OKNUM POLISI PERAS PENGUSAHA

Rumah Korban Pemerasan Oknum TNI-Polri di Batam Tertutup Rapat, Penghuni Pergi Bawa Koper

Rumah Budianto, korban dugaan pemerasan oknum TNI-Polri di Batam tertutup rapat. Pekerja dekat rumah korban sebut, penghuni pergi bawa koper

Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
Beres/TribunBatam
RUMAH KORBAN - Rumah Budianto, korban dugaan pemerasan di Batam (biru) sekaligus TKP pemerasan yang dilakukan oleh oknum TNI dan Polri, tertutup rapat. Foto diambil Selasa (4/11/2025). 

"Setahu kami, jarang ada kegiatan di situ. Jarang buka juga rukonya. Kayaknya itu dibuat rumah tinggal," ujar beberapa pekerja toko. 

Yang mereka tahu, orang yang tinggal di ruko tersebut belum lama tinggal di sana.

"Orang yang tinggal di situ belum lama, mungkin masih baru," ujar pekerja toko yang mengaku sudah lama bekerja di Alfamart. 

Korban pemerasan oleh anggota TNI di Batam, Budianto usai melaporkan insiden kelam ke Denpom 1/6 Batam, Senin (3/11/2025)
Korban pemerasan oleh anggota TNI di Batam, Budianto usai melaporkan insiden kelam ke Denpom 1/6 Batam, Senin (3/11/2025) (Beres/TribunBatam)


Komentar warga lainnya juga serupa. Adi, pedagang buah di depan bangunan tempat tinggal korban, mengaku tak tahu ada kejadian di ruko tersebut. 

"Memang kenapa dengan bangunan itu, sering tutup. Nggak kenal juga. Tapi belakangan ini, kami ada lihat meja biliar di bawah. Ada satu meja, kami lihat pas tukangnya lagi renovasi," ungkap Adi. 

Adi mengaku tak banyak tahu tentang pemilik rumah tersebut. Yang ia tahu, ruko itu bukan tempat berjualan dan sering tutup. 

Kuasa Hukum Jaga Kerahasiaan Alamat Kliennya

Sebelumnya, pemilik ruko, Budianto yang juga menjadi korban pemerasan, mengaku dirinya tinggal di sana bersama sang istri. 

Ia tinggal di lantai dua, sementara lantai satu dibuat meja billiar untuk pribadi. Hingga kini, belum diketahui bisnis maupun usaha yang dijalankan korban. 

Kuasa hukum korban, Deny Tampubolon ketika dikonfirmasi bisnis dan usaha korban, serta alamat tempat tinggal kliennya yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) enggan memberi tahu. 

Baca juga: Propam Polda Kepri Tangkap Seorang Perwira, Diduga Peras Pengusaha Hingga Rp300 Juta

"Jawaban dari korban, nggak dulu ya. Karena itu privacy dan menyangkut keselamatan korban," ujarnya.

Budianto Mengaku Trauma

Sebelumnya, Budianto mengakui setelah kejadian yang menimpanya Kamis, 16 Oktober 2025 lalu, kehidupan Budianto dan istrinya berubah total. 

Rumahnya dirasa jadi tempat paling menakutkan.

"Kami tidak bisa tidur nyenyak. Setiap ada suara kendaraan berhenti di depan rumah, kami langsung panik. Kami merasa terus diawasi. Kami takut mereka akan kembali," ujarnya, Senin (3/11/2025).

Istrinya yang sedang hamil delapan bulan mengalami trauma paling parah. Kondisi mentalnya hancur. Depresi berat.

"Istri saya sangat depresi. Dia menangis setiap hari. Dia takut. Dia bilang tidak mau tinggal di rumah ini lagi," kata Budianto.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved