Sederet Fakta Ayah Jual Ginjal di Karimun Untuk Pengobatan Anaknya yang Divonis Kangker Otak
Demi Pengobatan anaknya, Seorang Pria Dikarimun Rela Mempromosikan Ginjalnya. Aksi Nekatnya tersebut Akhirnya mendapat Respon dari banyak pihak.
TRIBUNNEWS.id, KARIMUN - Demi kebaikan anak, orangtua akan rela melakukan apa saja.
Bahkan melakukan sesuatu yang dapat mengancam nyawanya sendiri.
Seperti yang dilakukan oleh seorang pria yang beralamat di RT 006 RW 006, Kelurahan Teluk Air, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimundi, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) bernama Eli Krisrianto (54).
Pria yang telah berusia setengah abad lebih itu menawarkan organ bagian dalam tubuhnya demi pengobatan putra pertamanya yang menderita kanker otak.
Pada Minggu Sabtu (29/6/2019) siang sekira pukul 13.00 WIB Eli melangkahkan kakinya ke Pelabuhan Tanjungbalai Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Memakai kaos hitam lengan panjang yang dilapisi lagi dengan kaos putih, kain sarung warna merah, peci hitam dan sendal jepit, Eli berdiri di taman depan Hotel Taman Bunga.

Dengan posisi meghadap hotel dan membelakangi kediaman dinas Bupati Karimun, Eli membawa sebuah spanduk bertuliskan "JUAL GINJAL, SAYA JUAL GINJAL SAYA UNTUK PENGOBATAN ANAK SAYA, SAKIT TUMOR OTAK". Spanduk warna putih tersebut merupakan bekas dari alat peraga lampanye seorang calon anggota legislatif pada pemilu lalu.
Tindakan yang dilakukannya Eli ini lantaran tidak memiliki biaya untuk mengobati putra sulungnya yang bernama Elandra Wiguna (23).
Kepada awak media bapak empat anak itu mengaku tidak mengetahui lagi cara untuk memperoleh biaya pengobatan.
Ia memilih pelabuhan sebagai lokasi mempromosikan menjual organ yang penting bagi tubuhnya, dengan harapan ada yang membeli.
"Disini tempatnya ramai. Ntah ada orang luar negeri yang mau beli ginjal saya. Saya jual sebesar biaya pengobatan anak saya saja," ungkapnya.
Aksi Eli tersebut jelas menarik perhatian orang yang keluar masuk pelabuhan.
Meskipun banyak diantaranya yang melihat sebentar dan kemudian berlalu.
Pria kelahiran Ujung Pandang, 13 Maret 1965 itu setiap harinya menjadi penjaga serta muadzin di mushala Al Hasan (lapangan parkir belakang gereja St Joseph Tanjungbalai Karimun). (ayf)
Kondisi sang anak