Kita Terus Upayakan Pembebasan Sandera. Tapi Tak Mungkin Intervensi, Kata Wapres JK
"Kan selalu begitu saja, orang penyandera selalu mengancam. Di mana pun di dunia ini selalu begitu," ujarnya
Keduanya sudah berada di otoritas Filipina dan tengah menjalani pemeriksaan kesehatan.
Wiranto enggan mengungkapkan bagaimana cara kedua WNI anak buah kapal niaga tersebut bisa lolos dari penculik. Ia mengatakan, biarkan mereka sendiri yang nanti bercerita proses lolos itu.
"Kita dapat hadiah 17-an. Kemarin dapat berita dua orang lolos dari tangan penculik," ujar Wiranto.
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Filipina pun telah dikonfirmasi atas peristiwa itu.
KBRI tengah mengawal pemeriksaan kesehatan sandera di Filipina untuk kemudian dibawa kembali ke Tanah Air.
Wiranto berharap perkembangan pembebasan sisa para sandera lebih baik lagi ke depannya.
Pemerintah Filipina sudah memberikan ancaman serius kepada para penyandera melalui tekanan militer sekaligus psikologis.
"Oleh sebab itu kami doakan agar teman-teman kita yang tersandera cukup lama itu segera bisa bebas," ujar Wiranto seraya menengarai lolosnya dua WNI tersebut tidak mengancam keselamat 9 WNI yang masih disandera.
"Ada yang lolos atau enggak lolos, akan sama saja," ujarnya.
Tingkat ancaman keselamatan terhadap para WNI yang masih disandera, menurut Wiranto, sama saja.
Mengenai WNI yang masih disandera, ia tidak mau mengungkap lebih lanjut. Ia berharap agar tekanan militer dan psikologis oleh Pemerintah Filipina berbuah positif terhadap pembebasan para sandera di Filipina.
"Yang jelas, kita jangan mendahului. Ya kita doakan yang lain tetap selamat," ujar Wiranto.
"Dengan tekanan-tekanan pihak Filipina dan dengan keseriusan pihak Indonesia, terutama Menlu yang terus menerus memberikan satu atensi khusus ini, mudah-mudahan ada perkembangan yang lebih baik," lanjutnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir menegaskan saat ini pemerintah terus berupaya dalam membebaskan seluruh warga negara Indonesia yang menjadi sandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina.
Menurut Arrmanatha, pemerintah menjalankan strategi multi tracking melalui Pusat Penanganan Krisis (Crisis Center) yang dipimpin oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).
"Target kami sudah jelas, yaitu membebaskan sandera," kata Arrmanatha.
