Batam Terkini

Setelah Dibongkar dan Diotopsi Semalam, Jenazah Sutoyo di Batam Akhirnya Dimakamkan Kembali 

Setelah selesai keperluan otopsi, akhirnya dikebumikan kembali pada Senin (27/10) pagi sekitar pukul 09.00 WIB

Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Eko Setiawan
Beres/TribunBatam
Pemakaman ulang mayat Sutoyo di TPU Sei Panas 

TribunBatam.id, Batam - Jenazah Sutoyo (62) yang dibongkar dari liang kubur pada Minggu (26/10) sore telah dimakamkan kembali. 

Jenazah dimakamkan ulang, Senin (27/10) pagi. Anggota keluarga almarhum melalui kuasa hukum, Chanri Hutabarat melaporkan bahwa jenazah telah dimakamkan ulang. 

"Setelah selesai keperluan otopsi, akhirnya dikebumikan kembali pada Senin (27/10) pagi sekitar pukul 09.00 WIB di TPU Sei Panas Batam," ujar Chanri, Selasa (28/10).

Kata dia, satu malam penuh, dokter forensik RS Bhayangkara Polda Kepri berkutat melakukan otopsi untuk mengungkap penyebab kematian pria yang diduga menjadi korban pembunuhan oleh sekuriti kos-kosan di Eden Park.

"Untuk hasil otopsi, keluarga belum menerimanya. Kami masih menunggu. Bedar harapan kami kejadian ini dapat dibuka secara terang benderang," ungkapnya. 

Ia menyampaikan keluarga telah iklas atas meski telah empat hari dimakamkan dan jenazahnya harus diangkat kembali setelah keluarga mendapat informasi mengejutkan bahwa kematiannya bukan karena sakit, melainkan akibat penganiayaan.

Chanry menegaskan tuntutan keluarga setelah hasil otopsi keluar. "Kita berharap setelah hasil otopsi keluar, agar fakta penyebab kematian dibuka ke publik dan semua pelaku yang terlibat diproses sesuai aturan hukum," tegasnya.

Transparansi dalam pengungkapan kasus ini penting bagi keluarga. Mereka ingin masyarakat tahu bahwa Sutoyo tidak meninggal karena sakit, melainkan menjadi korban tindak kekerasan yang fatal.

"Supaya pihak keluarga yang ditinggalkan mendapatkan keadilan," pungkas Chanry.

Minggu (26/10) sore saat liang kubur almarhum dibongkar, anggota keluarga Isak mengaku meski berat hati melihat jenazah orang yang dicintai harus dibongkar dan diotopsi, keluarga korban mengaku tidak mempersoalkan hal tersebut.

"Kami tidak mempersoalkan jika jenazah korban diangkat dari liang lahat untuk dilakukan otopsi dengan harapan roh almarhum dapat tenang setelah penyebab kematiannya terungkap," ungkap Isak Ramli, yang menganggap Sutoyo sebagai ayah kandungnya selama 20 tahun.

Bagi keluarga, keadilan untuk almarhum jauh lebih penting daripada ketenangan fisik jenazah di liang kubur. 

"Anggota keluarga berharap dari hasil otopsi terungkap kasus ini secara terang benderang," tambah Isak.

Isak Ramli berbagi kisah pilu tentang pria yang telah ia anggap sebagai ayah kandung selama dua dekade. 

"Meski tak punya hubungan darah daging dengan almarhum, saya sudah menganggap beliau sebagai ayah," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved