OKNUM POLISI PERAS PENGUSAHA

Rumah Korban Pemerasan Oknum TNI-Polri di Batam Tertutup Rapat, Penghuni Pergi Bawa Koper

Rumah Budianto, korban dugaan pemerasan oknum TNI-Polri di Batam tertutup rapat. Pekerja dekat rumah korban sebut, penghuni pergi bawa koper

Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
Beres/TribunBatam
RUMAH KORBAN - Rumah Budianto, korban dugaan pemerasan di Batam (biru) sekaligus TKP pemerasan yang dilakukan oleh oknum TNI dan Polri, tertutup rapat. Foto diambil Selasa (4/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Rumah Budianto, korban dugaan pemerasan oleh oknum TNI-Polri di Batam kini tertutup rapat, tak lagi berpenghuni, Selasa (4/11/2025)
  • Warga lihat penghuni rumah angkut koper dari dalam ruko sehari sebelumnya
  • Budianto sebelumnya mengaku trauma berat, setelah peristiwa pemerasan yang disertai todongan senjata api, sementara istrinya yang sedang hamil delapan bulan mengalami depresi

 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Rumah sekaligus tempat usaha milik Budianto Jawari, korban kasus dugaan pemerasan oleh oknum TNI-Polri di Komplek Pertokoan Bunga Raya, Botania 1, Batam kini tertutup rapat.

Pantauan Tribunbatam.id di lokasi, Selasa (4/11/2025), tak ada satu pun aktivitas di sana. Bangunan dua lantai bercat kuning berdiri di antara deretan ruko lain yang masih aktif. 

Di lantai bawah, terlihat pintu lipat besi berwarna biru tua dalam kondisi tertutup rapat, tanpa tanda-tanda ada kegiatan usaha. Di teras bangunan, ada tiga buah sandal. 

Selain itu, satu camera CCTv menyorot tajam setiap pengunjung yang datang. 

Baca juga: Curhat Pengusaha Batam Ditodong Senjata, Diperas Oknum Aparat Modus Penggerebekan Narkoba

Di bagian depan ruko terdapat meja kayu sederhana, ember plastik dan beberapa peralatan bangunan, seperti semen dan ember cat. 

Tepat di atas pintu, terpasang kanopi biru yang mulai kusam dan sebagian kain penutupnya tampak terlepas. 

Sementara di lantai dua, terdapat satu unit pendingin udara (AC) dan pintu hitam kecil menuju balkon sempit dengan pagar besi biru. 

Di sisi kanan ruko, terlihat minimarket Alfamart cabang Bunga Raya yang masih beroperasi dan ramai dikunjungi warga sekitar.

Sementara di sisi kiri, terdapat klinik dokter gigi. Rumah korban ini diapit pertokoan. 

Meski berada di kawasan pertokoan yang biasanya ramai, suasana di depan ruko milik Budianto tampak berbeda, hening dan tertutup, seolah menjadi saksi bisu dari peristiwa yang menimpa pemiliknya.

Tak ada yang mencurigakan dari bangunan itu. Beberapa warga sekitar yang ditemui, mengaku tak ada yang tahu ada peristiwa yang menimpa pemilik rumah. 

Informasi yang dihimpun, Budianto dan keluarganya sudah pindah dari bangunan ruko itu.

"Sudah pindah kemarin, sudah diangkat barang-barang dari dalam, ada koper baju dan lain-lainlah. Kalau tak salah diangkut siang. Kayaknya orang yang tinggal di situ sudah pindah," ujar seorang pekerja Alfamart yang namanya enggan disebutkan. 

Pekerja Alfamart ini tahu betul aktivitas di bangunan ruko di sebelah tempatnya bekerja. Sebab, bangunan ruko itu berdempetan dengan toko Alfamart. 

Baca juga: Kapendam Respons Kasus Dugaan Pemerasan Pengusaha di Batam Libatkan Anggota TNI

"Setahu kami, jarang ada kegiatan di situ. Jarang buka juga rukonya. Kayaknya itu dibuat rumah tinggal," ujar beberapa pekerja toko. 

Yang mereka tahu, orang yang tinggal di ruko tersebut belum lama tinggal di sana.

"Orang yang tinggal di situ belum lama, mungkin masih baru," ujar pekerja toko yang mengaku sudah lama bekerja di Alfamart. 

Korban pemerasan oleh anggota TNI di Batam, Budianto usai melaporkan insiden kelam ke Denpom 1/6 Batam, Senin (3/11/2025)
Korban pemerasan oleh anggota TNI di Batam, Budianto usai melaporkan insiden kelam ke Denpom 1/6 Batam, Senin (3/11/2025) (Beres/TribunBatam)


Komentar warga lainnya juga serupa. Adi, pedagang buah di depan bangunan tempat tinggal korban, mengaku tak tahu ada kejadian di ruko tersebut. 

"Memang kenapa dengan bangunan itu, sering tutup. Nggak kenal juga. Tapi belakangan ini, kami ada lihat meja biliar di bawah. Ada satu meja, kami lihat pas tukangnya lagi renovasi," ungkap Adi. 

Adi mengaku tak banyak tahu tentang pemilik rumah tersebut. Yang ia tahu, ruko itu bukan tempat berjualan dan sering tutup. 

Kuasa Hukum Jaga Kerahasiaan Alamat Kliennya

Sebelumnya, pemilik ruko, Budianto yang juga menjadi korban pemerasan, mengaku dirinya tinggal di sana bersama sang istri. 

Ia tinggal di lantai dua, sementara lantai satu dibuat meja billiar untuk pribadi. Hingga kini, belum diketahui bisnis maupun usaha yang dijalankan korban. 

Kuasa hukum korban, Deny Tampubolon ketika dikonfirmasi bisnis dan usaha korban, serta alamat tempat tinggal kliennya yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) enggan memberi tahu. 

Baca juga: Propam Polda Kepri Tangkap Seorang Perwira, Diduga Peras Pengusaha Hingga Rp300 Juta

"Jawaban dari korban, nggak dulu ya. Karena itu privacy dan menyangkut keselamatan korban," ujarnya.

Budianto Mengaku Trauma

Sebelumnya, Budianto mengakui setelah kejadian yang menimpanya Kamis, 16 Oktober 2025 lalu, kehidupan Budianto dan istrinya berubah total. 

Rumahnya dirasa jadi tempat paling menakutkan.

"Kami tidak bisa tidur nyenyak. Setiap ada suara kendaraan berhenti di depan rumah, kami langsung panik. Kami merasa terus diawasi. Kami takut mereka akan kembali," ujarnya, Senin (3/11/2025).

Istrinya yang sedang hamil delapan bulan mengalami trauma paling parah. Kondisi mentalnya hancur. Depresi berat.

"Istri saya sangat depresi. Dia menangis setiap hari. Dia takut. Dia bilang tidak mau tinggal di rumah ini lagi," kata Budianto.

Sebagai informasi, Budianto menjadi korban dugaan pemerasan libatkan oknum TNI dan polisi, Kamis malam, 16 Oktober 2025.

Kala itu ia tengah bermain biliar bersama enam temannya. Tiba-tiba sekelompok pria datang mengaku BNN. Mereka melakukan penggeledahan hingga minta uang Rp1 miliar modus penggerebekan narkoba.

Saat kejadian, korban juga mengaku sempat ditodong pistol di kepalanya, di pelipis. 

Di tengah ancaman demi ancaman yang didapatnya, Budianto terpaksa meminjam uang Rp300 juta dari saudara iparnya.

Baca juga: Pengusaha di Batam Korban Pemerasan Oknum TNI dan Polisi Buat Laporan ke Denpom

Setelah uang diterima, barulah sekelompok pria itu keluar dari rumahnya.
 
Akibat kejadian yang menimpanya ini, Budianto mengaku trauma.

Sementara itu, Direktur Reserse Narkoba Polda Kepri, Kombes Pol Anggoro Wicaksono, enggan memberikan komentar terhadap kejadian yang diperbuat anggotanya, Iptu TSH, personel Subdit 3 Ditresnakoba Polda Kepri

Anggoro lebih memilih bungkam. Beberapa pesan WhatsApp yang dikirim Tribunbatam.id tak mendapat respons. (TribunBatam.id/bereslumbantobing)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved