencang dan laut bergelombang tinggi, mereka akan membatalkan kerjaannya untuk turun melaut.

"Ya ini sudah masuk angin kencang. Dari ujung bulan tujuh kemarin. Walaupun belum terlalu signifikan, tetapi satu waktu ada yang ekstrem," ujar Zaidan, nelayan Anambas, warga Desa Piasan, Selasa (9/9/2025).

Akibat cuaca buruk tak menentu ini, dominan para nelayan kini jarang untuk melaut.

Hadangan cuaca buruk ini, sebutnya, turut mempengaruhi jarak lokasi tangkapan ikan para nelayan.

Bila biasanya cuaca normal, para nelayan akan melaut ke lokasi yang cukup jauh dari bibir pantai.

Namun munculnya gangguan cuaca, pihaknya hanya maksimal berani menangkap ikan di jarak 20 mil dari garis pantai.

"Biasanya kan kami 80 - 90 Mil. Tetapi sekarang ini sudah turun 20 - 30 Mil. Itu kawasan yang masih nampak pulau-pulaunya. Kalau ada angin kencang kami masih bisa berlindung," ungkapnya.

Zaidan menjelaskan, berlansungnya cuaca buruk ini sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan para nelayan.

Hasil tangkapan ikan dengan jangkauan wilayah yang dekat menjadi berkurang dari biasanya.

"Kami kan biasa melaut ada yang per tiga hari ada yang berminggu-minggu. Nah biasanya per hari itu kami dapat 100 Kg, kalau sekarang mau tiga hari terkumpul 100 Kg. Ini jelas membuat biaya kami jadi bertambah," terangnya.

Musim Selatan ini, untuk hasil tangkapan ikan para nelayan khususnya nelayan tongkol terbilang menipis.

Biasanya, hasil tangkapan tongkol ini melimpah saat musim angin Utara.

"Ditambah lagi ini belum musimnya, hasil tangkapan tongkol pun terbilang turun. Ya kalau udah begini, kami mikir-mikir juga buat turun. Kalau turun pasti iritkan biaya lah," kata Zaidan.

Di sisi lain, untuk harga jual nelayan ke penampung ikan saat ini masih terbilang normal. Namun meski begitu, dirinya tak mengetahui bagaimana harga jual di pasaran.

"Kalau untuk harga jual kami ke penampung masih normal lah, kalau ke pasaran kami kurang tahu apa naik atau tidak. Tapi biasanya kalau cuaca buruk, harga ikan naik," pungkas Zaidan. (TribunBatam.id/Noven Simanjuntak)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved