Sederet Fakta Ayah Jual Ginjal di Karimun Untuk Pengobatan Anaknya yang Divonis Kangker Otak
Demi Pengobatan anaknya, Seorang Pria Dikarimun Rela Mempromosikan Ginjalnya. Aksi Nekatnya tersebut Akhirnya mendapat Respon dari banyak pihak.
Elandra Wiguna (23), anak Eli Kristanto divonis oleh pihak medis menderita kanker otak sekira satu bulan yang lalu.
Hal itu diketahui setelah hasil ct scan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani Kabupaten Karimun.
Sebelum di pindai ct scan, Elandra telah menderita sakit sekitar satu tahun kebelakang. Dimana Elandra sering mengalami kejang-kejang.
Putra sulung dari Eli tersebut sempat dibawa ke Puskesmas Tanjungbalai dan RSUD Muhamad Sani.
Sejak pulang dari rumah sakit, Elandra dirawat seadanya di rumahnua di RT 006 RW 001, Kelurahan Teluk Air, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri.
Kondisi Elandra sendiri sangat memprihatinkan ketika berada di rumahnya. Tubuhnya sangat kurus. Ia terbaring lemah di atas sebuah kasur. Di hidungnya terpasang sebuah slang. Sebuah slang untuk buang air juga disalurkan ke alat vitalnya.

Pulang Dari Rumah Sakit Tanpa Penjelasan
Elandra dirawat sekitar 20 hari di Puskesmas Tanjungbalai dan sekitar 20 hari di RSUD Muhammad Sani.
Namun sekitar sepekan lalu, pihak rumah sakit memperbolehkan Elandra pulang.
Tapi keluarganya tidak mendapatkan penjelasan dari pihak rumah sakit terkait kondisi kesehatan anaknya.
"Sekitar seminggu lalu disuruh pulang pihak tapi alasannya tak jelas. Waktu itu masih dioksigen, diimpus dan makan pakai slang. Katanya anak bapak ini sudah boleh pulang. Saya tanya sama perawatnya. Alasannya dari dokter. Bilang lah anak saya sudah sehat atau bagaimana," ungkapnya.
Urus BPJS ke Dinkes Malah Dikasari Oleh Staf
Ketika dirawat di Puskesmas, pihak medis menyarankan agar Eli segera mengurus BPJS Kesehatan bagi anaknya.
Lantaran karena tidak memiliki biaya, Ia mendatangi Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun untuk mengurus BPJS bagi warga tidak mampu.
Sayangnya upaya Eli tidak berhasil. Malah Ia sempat mendapatakan perkataan yang kurang pantas dari petugas di Dinas Kesahatan.
"Saya disarankan orang puskesmas untuk urus BPJS. Saya ke Dinas Kesehatan. Tapi katanya sudah konfirmasi sama provinsi dan bilang tidak ada biaya dari provinsi karena terlalu besar. Orang dinas bilang jangan pikir bapak saja, ada juga satu orang lain tapi ditolak juga," ungkapnya.