SAMPAH DI BATAM
Capaian Retribusi Sampah di Batam Baru 38 Persen, Walikota Siapkan Jurus Baru Kejar Target Rp 60 M
Realisasi retribusi sampah di Batam baru 38 persen dari target Rp60 Miliar yang ditetapkan dalam APBD-P tahun 2025.
Penulis: Pertanian Sitanggang | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Realisasi retribusi sampah di Batam baru Rp22,9 Miliar atau 38 persen dari target Rp60 Miliar yang ditetapkan APBD-P 2025.
Wali kota Batam, Amsakar Achmad mengungkapkan jika mengambil sejumlah langkah strategis untuk mengejar target retribusi sampah di Batam tersebut.
Salah satu hambatan utama yang diidentifikasi adalah data jumlah pelanggan retribusi sampah di Batam yang belum akurat dan belum maksimal.
“Saat ini, data yang kami terima dari Komisi II DPRD Batam baru mencatat sekitar 140 ribu rumah tangga sebagai pelanggan retribusi sampah," katanya.
Menurut Walikota Batam, langkah pertama yang harus dilakukan adalah pemutakhiran data pelanggan secara menyeluruh
Langkah pemutakhiran data ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam memetakan secara tepat jumlah pelanggan rumah tangga yang wajib membayar retribusi sampah di Batam.
Selain itu, Pemko Batam bakal menjalin kerja sama dengan PLN dan PT Moya untuk mengintegrasikan sistem pembayaran retribusi sampah agar lebih transparan dan efisien.
“Tapi soal tenaga kerja yang akan mengelola sistem ini, masih harus kami pikirkan lebih matang,” ucap Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam itu.
Ia menjelaskan, target retribusi sampah di Batam hingga Rp 60 miliar ini menjadi perhatian serius.
Tujuannya agar pelayanan kebersihan di Batam bisa terus berjalan optimal dan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan kualitas hidup warga kota.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam, Herman Rozie menambahkan, selain jumlah pelanggan yang belum optimal, ada sejumlah kendala lain yang turut mempengaruhi rendahnya capaian retribusi sampah.
“Hanya menghitung jumlah rumah atau rumah tangga saja tidak cukup. Karena masih banyak rumah tangga yang belum membayar retribusi," kata Herman.
Sementara jika dilihat dari jumlah rumah di Batam, banyak juga rumah yang tidak ditempati.
Hal ini menurutnya tidak bisa menjadi patokan.
Selain itu, pengutipan retribusi sampah di Batam juga dibutuhkan komitmen dan juga integritas petugas pengutip sampah di lapangan.
Menurutnya, pengawasan terhadap retribusi sampah di Batam dari pedagang kaki lima sangat sulit dilakukan.
Petugas pengutip harus menyetorkan uang retribusi sesuai jumlah karcis yang diberikan, namun pengawasan ini kerap menemui kendala di lapangan.
“Banyak faktor yang menyebabkan retribusi sampah saat ini masih jauh dari target,” tutupnya. (TribunBatam.id/Pertanian Sitanggang)
Sampah Masih Jadi Masalah Serius di Batam, Amsakar Kumpulkan Semua Petugas Kebersihan |
![]() |
---|
Warga Batam Keluhkan Sampah Lama Diangkut hingga 2 Minggu: Sampai Jadi Belatung |
![]() |
---|
Retribusi Sampah di Batam 2025 Jauh dari Target, Baru Capai Rp18,4 Miliar hingga Juli |
![]() |
---|
Atasi Sampah di Batam, Amsakar dan Li Claudia Chandra Ikut Gotong Royong Massal Bersama Ribuan ASN |
![]() |
---|
Pemko Batam Minta Pengembang Sediakan TPS di Perumahan yang Bakal Dibangun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.